"Dijurusan kalian ada gak cewek cantik tapi cuek dan judes." Varo bertanya dengan ragu karena Varo mulai jaman mereka sekolah tidak pernah sekalipun menanyakkan soal cewek.
"Hah" Semua sahabat Varo terkejut dengan pertanyaan Varo.
"Varo lo kok tumben nanya cewek." Rangga tertawa.
"Gimana ini sahabat kita yang polos udah mulai jatuh hati." Bintang tertawa.
"Var serius tanya ?" Mentari kaget.
"Cinta pandangan pertama uy." Fajar tertawa.
"Siapa itu Var, gua mau becek-becek cewek itu, berani-beraninya deketin sahabat tampan gua." Bulan cemberut sambil mengepalkan tangan karena tidak suka kalau Varo dekat dengan cewek.
"Udah-udah jan banyak tanya, aku mau tau aja, gimana Lan Tari kenal gak ?" Varo mengeles semua pertanyaan sahabatnya.
"Hmm... siapa ya cantik, tapi cuek dan judes." Mentari berfikir.
"Ah gua tau !" Bulan berdiri sambil medobrak meja, semua langsung kaget.
"Siapa... siapa ?" Semua penasaran.
"Aku" Bulan ketawa terbahak-bahak.
"Aish Bulan Bulan." semua menggelengkan kepala.
"Lo cantik ? muka ke air comberan ngaku cantik." Fajar tetawa terbahak-bahak sambil diikuti yang lain.
"Fajar.....!" Bulan marah sambil mencubit pinggang Fajar.
"Oh aku tau Var, cewek cantik cuek dan judes." Mentari tersenyum.
"Siapa Tari ?" Varo membuat muka penasaran disertai yang lain.
"Rena Maheswara." Mentari.
"Ah ya Rena Maheswara, anak dari Group Maheswara Var." Bulan.
"Lo bener jatuh hati sama anak cuek dan judes itu Var ?" Rangga.
"Aku gak tau ini jatuh hati atau apa, tapi yang pasti baru pertama kali ini aku ngeliat cewek terus ngerasain perasaan kek tadi Ngga." Varo sambil memegang dadanya.
"Hadeh Var Var, baru pertama kali ngerasain jatuh hati kok bisa-bisanya ke cewek kek dia, meskipun cantik sih dia." Fajar sambil tertawa.
"Udah-udah entah itu jatuh hati atau apa, aku mau pasti.in dulu perasaan tadi itu memang aku jatuh hati atau emang kagum doang." Varo sambil menatap jam tangannya, jam sudah menunjukkan jam 03 : 15, dia teringat bahwa akan pergi keperusahaan.
"Oh iya aku kelupaan tadi dah bilang daddy mau keperusahaan buat mulai mempelajari masalah perusahaan." Varo.
"Owh yaudah Var, duluan aja kalau gitu." Bintang sambil menepuk punggung Varo.
"Aku cabut dulu ya guys, Assalamu Alaikum." Varo sambil pergi meninggalkan mereka.
"Wa'alaikum Salam." Rangga, Bintang, Fajar, Bulan, Mentari serentak menjawab salam Varo.
***
Dalam perjalanan menuju kantor, Varo mendapati seorang anak perempuan yang berdiri disamping resto sambil melihat kedalam resto, Varo berhenti ditepi jalan dan langsung menghampiri anak tersebut.
"Dek kamu ngapain disini." Varo memegang pundak anak kecil tersebut dari belakang.
"Ah..maaf maaf aku gak nyuri, aku cuman ngeliat dari diluar aja." Anak kecil tersebut ketakutan dan ingin lari tetapi berhasil dihentikan oleh Varo.
"Iya dek, kakak tau kamu gak nyuri." Varo jongkok dan tersenyum sambil memegang kedua tangan anak kecil tersebut.
"Kamu ngapain disini dek, rumahmu dimana ?" Varo tersenyum
"Gak ngapa-ngapain kak, cuman liat aja, rumahku didekat sini kok kak." Anak kecil tersebut sambil tersenyum.
"Oh ya namanya siapa kalau boleh tau ?" Varo tersenyum.
"Namaku Shasa kak." Shasa tersenyum.
"Oh Shasa cantik sekali namanya kayak wajahnya cantik." Varo tersenyum sambil memegang wajah Shasa.
"Kamu udah makan Shasa ?" Varo.
"Udah k..." Belum Shasa menyelesaikan omongannya, perutnya langsung berbunyi, Shasa langsung menundukkan kepalanya karena malu.
"Udah ? tapi kok perutnya bunyi Sha." Varo meledek Shasa sambil tertawal kecil.
"Ya anu... itu..." Shasa disela oleh Varo.
"Yaudah sini ikut kakak masuk Sha." Varo sambil menggandeng tangan Shasa.
"Tapi kak Shasa kotor semua." Shasa sedih.
"Gapapa Sha, gak akan ada yang ngusir kamu." Varo menggandeng tangan Shasa sambil berjalan masuk ke resto.
"Mbak." Varo memanggil seorang pelayan.
"Iya mas, ini daftar menunya." Pelayan menghampiri Varo dan memberikan daftar menu.
"Makasih mbak." Varo sambil tersenyum.
