Membangun kan tuan muda

"Fitri, tolong bangun kan Ferrer nanti malah telat ke sekolah nya !"pinta nyonya Fina.

"baik nyonya..."

Meskipun agak malas, Fitri tetap memenuhi keinginan majikan nya, untuk membangun kan anak lelaki nya yang tidak punya sopan santun itu,

Setelah menaiki anak tangga, Fitri pun berjalan menuju sebuah kamar yang tak lain adalah kamar tuan muda nya, Fitri pun memasuki kamar tersebut hingga ia melihat seorang pria sedang mengenakan pakaian lengkap seperti tadi malam sedang tertidur pulas di atas ranjang, Fitri pun mendekati tuan muda nya dan berusaha untuk membangun kan nya.

"tuan, bangun tuan, tuan..."panggil Fitri sambil menepuk pelan pipi tuan muda nya.

"tuan bangun tuan..."panggil Fitri lagi.

Lelaki itu sangat tertidur pulas Fitri melirik seksama wajah polos saat tidur tuan muda nya.

"ternyata anak nyonya Fina sama tuan Agus tampan juga yah, meski sedikit kurang ajar dan tidak sopan.." lirih Fitri sambil tersenyum kearah anak majikan nya.

"Fitri...apa Ferrer sudah bangun!." teriak nyonya Fina, entah dimana wanita itu sekarang hinga membuat suara nya bergema di lantai atas hinga Fitri bergegas menepuk nepuk wajah lelaki itu, ia takut nyonya nya akan marah jika ia belum juga membangun kan anak nya.

"tuan...bangun..."tepuk Fitri bertambah keras di pipi Ferrer, ia terlihat puas melakukan itu, ini semua adalah balasan karena Ferrer dengan berani nya bersikap tidak sopan kepada nya.

"tuan Ferrer..... bangunnnnnn" teriak nya lagi hingga Ferrer tersentak dan membuka mata nya kaget melihat Fitri tersenyum puas di samping nya.

"Lo pikir gue tuli apa, main teriak seperti itu, Lo kira ini hutang apa!" ujar Ferrer sambil mengumpulkan kesadaran nya dan mendudukkan bokong nya di atas kasur.

"emang iya lo tuli, tuh dari tadi di panggil nggak nyahut-nyahut, emang harus di periksa kayak nya nih anak, ke THT dan TEATER, biar nggak tuli dan nggak gangu tuh kejiwaan nya."

"sana pergi, ganggu orang tidur aja." usir Ferrel dengan songong.

"tapi tuan, saya hanya menjalankan tugas untuk membangun kan anda, jika anda masih belum bangun, saya tidak akan bertanggung jawab saat papa dan mama anda sendiri yang turun tangan membangun kan anda." ujar Fitri menakuti.

"aaah,sudah ah gue mandi dulu, sana pergi, bilang sama nyokap dan bokap, gue turun sebentar lagi. "ucap nya menarik rambut nya sambil mengusap wajah nya kasar dan berjalan menuju kamar mandi.

"ouh iya satu lagi!."ucap lelaki itu sambil menatap tajam kearah Fitri.

"gue belum selesai dengan Lo..." tunjuk nya menghadap Fitri dengan tatapan tajam,sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamar.

"aah dengan saya! apa salah saya tuan, saya hanya menjalankan tugas." ucap Fitri.

Fitri berusaha bersikap selayaknya majikan dan pembantu, meski ia sangat ingin menampar lagi wajah Ferrer.

namun hening tidak ada jawaban hingga Fitri memilih untuk turun kelantai bawah.

"nyonya,tuan, tuan muda sedang mandi sekarang, nanti kalau sudah selesai tuan akan turun..." ucap Fitri menjelaskan.

"hmm iya terimakasih yah."

"iya nyonya sama-sama"

"oh ya, kamu sama mbak Lilis sarapan juga yah di belakang, kalian juga belum sarapan kan."ucap nyonya Fina dan di anggukan pelan oleh Fitri, karena ia memang belum makan sedari pagi.

"terima kasih nyonya..."

Fitri, mbak Lilis dan mang yoyo sedang memakan makanan mereka di dapur, mereka memasak makanan biasa dan sangat sederhana, seperti makanan rumahan, sebab tuan Agus sudah sangat rindu makanan ala perdesaan, dia ingin bernostalgia dengan menikmati makanan tersebut.

"jadi kangen kampung halaman..."ujar mang yoyo.

"iya mang,Fitri juga."sambung Fitri, ia teringat dengan keluarga nya di kampung,apa lagi sama nenek dan kakek nya, hingga tanpa sadar air matanya pun mengalir di pelupuk mata nya.

"jangan sedih seperti itu nak Fitri, jangan mudah menyerah, berusaha keras lah, supaya keluarga nak Fitri ,bisa menghargai nak Fitri nanti nya, karena sudah sukses dengan titik peluh sendiri."ucap mbak Lilis menenangkan.

"iya mbak, mbak benar, Fitri nggak ingin di pandang sebelah mata lagi oleh keluarga Fitri di kampung, Fitri akan berusaha membuktikan bahwa Fitri bisa sukses seperti yang Fitri ingin kan."ujar Fitri sambil menghapus air mata yang mengalir di pipinya dengan kasar.

"terima kasih yah mbak, mang, selalu menenangkan Fitri."ucap Fitri tersenyum manis.

"iya nak Fitri..kami juga senang bisa bertemu dengan nak Fitri."tambah mang yoyo.

"iya, Fitri juga..."mereka pun kembali menikmati makanan ala perdesaan itu, yang tersedia Pete, jengkol, kentang goreng, tempe, dan sayur lodeh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!