TSOLE 02

Berita mengenai hidupnya kembali sang permaisuri menggemparkan seluruh penghuni kekaisaran Tang. Para rakyat mulai menggosipkan berita itu dari mulut ke mulut.

Cambukan yang dipertontonkan kaisar secara massal membuat mereka merinding ketakutan dan berasumsi tak akan ada yang bisa selamat dari cambukan maut sang kaisar.

Mereka melihat jelas teriakan kesakitan permaisuri dan bahkan menduga-duga jika di tempat penghukuman nyawa permaisuri akan lenyap, tetapi beredar kabar jika permaisuri hidup kembali.

Terlebih lagi para petinggi yang tak suka dengan sang permaisuri yang terkenal bodoh, lamban, dan juga lemah. Begitu tak pantas bersanding dengan sang kaisar yang kejam, kuat, tangguh, serta berkarisma.

Mendengar kabar mengejutkan ini membuat para petinggi gagal menggelar pesta kematian sang permaisuri. Bahkan mereka pun sudah berunding siapa gadis yang cocok menduduki singgasana permaisuri.

“Bedebah!! Bagimana bisa permaisuri lemah itu bisa hidup kembali?” Kesal pejabat sosial kekaisaran sambil mengepalkan tangannya.

“Ku dengar racun yang kita berikan kepada permaisuri juga telah hilang. Bukankah ini hal yang sangat mengherankan.” Timpal salah satu pejabat kekaisaran.

Dalam ruangan itu terdapat 5 orang pejabat tinggi yang begitu ingin melengserkan kedudukan sang permaisuri, bahkan segala cara mereka lakukan tetapi tetap saja tak berhasil.

“Apakah kita perlu membuat konspirasi mengenai permaisuri? Lebih cepat permaisuri kita singkirkan maka semakin lebih baik lagi kakaisaran kedepannya.” Seru salah satu diantara mereka.

Mereka berlima seakan tau mana yang baik dan mana yang buruk untuk kelangsungan kekaisaran. Bahkan menyudutkan sang permaisuri pun mereka lakukan untuk menarik simpati dari orang-orang yang mendukung permiasuri.

“Sekarang kita hanya perlu memantau situasi. Aku merasa pejabat pendukung permaisuri mulai bergerak mengusut kasus ini.”

“Setelah mereka lengah, kita mulai rencana penuntasan nyawa permaisuri. Hahaha...”

Begitu inginnya kelima rubah itu menyingkirkan sang permaisuri tanpa tau jika seseorang tengah menguping jelas di balik pintu.

***

Sedangkan di kediaman permaisuri, masih ada Flo yang duduk tergugu meratapi nasibnya. Niat awal hanya bercanda kepada Tuhan tetapi malah dikabulkan setelahnya.

Apakah Flo harus murka dan menuntut atas apa yang dilakukan Tuhan padanya? Flo memang ingin lemak di tubuhnya hilang, tetapi bukan dengan cara berpindah ke tubuh orang lain di dimensi berbeda? Oh Ayolah!!! Otaknya seakan menolak dengan apa yang terjadi padanya saat ini.

“Tidak Flo, ini hanya mimpi dan kau akan terbangun dari tidurmu.” Gumamnya sambil menyubit lengannya hingga kemerahan.

Para dayang yang melihatnya lantas menasehati sang permaisuri.

“Hikss... Permaisuri, tolong jangan bersikap begini. Apakah permaisuri tidak mengingat kami dayang setia permaisuri?” Tanya salah seorang dayang rekan kerja dayang Wan bernama dayang Fuo

Kepala Flo rasanya mau pecah mendengar sebutan permaisuri yang terlontar dari mulut mereka semua.

“Kalian semua, berhentilah membual dengan kalimat permaisuri!! Sudah ku katakan jika aku bukan permaisuri kalian mengerti!!” Tegas Flo sambil mengusap pelipisnya yang terasa sangat sakit.

Dayang Fuo yang melihat Flo memegang pelipis lantas bertanya dengan nada khawatir.

“Mari biar hamba pijat kepala permaisuri! Permaisuri mungkin kelelahan sehingga melupakan kami, jadi ada baiknya permaisuri beristirahat sejenak.” Katanya tak masuk akal.

Apakah ada orang yang kelelahan sampai-sampai lupa ingatan? Alasan yang cukup konyol menurut Flo.

‘Ya Tuhan, cobaan apa lagi yang kau berikan padaku?’ Batinnya lelah.

Flo berusaha mencerna semua yang tengah terjadi padanya meskipun bertolak belakang dengan akal sehatnya.

“Kau, siapa namamu?” Tanya Flo sambil menunjuk seorang dayang paling kecil diantara dayang yang lain.

Hikss.. 

Hikss... 

Bukannya menjawab pertanyaannya, dayang kecil itu hanya menangis sambil menatap sendu ke arah Flo.

Flo yang melihatnya hanya mampu mengerutkan dahinya melihat reaksi si dayang kecil. Apakah ia ada salah? Flo menjadi bingung apa yang menyebabkan dia menangis.

“Hei!! Mengapa kau menangis begitu? Aku hanya bertanya namamu siapa dan kau menangis? Dasar cengeng!!” Flo yang aslinya memang ketus membuat semua dayang semakin terkejut, terutama si dayang kecil.

Permaisuri yang mereka kenal orangnya lemah lembut, bertutur kata sopan, dan sangat penyayang. Tetapi yang mereka lihat saat ini sungguh bertolak belakang dengan permaisuri dulu.

“P-permaisuri, dia dayang Wen adik dari dayang Wan.” Jawab dayang Fuo yang diangguki oleh Flo.

