Chapter 2 - Pertama Kali Bertemu

Sesampai diuniversitas Varo disambut oleh sahabat-sahabatnya.

"Yo bro." Rangga merangkul pundak Varo sambil cengengesan.

"Tumben datengnya agak siangan Var." Bintang sambil tersenyum.

"Ya mungkin lagi begituan dikamar mandi." Fajar menyindir Varo sambil tertawa.

"Ya kalau elo Jar." Bulan mencubit pinggang Fajar sambil cemberut.

"Hadeh gini amat sahabat satu gua." Mentari melihat fajar sambil geleng-geleng kepala.

"Udah-udah kan emang gitu itu Fajar orangnya." Varo merangkul pundak Rangga dan Fajar sambil mereka berjalan.

"Sory tadi aku habis ngobrol soal perusahaan sama daddy mommy." Varo.

"Perusahaan ?" Sahabat-sahabat Varo kaget bersamaan dan berhenti berjalan.

"Emang kenapa Var ada masalah kah ?" Mentari bertanya dengan wajah sedih.

"Iya ada apa Var ngomong aja sama kita-kita, kan kita sahabat lo semua." Fajar bertanya sambil tersenyum.

"Iya Var ngomong aja, tapi kalau emang gak mau diomongin juga gak papa, itu juga mungkin privasi loh." Bulan berbicara sambil tersenyum.

"Itu, daddy mommy nyuruh aku buat mulai belajar cara mengelola perusahaan." Varo.

"What ?" Rangga kaget.

"Kan lo lagi kuliah Var." Bulan.

"Iya kan kita kura...ng 1 tahunan lulus kuliahnya ya guys ?" Mentari sambil mengingat.

"Iya kurang 1 tahunan." Fajar Bintang Bulan menjawab bersamaan.

"Iya aku tau kalau kurang 1 tahunan, tapi ya namanya umur gak ada yang tau, kata daddy biar aku udah bisa mengelola seluruh perusahaan daddy sebelum daddy gak ada gitu." Varo.

"Owh... yaudah gapapa Var." Mentari tersenyum.

"Iya kita semua tau kalau kamu anak yang cerdas jadi mudah buat kamu mempelajari masalah perusahaan Var." Bintang tersenyum sambil menepuk pundak Varo.

"Bener apalagi lo kan juga ngambil jurusan manajemen dan bahasa jadi ya gampang Var." Bulan tersenyum.

"Kita akan selalu ada buat lo Var, misal ada apa-apa tinggal calling kita-kita." Rangga sambil cengengesan.

"Betul itu." Fajar tersenyum sambil memberi jempol.

"Iya bener sih, tapi ngomong aja mudah." Varo menghela nafas.

"It's okay Var." Rangga menepuk punggung Varo.

"Iya santai aja Var, dijalani aja dulu." Bintang sambil tersenyum.

"Thanks ya, kalian emang sahabat-sahabatku." Varo tersenyum sambil memeluk mereka.

"Udah-udah ayo masuk udah waktunya." Mentari mengajak yang lain untuk masuk.

Merekapun berjalan masuk menuju jurusan masing-masing.

***

Setelah kelas kuliah selesai Varo melihat handphone untuk melihat titik kumpul bersama sahabat-sahabatnya, sambil berjalan menuju titik kumpul, dan saat berjalan dia tidak melihat kearah depan karena sibuk melihat handphone pada akhirnya dia menabrak seseorang.

"Ah..." Rena sedang membawa tumpukan berkas dan ditabrak oleh Varo dan jatuh.

"Aduh... gimana sih kamu, kalau jalan itu pakai mata jangan pakai dengkul !" Rena marah sambil mencoba mengumpulkan berkas-berkas yang berserakan.

Varo bengong karena terpesona oleh Rena.

"Ini orang malah bengong, woy !" Rena marah sambil membentak Varo.

"Ah... maaf-maaf mbak, gak liat jalan barusan" Varo sambil membantu mengumpulkan berkas-berkas yang berserakan.

Setelah beberapa saat mengumpulkan semua berkas.

"Ini mbak berkasnya, sekali lagi maaf ya mbak." Varo memberikan berkas-berkas yang dia kumpulkan sambil memandangi wajah cantik Rena, jantung Varo berdetak kencang saat memandangi Rena, ini pertama kalinya Varo memiliki perasaan seperti ini.

"Lain kali jangan maen handphone kalau lagi jalan mas, diliat jalannya pakai mata !" Rena marah.

"Iya-iya maaf mbak." Varo sedikit kesal karena terus-terusan disalahkan.

"Mbak kalau boleh tau namanya si.." Varo belum menyelesaikan omongannya, langsung ditinggal pergi oleh Rena.

"Ah judes amat itu cewek, tapi untungnya dia cantik." Varo tersenyum bahagia, ini pertama kalinya Varo jatuh hati kepada cewek.

