Deg!
Dzakia terkejut tatkala Velden memutarkan kursinya.
Manik keduanya saling bertemu, membuat mereka kompak mengalihkan pandangan ke arah lain.
Jantung Velden berdebar kencang, entah karena terkejut atau karena tak sengaja matanya bertatapan dengan wanita bermasker itu.
Diliriknya wanita di depannya itu menunduk dalam. Sembari meremas tali tas, mengisyaratkan jika lawan bicaranya begitu gugup. Berhadapan dengannya.
“Ehem!” Dehaman pertama kali memuat ruangan yang tadi hening sedikit hidup.
“BMW i8 ...Anda pikir saya tergiur dengan itu?” katanya menggebrak meja.
Bahu Dzakia bergetar, kaget.
Pertemuan pertama meninggalkan kesan yang tidak baik. Bagaimana tidak, jika Velden langsung to the points, membahas tentang mobil yang dikirim ke kediaman Raharja. Tidak tanggung-tanggung mobil BMW i8 berkisar hingga 4,24 Milyar.
Sepertinya wanita bermasker itu sudah kehilangan kewarasannya. Buktinya rela merogoh kocek yang lumayan hanya untuk melamar Velden.
“Dan bukankah saya sudah menolak lamaranmu. Kenapa masih ngejar-ngejar saya?” Velden duduk di kursi kerjanya dengan nyaman. Tangannya meraih bungkus rokok yang tergeletak di meja kerja.
Mengambil satu batang, dan meletakkan lagi ke meja. Kini lelaki itu mencari korek api di sakunya.
Secepat kilat korek api yang membakar rokok menyala. Sedikit tiupan, dari mulut. Membuat api mati. Ia menyesap rokoknya, mengeluarkan asap dari mulut. Mata elangnya melirik kearah wanita yang berdiri di depannya. Ia tersenyum menyeringai, tak terpikirkan olehnya untuk mempersilahkan tamunya untuk duduk.
“Kau mau?” tanya Velden seraya menyodorkan bungkus rokok ke Dzakia.
Hingga bungkus itu hampir jatuh dari meja. Secepat kilat Dzakia menangkap bungkus rokok itu.
Membuat Velden tersenyum sinis.
Hal ini tak lantas membuat Dzakia marah. Wanita itu kembali meletakkan bungkus rokok itu ditengah-tengah meja.
Tangan kekar Velden ingin mengambil bungkus rokok, yang kebetulan masih dalam genggaman Dzakia.
Namun sebelum itu terjadi Dzakia segera menarik tangan, guna tidak bersentuhan dengannya.
“Apa yang Anda miliki? Hingga berani melamar saya. Dan ingat satu hal, saya tidak butuh barang mewah. Camkan itu!” tegasnya acuh.
“Saya memiliki apa yang perempuan lain tidak miliki.” Suaranya terdengar tegas, bahkan bisa dipastikan Velden tersihir oleh ketegasan yang dimiliki oleh Dzakia.
Velden memang lebih menyukai perempuan yang tegas, kuat memegang prinsip dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
“Dan saya pastikan Anda tidak akan pernah tahu hal yang saya miliki. Kecuali Anda menikah dengan saya.”
Mode kongslet tampaknya telah terjadi diotak Velden. Lelaki itu langsung mengarahkan jawaban Dzakia, ke arah yang berbau ranjang.
Velden meletakkan batang rokoknya di asbak. Sepertinya ini pembahasan yang menyenangkan.
“Anda bisa duduk sekarang!” ujarnya mempersilahkan.
Dzakia menarik kursi dan duduk dengan kehati-hatian. Terlihat elegan.
“Dinegara ini perempuannya masih banyak yang virgin. Jadi? Apa Anda pikir hanya Anda yang masih tersegel?” Bibirnya tersungging ke atas.
Dzakia tertohok oleh perkataan Velden. Sepertinya lelaki didepanya itu salah paham dengan jawabannya yang terkesan ambigu, didengar.
Ia tersenyum dibalik maskernya. Tadi malam mimpi apa, hinga bertemu lelaki mesum seperti Velden. Jujur saja ini kali pertama ia melihat wajah Velden dengan jelas.