Pelayan langsung melongo melihat ketampanan Varo, karena Varo memiliki darah daddynya yang lebih dominan yang berasal dari opanya.
"Hmm... kamu mau pesen apa Sha ? ini menunya kamu pilih sendiri, kalau gak tau kamu tanya aja." Varo tersenyum sambil memberikan daftar menu ke Shasa.
Shasa kaget melihat harga yang begitu mahal.
"Hah ! kak ini harganya mahal, Shasa gak usah makan gapapa kak." Shasa langsung menaruh daftar menunya.
"Apanya yang mahal, kan kakak yang bayar bukan kamu, kamu tinggal pesen aja yang kamu mau." Varo tersenyum sambil mengelus kepala Shasa.
"Tapi.... kak." Shasa ragu-ragu.
"Yaudah kalau kamu takut kemahalan, sini kakak aja yang pilihin, kamu ada makanan yang gak kamu suka Sha ?" Varo bertanya sambil tersenyum.
"Enggak ada kak, Shasa gak rewel kok, semua yang bisa dimakan Shasa mau." Shasa tersenyum lebar.
"Kamu anak yang mudah bersyukur ternyata, bagus kalau gitu." Varo tersenyum sambil mengelus rambut Shasa.
Akhirnya Varo yang memesan seluruh menu makanannya, setelah menunggu beberapa saat pelayan mengantarkan makanan yang telah dipesan tadi.
"Ini mas, selamat menikmati." Pelayan menghidangkan semua makanannya sambil tersenyum.
"Iya mbak makasih." Varo juga membalas dengan senyuman.
Mata Shasa berkaca-kaca memandangi makanan yang begitu indah, ini pertama kalinya Shasa melihatnya sedekat ini.
"Sha kamu bisa makan apapun yang kamu mau." Varo tersenyum.
"Iya kak makasih." Shasa mulai makan dan masih tidak percaya bahwa dirinya akan makan makanan seperti ini.
"Iya sama-sama Sha." Varo juga mulai makan.
Setelah selang beberapa saat, Varo dan Shasa selesai makan, tetapi masih ada beberapa makanan yang belum habis.
"Mbak." Varo memanggil pelayan.
"Iya mas." Pelayan.
"Saya minta notanya, dan minta tolong bungkus makanan yang masih tersisa." Varo.
"Baik tunggu sebentar mas." Pelayan membawa makanan yang harus dibungkus, dan memberikan nota ke Varo.
Setelah selang beberapa saat, pelayan membawa makanan yang telah dibungkus dan diberikan kepada Varo.
"Ini mas makanan yang telah dibungkus." Pelayan memberikan makanan yang telah dibungkus ke Varo.
"Oke mbak makasih ya." Varo mengajak Shasa pergi keluar sambil tersenyum ke pelayan.
"Terimakasih telah datang direstoran kami, selamat datang kembali." Pelayan membukakan pintu sambil mempersilahkan Varo dan Shasa.
Setelah diluar.
"Sha rumah kamu dimana ? kalau jauh kakak anter." Varo bertanya kepada Shasa.
"Deket kok kak darisini, gak usah kak biar aku pulang sendiri." Shasa, Shasa tidak mau diantar karena takut ayahnya marah kalau tau Shasa pergi dengan orang lain, ayah Shasa adalah seorang pemabuk berat, dulu ayahnya tidak begitu, dikarenakan istrinya meninggal ketika melahirkan Shasa, dia langsung berubah dan memperlakukan Shasa dengan semena-mena.
"Beneran Sha ?" Varo bertanya lagi.
"Beneran kak, deket kok." Shasa tersenyum.
"Yaudah kalau begitu, ini makanan kamu bawa pulang buat makan dirumah." Varo memberikan makanan sambil tersenyum.
"Enggak usah kak, tadi udah makan enak, Shasa udah bersyukur kok." Shasa berusaha menolak pemberian Varo.
"Gapapa Sha, anggap ini sebagai pengganti kakak yang gak nganter Shasa sampek rumah, atau Shasa kakak anter kalau gak mau nerima makanan yang kakak kasih." Varo tersenyum.
"Ah enggak kak, Shasa terima aja makanannya, gak usah ngerepotin kakak buat nganter Shasa." Shasa.
"Yaudah kalau gitu, jangan lupa dimakan ya Sha makanannya." Varo pamit sambil berjalan masuk kedalam mobil.
"Iya kak, sekali lagi Shasa ucapin terimakasih, Shasa gak bisa bales apa-apa kak." Shasa tersenyum.
"Iya gapapa Sha, yaudah kakak pergi ya." Varo pergi sambil melambaikan tangan.
"Iya kak, hati-hati dijalan ya." Shasa juga melambaikan tangan.
***
THANKS YANG UDAH SETIA NGIKUTIN NOVEL GUA, MAAF JIKA ADA KESALAHAN TULISAN ATAUPUN BAHASA YANG KURANG SOPAN KARENA MEMANG INGIN MEMBUAT SUASANA YANG SENATURAL MUNGKIN, MAAF BILA MASIH BANYAK KEKURANGAN KARENA MEMANG BUKAN SEORANG PENULIS NOVEL, CUMAN BUAT ISI WAKTU LUANG.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH, SALAM AUTHOR.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments