Chapter 5 - Bisnis Gym

Setelah mengantar mommy dan Sisil pulang kerumah, Varo izin untuk melihat bisnis gym yang dia bangun mulai nol dan terus lanjut ke kantor.

"Mom Varo izin mau pergi dulu ya." Varo.

"Mau kemana sayang, katanya siangan ke kantornya ?" Salsa bertanya.

"Mau ke bisnis gymnya Varo mom, mau liat gimana perkembangannya saat ini, soalnya udah lama gak ku cek kesana, terus lanjut ke kantor mom sekalian." Varo.

"Owh kalau gitu hati-hati dijalan sayang, jangan lupa sholatnya." Salsa mengingatkan sambil tersenyum.

"Iya ma, Varo berangkat dulu ya, Assalamu Alaikum mom." Varo salim kepada mommynya dan mencium kening mommynya.

"Iya sayang, Wa'alaikum Salam." Salsa sambil tersenyum.

Varo berjalan menuju garasi mobil.

"Pak Asep nanti aku kalau enggak pulang sore ya agak maleman." Varo memberi pesan ke Pak Asep.

"Owh iya tuan muda, hati-hati dijalan." Pak Asep.

"Iya Pak Asep, duluan ya Assalamu alaikum." Varo melaju pergi meninggalkan rumah.

"Wa'alaikum Salam." Pak Asep.

***

Setelah selang beberapa saat Varo sampai digymnya, Varo memarkirkan mobil ditempat khusus owner, Varo langsung berjalan masuk kedalam.

"Assalamu Alaikum Ren." Varo memberi salam ke Reno yang sedang ada didepan.

"Wa'alaikum Salam pak." Reno kaget karena udah lama Varo tidak mengunjungi gymnya.

"Gimana gymnya, apa ada masalah selama aku tidak mengecek kesini Ren ?" Varo bertanya sambil berjalan keruangannya.

Varo dan Reno melewati resepsionis, disana ada Cantik yang menjaganya.

"Assalamu alaikum Can, Udah lama ya." Varo tersenyum.

"Wa'alaikum Salam pak, iya udah lama gak ketemu." Cantik berdiri sambil tersenyum.

"Iya Can ini lagi sibuk kuliah terus juga sekarang harus belajar masalah perusahaan juga, jadi kemungkinan akan jarang ngecek kesini langsung." Varo.

"Owh iya pak." Cantik.

"Yaudah kamu lanjut lagi Can, aku mau keruanganku dulu." Varo tersenyum sambil berjalan pergi.

"Baik pak" Cantik tersenyum dan langsung kembali duduk.

Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya Varo sampai diruangannya.

"Ren mana si Bobby ?" Varo tersenyum sambil duduk.

"Tuh Bobby lagi mandu customer perempuan yang minta diajarin." Reno menunjuk kearah kaca besar yang ada didepannya, kaca tersebut bisa melihat yang diluar dari dalam tetapi sebaliknya dari luar tidak akan bisa melihat yang didalam.

"Hadeh kalau siBobby kalau masalah mandu gercep kali." Varo geleng-geleng sambil tersenyum.

"Yaudah biarin aja dia, aku mau ngomong sesuatu kekamu Ren." Varo merubah wajah menjadi serius, Varo dalam urusan bisnis akan sangat profesional tidak membeda-bedakan sahabat ataupun orang lain, selama kerja mereka bagus dia akan diperhatikan. Orang tua Varo, semua sahabat-sahabat Varo, teman-temannya Varo, ataupun yang sekedar kenal kepada Varo seperti karyawan dan lain-lainnya, mereka semua faham dengan sikap profesionalnya Varo dalam hal pekerjaan.

"Baik pak." Reno langsung duduk dihadapan Varo.

"Mulai saat ini mungkin aku akan jarang bisa mengecek langsung Ren, mangkanya dari itu aku ingin mempercayakan ke kamu kendali atas seluruh gym ini, aku mungkin hanya bisa beberapa kali kesini, jika aku tidak bisa kesini mungkin aku akan tanya kekamu via pesan ataupun telfon." Varo berdiri mendekati Reno menepuk pundaknya sambil tersenyum.

"Hah... itu kendali yang terlalu berat buatku emban pak." Reno kaget.

"Aku tau bagaimana sikap atau tanggung jawab satu-satu setiap karyawan-karyawanku, kamu ku embankan dengan tanggung jawab sebesar ini karena aku percaya kamu bisa membuat gym ini menjadi lebih besar dan lebih terkenal dari saat ini Ren." Varo tersenyum.

"Baiklah kalau anda memang sungguh-sungguh mempercayakan gym ini kepadaku pak, aku akan mempertaruhkan semuanya untuk kejayaan gym ini, dan saya sungguh berterima kasih karena anda sangat mempercayai saya hingga sedemikian rupa." Reno.