“Sepertinya, Anda telah keliru memahami perkataan saya.” Sedikit jawaban, terkesan membuatnya berwibawa.
Velden diam, hanya suara ketukan bolpoin di meja. Yang mengisi ruangan.
“Katakanlah apa yang kau miliki, yang tidak perempuan lain miliki.” Velden terlihat penasaran. Namun tak lantas membuat wajah datarnya tertarik.
“Sudah saya katakan. Anda akan tahu jika Anda menikah dengan saya! Bukan hanya itu, saya pastikan Anda juga bisa merasakan hal itu. Hal yang mungkin tidak Anda dapatkan di perempuan lain.”
'Sial! Perempuan ini benar-benar berhasil membuatku penasaran' batinnya kesal.
Velden berdiri dari duduknya, berjalan mengelilingi mejanya. Memindai tubuh Dzakia.
Berhenti, menyandarkan bokong di ujung meja. Jarak selangkah dari kursi yang digunakan Dzakia duduk.
“Bagaimana mungkin saya menikah dengan perempuan seperti Anda. Tidak mengenal garis keturunannya, tidak tahu karakternya. Bahkan melihat rupamu saja tidak.” Perkataan Velden seperti memberikan sedikit harapan, jika ia mengetahui ketiganya. Kemungkinan besar ia akan menerima lamaran dari Dzakia.
“Dan jika pun saya tahu semuanya. Belum tentu juga saya mau nikah dengan Anda!” ujarnya tertawa lepas.
Tak perlu diragukan lagi. Kemampuannya menyanjung lawan bicaranya. Kemudian menghempaskan tanpa ragu-ragu. Adalah satu skill yang sudah mendarah daging dalam dirinya.
Velden terkekeh penuh kemenangan.
Akan tetapi kekehan itu berhenti. Tatkala yang diejek menanggapi dengan cara santai.
“Semua itu bisa Anda dapatkan. Pertama ...jika Anda berniat menikahi saya. Saya akan memperlihatkan paras saya tanpa sungkan. Kedua ... jika Anda menikah dengan saya, Anda sudah pasti akan mengenal karakter dan keluarga saya.”
“Menikah-menikah saja yang kau ucapkan,” keluh Velden mulai kesal.
“Jatuhnya ini mirip saya menghamili Anda. Dan saya diwajibkan tanggung jawab,” gerutu Velden gemas rasa geregetan
“Sekarang gini, buka maskermu. Biarkan saya melihat wajah Anda!” ujarnya tak mau berdebat dengan ucapan. Lebih baik menggunakan tindakan, bersiap mengesekusi.
Dzakia mengalah, dan mulai melepaskan tali masker di bagian telinga.
Hal itu membuat Velden mengamati dengan intens. Jika melihat dari matanya bagus, terlihat indah. Tapi apa yang tertutup masker juga sama indahnya?
Dengan penuh kehati-hatian, Dzakia mencoba melepaskan maskernya. Namun sebelum maskernya terbuka memperlihatkan semua wajahnya. Ia berucap, “Saya pikir Anda orang yang rasional ...ternyata tidak!”
Rahang Velden mengeras. Apa maksud ucapan Dzakia. Nadanya terlihat mengejek.
“Bagaimana seorang penjual berani menawarkan dagangannya. Jika barang dagangannya tidak memiliki kualitas tinggi....”
Bersamaan dengan itu, masker yang menutupi wajah Dzakia terbuka. Namun di waktu yang sama pintu juga dibuka dengan kasar. Membuat Velden gelagapan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Zahra Gunawan
semangat kak author 💪
2022-11-22
1
Nonheni
Dan yg pastinya Velden akan melihat ke arah pintu melihat siapa yg datang, jadi dia tidak sempat melihat wajah Dzakia,.
2022-11-21
1
Aditya HP/bunda lia
lihat ke pintu gak jadi lihat wajah cantiknya dzakia dan dzakia gak mau ada siaran ulang buka masker ..... 😂😂😂
2022-11-21
2