Suasana di pagi hari kala itu begitu cerah meski tertutup awan sedikit. Seorang gadis muda masih begitu terlelap dalam tidurnya.
Para dayang tak berani mengganggu tidur nyenyak sang permaisuri, tapi apa mau dikata? Hari ini adalah hari persidangan yang wajib di hadirinya sesuai titah Yang mulia kaisar.
“Permaisuri begitu nyenyak tidurnya, apakah kakak akan membangunkannya?” Tanya dayang Wen.
“Seperti itulah! Persidangan akan dilakukan siang ini dan jika permaisuri terlambat datang pasti beliau akan terkena masalah lagi.” Balas dayang Wan.
Dengan perlahan dayang Wan menepuk pelan bahu Flo yang kala itu tidur menyamping.
Pukk...
Pukk..
“Permaisuri!! Fajar telah terbit apakah anda tidak ingin bersiap ke persidangan?”
“Nek.. Flo masih mengantuk! Sebentar lagi Flo bangun.” Gumam Flo yang mengira jika neneknya lah yang membangunkannya.
Dayang Wen mengira jika permaisuri Ling tengah mengigau dan kembali menepuk pelan lengannya.
“Permaisuri ini hamba dayang Wan. Tidakkah anda lupa hari ini ada persidangan di aula istana? Permaisuri harus bersiap dengan segera.” Bujuknya sekali lagi
Merasa terusik dengan tidurnya, perlahan Flo membuka mata dan ingatannya berputar soal kemarin. Ia memang benar-benar terdampar di dimensi ini.
Sudahlah!! Mungkin ini sudah menjadi garis takdirnya. Dan sekarang dirinya adalah seorang permaisuri, menggantikan jiwa permaisuri Ling yang sesungguhnya.
“Maaf mengganggu tidur anda permaisuri, tetapi hari ini anda ada persidangan. Dayang Fuo akan membantu anda membersihkan badan dan berpakaian.”
“Dayang Wan, apakah aku harus?” Tanya Flo risih. Ini sudah hal privasi walaupun sesama wanita tapi tetap saja ada rasa malu.
Tiba-tiba dayang Fuo datang dan mengatakan jika pakaian telah siap. Setelah meminta ijin ke permaisuri Ling, dayang Wen pun secara perlahan membuka hanfu lusuh milik Flo dan menyisakan kain tipis di dalamnya.
Meski malu tapi Flo berusaha menetralkan raut wajahnya. Setidaknya sampai ia benar-benar pulih dan berjanji tidak akan pernah mengizinkan mereka melakukan hal memalukan seperti ini lagi.
Hampir satu jam lamanya mereka bertiga menyiapkan Flo yang kini telah siap dengan hanfu sederhana berwarna biru polos tanpa motif. Meski demikian, Flo masih terlihat cantik dan juga anggun.
“Sebaiknya permaisuri makan terlebih dahulu dan setelahnya kita akan berangkat menuju istana kekaisaran.” Usul dayang Wan dan diangguki Flo.
Sesuai perkataan Flo semalam, mereka berempat makan secara bersamaan. Lalu setelah itu mereka mulai berangkat menuju istana.
***
Di sebuah ruangan megah dengan pilar tinggi berwarna emas hampir mendominasi. Ruangan itu cukup besar dan mampu menampung hingga ratusan orang.
Nampak banyak sekali pria dengan setelan tradisional tengah berdiri sambil sesekali terdengar bisikan.
“Apakah permaisuri akan diberi hukuman lanjutan?” Tanya salah seorang pejabat.
“Entahlah, tapi kurasa iya. Kau tau bukan betapa banyaknya orang tak menyukai permaisuri.”
“Termasuk kau bukan haha?”
“Aku hanya mencari aman saja. Aku tak ingin mencari masalah dengan orang belakang permaisuri.”
Di dalam ruangan itu terbagi atas dua kubu. Di kubu pertama adalah kubu yang memihak permaisuri dan kubu kedua adalah kubu kontra-permaisuri. Termasuk kelima pejabat tinggi kekaisaran yang sedari awal tak suka dengan posisi permaisuri.
Jumlah dari kedua kubu itu sangat jauh berbeda dan tentunya kubu kontra-permaisuri lah yang paling banyak.