Tunggu sebentar!! Aku seorang permaisuri lantas....

“Jika aku seorang permaisuri, mengapa aku diruangan seperti ini? Kemana anggota kekaisaran yang lain? Dan ada dimana Kaisar? Bisa kau ceritakan semuanya padaku?” Tuntut Flo kepada ketiga dayang yang mengaku dayang setianya.

Dayang Wan yang usianya lebih tua diantara mereka lantas mewakili atas pertanyaan Flo. Mereka bertiga sepakat bahwa permaisuri benar-benar cidera ingatan.

“Mohon maaf jika cerita hamba menyakiti perasaan permaisuri dan ham--”

“Langsung ke intinya saja!” Desak Flo tak sabar.

Lalu mengalirlah cerita panjang mengenai kehidupan permaisuri mulai dari dia yang selalu dikambing hitamkan oleh para pejabat kontra-permaisuri, keluarga kekaisaran yang begitu acuh terhadap permaisuri yang dianggap tak berguna, ditambah perlakuan Kaisar yang begitu kejam terhadap permaisuri.

Flo yang mendengar semuanya begitu gelap muka akan nasib permaisuri terdahulu. Ternyata keberadaannya di kekaisaran ini hanya dijadikan pajangan semata. Bahkan jika bukan karena surat putusan kaisar terdahulu, sudah lama permaisuri terdahulu di depak.

Ternyata hidup di lingkungan kekaisaran begitu penuh intrik dan drama. Ibarat kata pepatah mengenai hukum rimba, hanya yang terkuatlah bisa bertahan.

“Namaku siapa?” Tanya Flo pada ketiga dayang.

“Permaisuri Ling Huang, itu adalah nama dan marga permaisuri.” Balas dayang Fuo.

“Lantas kemana keluargaku? Apakah mereka tau keadaanku begitu sengsara di sini? Mengapa kalian tidak memberi tahukan ke mereka atas segala penyiksaan yang aku dapatkan?” Kesal Flo.

Bagaimana tidak? Ia dinikahkan dengan sang kaisar yang berusia 27 tahun sedangkan umurnya masih 17 tahun? Dan lagi, tak ada satupun diantara mereka bertiga yang menyampaikan hal sepenting ini kepada keluarga Permaisuri Ling.

“M-maafkan kami permaisuri, tapi bukankah permaisuri begitu mencintai kaisar Feng hingga rela menahan segala siksaan yang diberikan atas izin sang kaisar dan juga melarang kami mengatakan apapun terhadap keluarga permaisuri?” Jelas dayang Fuo yang membuat bibir Flo terkatup rapat.

“Bahkan permaisuri mengancam bunuh diri jika kami sampai memberitahukan hal itu kepada keluarga permaisuri. Tolong maafkan kami!!!” Ujar mereka bersamaan sambil membenturkan dahi di lantai tanah.

Flo yang melihatnya terkejut dengan aksi mereka. Apakah begini cara mereka meminta maaf dengan melukai diri sendiri?

“Apakah aku begitu mencintai kaisar?” Tanya Flo lirih sambil menatap ke arah dayang setianya, dan sialnya mereka bertiga kompak menganggukkan kepala.

“BEDEBAH KAU KAISAR SIALAN!!”

“AKU BERSUMPAH AKAN MENUNTUT BALAS ATAS SEMUA YANG TELAH KAU LAKUKAN KEPADAKU SELAMA INI.”

Dayang Wan, Fuo, dan juga dayang kecil Wen merasa terkejut dengan sifat permaisuri sekarang. Auranya sangat berbeda dengan aura permaisuri sebelumnya yang memancarkan aura lembut dan penyayang dan sekarang bagaikan iblis yang ingin lepas dari neraka.

Apakah cidera ingatan sang permaisuri begitu parah hingga melupakan rasa cintanya kepada kaisar?

Tokk... 

Tokk... 

Dayang kecil Wen pergi membuka pintu dan melihat seorang kasim ruangan kerja sang kaisar yang bertamu.

“Ada yang bisa saya bantu paman?” Tanya dayang Wen.

“Sampaikan kepada permaisuri untuk menghadiri persidangan esok hari atas perintah Yang mulia kaisar.” Jelas sang kasim dan berlalu pergi meninggalkan dayang Wen yang kembali menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

Raut wajah dayang Wen begitu ketakutan. Dayang kecil Wen takut jika permaisuri akan diberi hukuman lagi.

“Ada apa Wen?” Tanya dayang Wan.

“T-tadi paman kasim datang dan--”

“Dan apa?” Desak Flo.

“Atas perintah Yang mulia Kaisar, permaisuri wajib menghadiri persidangan.” Jelas dayang Wen yang mana membuat dayang Wan juga dayang Fuo saling bersitatap.

Raut wajah mereka menggambarkan kepanikan yang luar biasa. Permaisuri baru saja selamat dari kematiannya dan butuh istirahat. Apakah akan diberi hukuman cambukan lagi? Atau hukuman lain yang lebih parah atas kesalahan yang tak diperbuat olehnya?

“Hoho... Aku sangat penasaran rupa dari kaisar bedebah itu. Baiklah, aku sudah diundang dengan hormat maka sangat tidak sopan menolak ajakan sang kaisar.” Gumam Flo dengan senyum sinis dibibirnya.

‘Aura permaisuri sekarang jauh berbeda dibanding dulu.’ Batin mereka penuh haru.

Terpopuler

Comments

Wanda Wanda i

Wanda Wanda i

masih nyimak

2023-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!