Singkong

Pintu terbuka dari luar, bersamaan dengan itu bocah lelaki berbadan gemuk dengan potongan rambut front puff, memunculkan diri.

“Kenapa?” tanya Velden, menatap Ansel menahan tangisnya.

Membuat Dzakia mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Sembari memasang maskernya kembali.

Menatap intens bocah berseragam TK, yang menutupi kepala bagian belakang dengan kedua tangan.

“Huaaaaaa!” Tangisan Ansel seketika pecah, membuat Velden beranjak dari duduknya di meja. Mendekati bocah itu, dan menyejajarkan tingginya dengan Ansel

“Kenapa nangis?” tanya Velden mengusap pipi si bungsu keluarga Raharja.

Sedangkan Dzakia hanya menjadi pengamat antar dua orang beda umur itu.

Tangisan Ansel kian menjadi-jadi, bersama dengan itu. Ia mulai memperlihatkan telapak tangan kearah Velden.

“Darah,” pelik Velden.

Dzakia terperanjat kaget.

Perlahan penglihatan Ansel mulai kabur. Tubuh kecil Ansel, mengudara ke belakang. Dengan gesit Velden menahan tubuh Ansel. Wajahnya terlihat gusar.

“Ikut saya sekarang!” titahnya mengangkat tubuh Ansel.

“Kemana?” tanya Dzakia bergeming.

Berhasil menghentikan langkah Velden. Lelaki itu menoleh dan berkata, “Mau diterima lamarannya tidak?”

Dzakia mengelus dada ketika Velden membentaknya. Ia pun lantas mengikuti Velden dari belakang. Namun tiba-tiba saja, lelaki yang berjalan di depannya berhenti.

“Jas, ponsel, dan rokok saya, tolong dibawa ...dan jangan lupa matikan laptop saya,” perintah Velden. Membuatnya berbalik arah.

“Hus ribet,” gerutunya kesal.

Sebab Velden secara tak langsung. Menjadikannya sebagai budak. Cepat ia mematikan laptop dan menutupnya.

Menarik jas yang tersampir di kursi. Dan berlari keluar. Langkahnya terhenti, ketika ingat sesuatu. “Ah ... bagaimana aku bisa lupa. Dengan permen si galak,” pekiknya memukul jidat, berbalik ke meja kerja Velden. Untuk mengambil ponsel dan rokok yang tergeletak di samping laptop.

“SINGKONG ... MASKER!” teriakan dari luar, membuatnya segera berlari keluar ruangan, sambil menenteng jas yang tersampir di pergelangan tangannya. Sedangkan tangan satunya berusaha memasukkan bungkus rokok dan ponsel ke dalam tasnya.

“His ngapain teriak-teriak,” gumamnya, memandang Velden sedang menunggu lift terbuka. Ia segera mempercepat langkahnya. Tak sudi jika kena semprot dari Velden untuk yang kesekian kalinya.

Sesampainya di lantai dasar Velden segera keluar dari lift. Dan berlari menggendong Ansel yang masih tak sadarkan diri.

Dzakia mengikuti dari belakang. Sedikit banyak karyawan yang berada di lobby kantor melihat kejadian ini, penuh tanya.

Pasalnya tadi si bungsu dari Raharja, masuk ke dalam kantor dengan keadaan baik. Hanya saja bocah itu menutupi kepalanya bagian belakang.

Sesampainya di tempat parkir mobil, Velden segera mencari keberadaan mobilnya.

“Cari kunci di saku celana saya!” perintahnya tegas, membuat Dzakia melongo.

“Tidak mau!” tolaknya keras, bagaimana mungkin dia merogoh saku celana milik lelaki.

Velden membuang napas kesal.

“Singkong jika mau berdebat dengan saya. Tolong cari situasi yang pas,” ketusnya yang tak lantas membuat Dzakia melakukan perintah darinya.