“Pejabat Hong begitu licik dan tak tau malu. Huh!! Tidak tau rasa balas budi atas kebaikan permaisuri.” Ketus salah seorang tamu yang memihak pada permaisuri.
“Tak hanya pejabat Hong, tetapi semua rekan lainnya pun sama saja. Semoga Dewa membalas semua kebusukan mereka.”
Tak lama kemudian terdengar suara kasim yang membuat perhatian semua orang beralih ke pintu aula. Seorang pria berperawakan tinggi, bahu lebar, dengan sorot mata tajam membuat siapa saja yang melihatnya gemetar.
“YANG MULIA KAISAR MEMASUKI AULA!”
Sontak saja mereka semua duduk bersujud sembari menyerukan nama sang kaisar.
“Hormat kami Yang mulia kaisar, semoga anda hidup 1000 tahun lagi.” Seru mereka dengan suara lantang. Sedangkan sang kaisar hanya melewati orang itu tanpa berkata apapun.
‘Sangat sombong!’
“Kemana wanita itu? ” Tanya kaisar Feng pada pengawal pribadinya.
“Sepertinya permaisuri belum tiba di ruangan Yang Mulia. Apakah perlu ku periksa?” Tanya sang pengawal pribadi kaisar sekaligus memberi tawaran.
Sedangkan Kaisar Feng hanya menatap lurus kedepan dan tak bersuara lagi. Seorang kaisar harus dibuat menunggu? Cih!! Ia bersumpah akan menghabisi permaisuri Ling karena ini.
Tiba-tiba terdengar teriakan kasim lagi yang membuat pandangan orang-orang berfokus pada pintu aula. Mereka sudah sangat menantikan pertunjukan menarik dengan permaisuri Ling yang menjadi objek.
“PERMAISURI MEMASUKI AULA!”
“Hormat kami permaisuri, semoga anda hidup 1000 tahun lagi.” Suara sambutan itu tak sekeras saat kaisar memasuki aula.
Jelas saja! Hanya ada beberapa orang yang memihak permaisuri Ling sedangkan para pejabat lain nampak acuh dan merasa tak takut akan pengabaian yang mereka lakukan.
***
Kepanikan nampak terpancar jelas di wajah para dayang permaisuri Ling. Bagaimana tidak, Flo dengan tubuh yang masih lemah itu harus datang ke persidangan.
Sungguh kaisar yang kejam memaksa junjungan mereka untuk hadir dalam keadaan sakit seperti ini. Mereka tau bahwa mereka akan sampai terlambat. Tapi apa mau dikata, keselamatan junjungan mereka yang utama.
“Permaisuri, tolong berhati-hatilah saat melangkah.” Ujar dayang Fuo sambil memapah Flo dari sisi kanan. Sedangkan dayang Wan berada di sisi kiri Flo.
“Kakak, apakah kita bisa datang tepat waktu? Aku takut permaisuri terkena masalah lagi karena datang terlambat. Kakak tau bukan Yang mulia kaisar paling tidak suka dibuat menunggu.” Ujar dayang Wen memberi tahu.
Sedangkan Flo nampak biasa saja mendengar percakapan mereka. Ia hanya berfokus pada rasa sakit di sekujur tubuhnya bekas siksaan sang kaisar. Harusnya kaisar mengerti mengenai keterlambatan dia menuju istana.
Mereka ber-empat masuk lewat pintu belakang istana kaisar karena ruangan tempat Flo saat terbangun berada tepat di belakang istana.
“Aish! Permaisuri mana yang harus masuk lewat belakang seperti ini?” Gumam Flo tetapi masih bisa di dengar oleh para dayangnya.
“--”
Sang kasim yang melihat kedatangan permaisuri lantas memberi hormat. Pria tua itu masih menghormati permaisuri Ling sebagai ibu kekaisaran.
“Hormat hamba permaisuri, Yang mulia kaisar baru saja memasuki aula.” Seru sang kasim dengan raut wajah kasihan.
Gadis muda dihadapannya itu akankah terjerat masalah lagi? Melihat tubuh kurus dengan bekas luka disekujur tubuh membuatnya kasihan.
