Menjelang hari H

***

"Arumi..."Ucap bi inah.

Arumi menoleh ke arah Bi inah, Arumi Maryam gadis berusia 19 tahun... Ia adalah salah satu gadis berhijab yang sehari-harinya tak terlepas dari selebar cadar di wajahnya. Arumi juga tipe seorang wanita yang periang dan baik hati. Tak ayal jika Alan sangatlah menyukainya. Selain itu, Arumi sangat menyayangi nenek Alan dan menjaganya dengan penuh kasih sayang.

"Ya bi..." Balas Arumi menghampiri Bi inah.

"Nyonya menyuruh anda untuk segera datang ke ruang tengah" Jelas Bi inah.

Arumi lekas melangkah ke arah di mana Nyonya besar kediaman itu memanggilnya "Sayang. Ayo kemari" Ucap Ny. Rose.

"Ya. Bu... Ada apa?" Tanya Arumi menghampiri Ny rose yang duduk di sofa ruang tengah kediaman Anggara yang mewah.

"Sini sayang... Duduklah" Pinta Ny. Rose menarik Arumi untuk duduk di sebelahnya.

"Lihat ini..." Ny Rose memperlihatkan, sebuah map berisikan photo priwed...

"Apa itu bu?" Tanya Arumi.

"Ini adalah photo priwedding. Konsef mana yang ingin kamu pilih?' tanya Ny. Rose.

"Subhanallah... Indah sekali. Tapi, apakah semua itu cocok untuk ku?" Tanya Arumi sedikit canggung dan merendahkan diri.

"Tenanglah sayang. Kamu kan cantik, jadi pakai apapun juga akan tetap bagus" Jelas Ny. Rose memuji.

"Jangan begitu bu. Aku sedikit tersipu nanti" Balas Arumi malu-malu.

"Haah... Akhirnya. Kamu akan jadi menantu rumah ini. Ibu sungguh bahagia... Kelak, lahirkan lah cucuk laki-laki yang banyak. Agar kelak akan ada penerus usaha ayah mertua mu nak" Imbuh Ny. Rose terlalu berharap.

Innalilahi... Sebenarnya, sejak awal Arumi memang tak ingin makan atau minum dari hasil usaha rentenir ayah angkat. Arumi memilih menyimpan dan membeli apapun dari hasil keringat Arumi sendiri. Bathin Arumi.

Ia tak ingin menyinggung ibu angkatnya jika ia bicara sesuai kata hatinya.

"Jangan melamun... Cepat berdandan yang rapi... Kita akan segera belanja barang-barang keperluan pernikahan" Jelas Ny. Rose.

Arumi mengangguk dan ia pun lekas membawa tas simple miliknya "Bu. Apakah kita akan berangkat sekarang?" Tanya Arumi. Ny Rose mengangguk dengan sebuah senyuman.

Mereka pun berangkat hari itu juga... Nampaknya Ny. Rose sangat senang karna hari pernikahan putra sulungnya akan segera di laksanakan. Mereka mulai pergi ke pusat perbelanjaan dan membeli barang yang di perlukan untuk pernikahan Arumi.

Sebenarnya, Arumi tak tahu apa alasan mereka mengadopsi Arumi sedari kecil. Bahkan, Arumi di perlakukan seperti anaknya sendiri. Arumi tak pernah bertanya tentang asal usulnya, bahkan karna di adopsi sedari usia balita, ia tak tahu jati dirinya yang sebenarnya.

... Namun rupanya di balik semua itu... Ada sebuah kejadian di masa lalu yang memaksa kluarga tersebut untuk mengatasi masalah besar itu hanya dengan mengadopsi Arumi. Apa boleh buat, Kluarga Arumi tewas karna kecelakaan yang di sebabkan oleh kecerobohan Ayah Alan, Satu mobil yang ditabrak ayah Alan terdiri dari Suami istri dan dua anaknya. Namun, hanya Arumi sajalah yang berhasil selamat. Karna ia terpental ketika mobil yang di kendarai Kluarganya terjun ke jurang lalu meledak. Sebuah karunia bagi Arumi terlepas dari mautnya.

Kini ia memang hidup nyaman di kluarga Anggara namun, ia juga tak suka di perlakukan begitu berlebihan. Sebab ia tak mau makan uang yang ayah angkatnya berikan, ia tahu jika uang tersebut adalah hasil keringat dari orang lain yang di peras oleh kluarga tersebut.

***

Malam hari..

Alan sangat bahagia "Arumi... Apakah kau gugup?" Tanya Alan menggoda Arumi. Mereka saling bertemu di balkon teras lantai dua, cuaca cerah di malam persebut sungguh begitu romantis kala rembulan menyinari calon sepasang suami istri tersebut.

"Ya mas. Aku sungguh gugup, apakah benar besok adalah hari pernikahan kita?" Tanya Arumi malu-malu.

"Tentu saja. Saat ijab kobul terucap, kita akan sah jadi pasangan yang halal..." Ujar Alan, ia sungguh tak tahan oleh mata Arumi yang berbinar. Hatinya selalu berdebar kencang kala dekat dengan gadis bercadar itu. Jujur saja, Sejak dua belas tahun yang lalu. Arumilah cinta pertama Alan, makanya Alan sangat bahagia kala menunggu hari H di esok hari..

"Ya mas. Aku akan menunggu hingga besok menyapa kita di altar pernikahan impian kita" Balas Arumi. Alan lekas merogoh saku jasnya dan mulai memberikan sebuah kotak "Ah... Mas, apa itu?" Tanya Arumi terkejut. Mata Arumi terbelalak dengan berbinar-binar.

"Arumi... Jadilah istriku, temani aku di saat aku rapuh... Jadilah milikku... Dan terima aku dengan segala ke kuranganku" Ucap Alan dengan nada yang begitu indah. Arumi sungguh tersipu, Alan mulai meraih tangan Arumi yang lentik itu. Lalu ia pun membuka kotak kecil merah yang berisikan sebuah cincin kawin.

Alan memasangkan cincin itu di jari manis Arumi yang lentik "Indah sekali..." Bisik Arumi menatap senang kala jemarinya terlihat bersinar oleh cincin dari Alan.

"Kamu cocok memakainya..." Ucap Alan mulai mengecup tangan Arumi.

Namun, cincin yang Alan pasang di jemari Arumi terlalu kebesaran, hingga cincin tersebut jatuh ketika Alan melepas kecupan nya dari tangan Arumi.

Pluk!

Cling!

Cling!

Cling!

"Ah!" Pekik Arumi kaget. Alan pun membatu kala cincin terlepas begitu saja dan mengelinding jatuh ke bawah balkon teras rumah nya "Arumi..." Bisik Alan.

"Mas... Cincinnya jatuh, bagai mana ini?" ucap Arumi panik.

"..." Alan tersentak dan sedikit membatu.

"Mas... Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Arumi khawatir pada Alan.

Cincinnya jatuh? Apakah ini sebuah pertanda buruk? Bathin Alan meracau dengan segala ke takutannya. Ia sangat takut jika di hari pernikahannya besok, terjadi sebuah hal yang tak di inginkan.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!