“Cepat lakukan!” bentak Velden keras, membuat kedua bahu Dzakia bergetar, kaget.

Dengan keragu-raguan, akhirnya Dzakia memasukkan tangannya di saku celana bagian belakang milik Velden.

“Disaku samping bagian kanan,” tegur Velden. Membuat Dzakia langsung menarik tangannya keluar.

“Kau tidak mengatakan hal itu,” gerutu Dzakia membungkukkan badannya sedikit. Sial matanya justru tertuju pada bagian vital milik Velden.

Ia segera menggeleng pelan untuk menormalkan otaknya. Yang mulai tidak waras.

“Bilang saja lagi cari kesempatan. Kapan lagi kau bisa memegang bokongku,” sinis Velden yang membuat Dzakia yang tadi ingin memasukkan tangannya ke dalam saku ter urungkan.

“Kau pikir saya bahagia, melakukan hal kayak tadi?” omelnya tak terima.

“Jangan perbanyak bicara tapi banyaklah action,” ketus Velden, berpikir.

Wanita yang bersamanya saat ini, sering membuatnya jengkel. Tak bisa dibayangkan. Jika seandainya ia benar-benar menikahi Dzakia. Bisa dipastikan setiap hari ia akan adu mulut dengan istrinya.

Dzakia berusaha mengambil kunci disaku celana Velden, dengan kedalaman yang tak tanggung-tanggung. Membuatnya, harus bekerja keras untuk mengambilnya.

“Ini saku, apa lubang buaya. Dalam banget,” gerutunya, membuat Velden melirik kearahnya.

Pintu terbuka dari kunci remote mobil. Velden segera masuk ke dalam.

“Cepat, masuk sekarang!” titah Velden.

Dzakia masuk ke dalam mobil, melewati Velden yang sudah duduk sambil memangku Ansel. Lelaki itu mengerutkan kening, heran.

“Heh, kenapa masuk bagian penumpang?” teriak Velden mendongak, membuat matanya bertatapan dengan mata Dzakia.

Mendengar hal itu Dzakia mengurungkan niatnya untuk menghempaskan bokongnya ke kursi mobil.

“Keluar, masuk ke bagian kemudi,” tegas Velden, membuat Dzakia mendengus.

“Kalaupun saya duduk di kursi kemudi....” Menggantung ucapannya melirik kearah kursi kemudi. Sebelum melanjutkan ucapannya kembali. “Tetap saja, mobilnya tidak akan bergerak dari sini. Orang saya tidak bisa nyetir.”

Velden ternganga tak percaya akan penjelasan Dzakia. Membuatnya tak mensia-siakan kesempatan untuk mengolok-olok, lawan bicaranya.

“Perempuan macam apa kau ini, masa zaman sekarang tidak bisa menyetir mobil,” dengusnya yang mampu membuat Dzakia bergumam.

'Lihatlah Yah, putrimu di ejek karena hal semacam ini. Andai saja Ayah mengizinkan aku belajar menyetir. Kanku rubah cita-citaku yang dulunya dosen, menjadi pembalap!'

“Menyusahkan saja, kalau saya benar- nikah dengan Anda! Pengeluaran saya bertambah, karena harus bayar sopir untuk mengantarkan Anda kemana-mana,” ujar Velden beralih ke kursi kemudi. Setelah meletakkan Ansel di pangkuan Dzakia.

Ia pun memakai sabuk pengaman. Memutar setir pelan, yang membuat mobil mundur perlahan.

“Singkong satu ini tidak berguna,” makinya melirik dari kaca kecil. Yang mendapatkan tatapan tajam dari si empu.

Terpopuler

Comments

Nonheni

Nonheni

Hhhh😀😀😀😂😂😂 apa kesentuh nga yaaa di dalam celana 👖😀😀😀😃penasaran.

2022-11-22

2

Zahra Gunawan

Zahra Gunawan

makin seru, semangat kak author 😊

2022-11-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!