"Yaudah itu aja yang ingin kuberitau, suruh Bobby kesini Ren." Varo tersenyum ke Reno.

"Oke Var, tunggu bentar." Ren balik tersenyum dan pergi untuk memanggil Bobby yang sedang memandu customer perempuan.

Setelah beberapa saat ada suara langkah kaki yang sedang berlari kearah ruangan Varo, tiba-tiba pintu terbuka.

"Udah lama banget Var lo gak kesini, gua kangen banget." Bobby sambil memeluk Varo.

"Udah lama juga sejak aku melihat kamu Bob." Varo juga saling memeluk Bobby.

"Ngapain aja lo gak kesini, gua kira lo udah lupa sama kita-kita ini." Bobby tertawa.

"Iya sory, aku sibuk kuliah sama sekarang aku harus mempelajari masalah perusahaan Bob, jadi mungkin nanti juga jarang banget kesini." Varo.

"Owh tapi bukannya nyokap lo masih hidup semua Var, ngapain lo harus belajar soal perusahaan ?" Bob bertanya.

"Ya iya masih hidup oon, daddy nyuruh aku belajar masalah perusahaan karena takut pas daddy gak ada aku belum bisa ngatur masalah perusahaan, umur gak ada yang tau Bob." Varo sambil menggelengkan kepalanya.

"Ya maap Var." Bobby cengengesan.

"Oh iya Ren, tolong panggilin Cantik juga kesini mau kuberitau semua masalah yang tadi kita omongin berdua." Varo meminta ke Ren.

"Oke Var, bentar ya." Reno keluar untuk memanggil Cantik yang sedang berada diresepsionis.

"Ngomong apa.an Var ?" Bobby bingung.

"Ntar aja nunggu kumpul semua Bob." Varo.

Sambil menunggu Reno memanggil Cantik didepan, Varo dan Bobby asik mengobrol, dan sampai akhirnya Reno dan Cantik akhirnya datang.

"Ini Var Cantik." Reno berjalan masuk bersama Cantik.

"Ada apa pak ?" Cantik juga masuk kedalam.

"Enggak usah formal kalau disini, duduk sini Ren Can." Varo menyuruh Reno dan Cantik duduk.

"Aku mau ngomongin masalah yang tadi udah aku omongin berdua sama Reno ke kalian berdua." Varo.

"Jadi gini kan aku mulai saat ini akan jarang banget bisa langsung cek kesini, jadi aku memutuskan bahwa Reno yang akan bertanggung jawab penuh atas gym ini, jadi Bobby sama Cantik bisa jadi tangan kanan dan kiri Reno, aku mempercayakan gym ini kepada kalian bertiga, aku tau cara kerja kalian, jeri payah kalian demi gym selama ini, jika ada masalah yang menurut kalian masih bisa ditangani kalian, kalian bisa langsung atasi tanpa izin dulu ke aku, baru jika ada masalah yang memang diluar kemampuan kalian, kalian wajib membicarakan denganku, bagaimana pendapat Cantik dan Bobby untuk Reno yang saya percayakan untuk masalah gym ini ? bukannya aku meragukan jeri payah dan kerja keras kalian berdua untuk gym ini, tapi harus ada 1 yang memimpin diantara kalian bertiga." Varo memberitahu mereka panjang lebar.

"Kalau aku gak masalah Var, aku juga gak begitu bisa memimpin tim, aku bisanya ya masalah mengatur keuangan udah itu aja." Cantik tersenyum.

"Akupun juga begitu Var, aku gak masalah kalau Reno yang memiliki kendali atas seluruh gym ini, karena selama kamu gak kesini juga Reno yang mengatur segala sesuatu yang dibutuhkan untuk gym ini, jadi sudah pasti Reno adalah kandidat yang tepat." Bobby cengengesan sambil memegang pundak Reno.

"Oke jika kalian udah bilang begitu aku lega, untuk masalah yang mengatur keuang siapa, masalah manajemen siapa, dan lain sebagainya, itu kalian rundingkan bertiga, aku yakin kalian pasti bisa membangun gym ini menjadi lebih besar dan terkenal dari saat ini." Varo tersenyum bangga kepada mereka bertiga.

"Serahkan pada kami pak." Mereka bertiga serentak menjawab sambil tersenyum.

***

THANKS YANG MASIH NGIKUTIN NOVEL GUA, SEMOGA BISA SELALU MENGHIBUR KALIAN SEMUA MESKIPUN TERKADANG ADA TYPO ATAU YANG LAIN YANG MEMBIKIN KALIAN KURANG NYAMAN, TETAPI SAYA UDAH BERUSAHA MENGECEK BERULANG KALI JIKA ADA KATA YANG SALAH.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH. SALAM AUTHOR.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!