Varo melihat jas almamater cewek tersebut berwarna merah seperti jas almamater Bulan dan Mentari, Varo berfikir untuk bertanya ke Bulan atau Mentari pada saat bertemu.

Varo lanjut berjalan menuju titik kumpul dengan sahabat-sahabatnya.

***

Selang beberapa saat Varo akhirnya sampai ditempat berkumpul, disana sudah ada Bintang, Bulan, Mentari.

"Mana Rangga sama Fajar Tang ?" Varo celingak-celinguk mencari Rangga dan Fajar, Varo bertanya ke Bintang karena mereka satu fakultas.

"Gak tau Var tadi gua keluar duluan gak bareng mereka." Bintang.

"Ya mungkin mereka kayak biasa duluan kecafenya, kayak gak tau mereka aja kalian." Mentari sambil cemberut.

Varo, Bintang, dan Bulan tertawa melihat Mentari yang cemberut.

"Udah-udah kita langsung nyusul aja kecafe, naik mobil aku aja Tang, Lan, Tari." Varo tersenyum sambil mengajak mereka dan berjalan keparkiran untuk mengambil mobil, dan langsung menuju kecafe.

Setelah beberapa saat mereka akhirnya sampai ditempat tujuan.

"Plak Plak... disuruh kumpul ditempat biasanya malah langsung kesini kalian." Bulan menghampiri Rangga dan Fajar yang asyik ngobrol sambil memukul kepala mereka.

"Aw... napa marah-marah sih Lan." Rangga menghadang kepala dengan tangan.

"Iya maap gak kesana dulu." Fajar juga menghadang kepala dengan tangan.

"Kamu bukannya minta maaf malah tanya kenapa Ngga." Mentari mencubit pinggang Rangga.

"Udah-udah Lan Tari, aku mau pesen minuman dulu, Lan Tari Tang sini sekalian pesen aku traktir." Varo mengajak sambil berjalan menuju kasir.

"Gua sama Fajar gimana Var, gak ditraktir juga." Rangga berwajah memelas.

"Enggak kalian dah pesen duluan, jangan gitu mukamu Ngga, kayak monyet." Varo tertawa dibarengi dengan Bintang, Fajar, Bulan dan Mentari.

"Anjing bener lo Var." Rangga meminum minumannya sambil cemberut.

Setelah selang beberapa saat.

"Kita sekarang membahas masalah setelah kelulusan kalian mau ngapain, kerja, lanjut kuliah ngambil S2, atau gimana ?" Varo bertanya kepada sahabat-sahabatnya.

"Kalau gua sih mungkin langsung cari kerja Var, buat bantu-bantu orang tua gua biaya.in adik gua yang masih sekolah." Rangga menjawab sambil minum.

"Kalau aku sih mungkin lanjut S2 Var, itupun kalau dapet beasiswa full lagi." Bintang.

"Kalau gua sih masih pengen istirahat, gak kerja gak kuliah." Fajar sambil tiduran dimeja.

"Hah...males bener lu Jar." Varo sambil menggelengkan kepala.

"Kalau kamu Lan Tari ?" Varo melihat Bulan dan Mentari.

"Kalau gua sih kerja Var, capek mikirin belajar terus." Bulan sambil menghela nafas.

"Kalau Bulan kerja, gua juga kerja aja deh kalau gitu." Mentari cengengesan.

"Kalian berdua ini hadeh." Varo sambil menggelengkan kepala.

"Ya untung masih kurang 1 tahunan, kalian pikirin mateng-mateng masalah kalian setelah lulusan mau ngapain." Varo menegaskan kepada sahabat-sahabatnya.

Setelah obrolan masalah masa depan selesai, Varo mengingat ada yang ingin ditanyakan ke Bulan ataupun Mentari.

"Lan Tari mau tanya, kalian berdua kan jas almamaternya merah ya ?" Varo bertanya kepada Bulan dan Mentari.

"Iya Var ada apa i." Bulan dan Mentari menjawab bersamaan.

"Dijurusan kalian ada gak cewek cantik tapi cuek dan judes." Varo bertanya dengan ragu karena Varo mulai jaman mereka sekolah tidak pernah sekalipun menanyakkan soal cewek.

"Hah" Semua sahabat Varo terkejut dengan pertanyaan Varo.

***

OKAY PERCAKAPANNYA DILANJUT DICHAPTER SELANJUTNYA 😁

THANKS UNTUK YANG MASIH NGIKUTIN NOVEL GUA, SEMOGA BISA SELALU MENGHIBUR KALIAN SEMUA.

MAAF KALAU MASIH ADA KATA ATAU TULISAN YANG KURANG BAIK, MOHON DIMAKLUMI KARENA MEMANG BUKAN DIDASARI AHLI NOVEL WKWK.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH, SALAM AUTHOR.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!