Para dayang yang mendengarnya tentu saja menampilkan raut wajah cemas dan risau. Mereka tau seperti apa kaisar yang bagaikan iblis saat marah.
Melihat raut wajah cemas dari kasim juga para dayangnya membuat Flo menghela nafas. Bersyukur ternyata masih ada yang masih memperdulikannya di dimensi ini.
“Terima kasih karena telah mengkhawatirkan ku paman.” Ujar Flo menampilkan senyum manisnya.
Setelah perbincangan singkat itu, kaism pun mulai berteriak memberi tahukan kedatangan permaisuri Ling.
“PERMAISURI MEMASUKI AULA!!”
Flo yang mendengar teriakan kasim pun memberenggut kesal. Gendang telinganya terasa berdenging.
“Aishh!! Apakah harus berteriak seperti itu paman? Telingaku rasanya sakit.” Ketus Flo dan dengan perlahan memasuki aula.
“Hormat kami permaisuri, semoga anda hidup 1000 tahun lagi!” Teriak para tamu dengan memberi sujud sambutan.
Flo yang melihatnya hanya mengerutkan dahinya. Bukan pasal mereka yang bersujud demikian, tetapi hanya ada beberapa orang saja yang melakukan penghormatan sedangkan sisanya nampak acuh atas kehadiran dirinya sebagai seorang permaisuri?
Sungguh keterlaluan!! Wanita dengan gelar tinggi seperti dirinya tak diberi penghormatan? Ingatkan Flo untuk membalas mereka.
Dilihatnya seorang pria gagah sedang duduk di atas kursi kebesarannya, tak lupa hanfu megah berwarna keemasan semakin menambah karisma sosok itu.
Dapat Flo tebak jika dia adalah seorang kaisar sekaligus suaminya? Pria itu memang tampan menurut Flo, bahkan sangat tampan. Hanya saja perlakuan kaisar terhadap permaisuri Ling sebelumnya sangat buruk hingga buruk juga menurut pandangan Flo.
“Beraninya anda hanya menatap Yang mulia kaisar tanpa memberi hormat!” Teriak salah seorang pria yang tak lain adalah pejabat Hong.
Pejabat Hong selalu saja mencari celah untuk memantik api jika berhubungan dengan permaisuri Ling.
“Saya rasa penglihatan anda cukup bagus dengan melihat keadaan sekarang. Dan sepertinya kau harus belajar tentang tata kerama Tuan karena tak memberi hormat kepada permaisuri ini!” Ujar Flo dengan tatapan dinginnya.
Mendengar ucapan Flo membuat semua orang merasa terkejut. Permaisuri yang terkenal bodoh, lamban, dan tak berguna untuk pertama kalinya bersuara demikian?
Apakah setelah bangkit dari kematian membuatnya menjadi lebih berani? Semua orang bertanya-tanya.
Raut wajah pejabat Hong memerah kesal atas pernyataan Flo yang seakan-akan menghina dirinya. Ataukah juga merasa terkejut dengan perubahan ini?
Para dayang permaisuri Ling juga sama terkejutnya atas perkataan junjungan mereka. Mereka memang suka atas perubahan permaisuri Ling sekarang, tetapi dalam keadaan dan diruangan yang sama dengan Yang mulia kaisar? Bukankah mencari mati namanya?
“Apakah kau tau mengapa kaisar ini memanggilmu kemari?” Tanya kaisar Feng tiba-tiba.
“Tidak!” Jawab Flo setelah terdiam beberapa saat. Rasanya ingin cepat kembali untuk tidur.
Balasan singkat Flo membuat semua orang semakin terkejut. Untuk pertama kalinya ada orang yang berani menjawab pertanyaan sang kaisar tanpa ada kata “Yang mulia” di belakangnya?
Kaisar Feng hanya berdecih singkat dan cukup curiga dengan perubahan sikap permaisurinya. Biasanya ia akan menunduk tak berani menatap matanya tetapi sekarang dia menatap menantang ke arahnya?
‘Tipu muslihat apa lagi yang ia lakukan?’ Batin kaisar Feng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Wanda Wanda i
kaisar ga ada akhlak emang ngeselin
2023-05-21
0