Di cium mendadak

Mbak Lilis, mang yoyo dan Fitri sedang makan malam bersama di dapur rumah mewah tersebut, mbak Lilis dan mang yoyo adalah orang yang baik, mereka selalu memberikan arahan untuk Fitri setelah Fitri menceritakan perihal hidup nya hingga ia sampai di kota metropolitan ini.

Fitri Cantika, seorang janda yang berusia 25 tahun, Fitri menikah muda dengan mantan suami nya saat berusia 18 tahun, hingga beberapa tahun bersama mereka belum di karuniai seorang anak, hingga suami nya pun memilih meninggalkan Fitri karena Fitri di vonis mandul oleh pihak rumah sakit, Fitri semula hanya menderita penyakit PCOS dan kista yang terdapat di diding luar rahim, setelah melewati operasi pengangkatan kista, dan penyembuhan PCOS, serta terapi pembesar sel telur, namun tetap saja tidak ada hasil nya, hingga Fitri menyerah untuk berobat dengan cara medis.

"yang sabar yah nak, mungkin belum jodoh nya, mbak sama maman akan doa kan semoga nak Fitri mendapatkan jodoh yang lebih baik." ujar mbak lilis menenangkan.

"terima kasih mbak, terima kasih mang, kalian sangat baik terhadap Fitri."ucap Fitri berterima kasih, sebab setiap kali ia bercerita dengan pasangan suami istri ini, ia merasa sendang bencengkrama dengan orang tua sendiri.

"sudah seharusnya kita sesama manusia memang harus saling menolong nak Fitri." ujar mang yoyo dengan tersenyum tulus.

"iya mang terimakasih." jawab Fitri dengan senyum senang. "Fitri janji jika Fitri sukses nanti nya, Fitri akan membalas semua kebaikan kalian, terhadap Fitri..."tambah nya lagi.

"tidak usah seperti itu nak, mamang dan mbak juga memiliki anak seusia kamu, tapi dia laki-laki dan sekarang sedang bekerja menjadi pemadam kebakaran di kampung, keberadaan kamu malah membuat mamang dan mbak jadi bisa melepas rindu terhadap anak kami, karena dia juga sama persis dengan sikap mu, keras dan mau berusaha."ucap mang yoyo lagi.

Mbak Lilis dan mang yoyo sangat baik terhadap Fitri, Fitri merasa di perlakukan bak anak sendiri oleh mereka meski mereka baru beberapa hari bertemu.

"tidak usah nak, yang penting nak Fitri senang dan mendapatkan suami yang bisa menerima nak Fitri apa adanya."sambung mbak Lilis memberi nasehat dan Fitri pun tersenyum kearah mereka, mereka sangat mengingat kan nya terhadap keluarga nya sendiri.

"iya mbak, mang, terima kasih..."ucap tulus Fitri, ia merasa ada begitu banyak orang yang menyayangi nya dan peduli akan nasib nya hingga sedikit demi sedikit rasa sakit nya karena perbuatan mantan suami nya sedikit terobati.

***

Di rumah itu terdapat beberapa kamar pembantu, yang berada di belakang rumah atau lebih tepatnya bersebelahan dengan dapur, jika mereka ingin bekerja atau membutuhkan sesuatu malam hari mereka bisa melewati pintu belakang rumah, sehingga tidak perlu membangungkan pemilik rumah untuk membuka pintu lewat pintu depan.

Fitri belum bisa tidur malam ini, ia habis menghubungi orang tua nya beberapa detik yang lalu, ia sangat rindu terhadap keluarga nya di kampung, kalau bukan karena ingin melupakan mantan suami nya,ia tidak akan mungkin sampai ke kota Jakarta hanya sekedar bekerja menjadi seorang pembantu.

Malam ini lumayan gerah di kamar pembantu yang pengap udara itu, Fitri pun memilih untuk berjalan-jalan mengelilingi taman rumah untuk mencari sedikit angin, sambil mengunakan earphone di telinga nya ia berjalan melengak lenggok di sekitar taman, hingga ia tanpa sadar melihat seseorang tengah berjalan sempoyongan kearah pintu utama rumah tersebut, Fitri pun berusaha memastikan siapa orang itu, sebab ia melihat di pintu pagar mang yoyo tidak berjaga saat ini, mungkin mang yoyo sedang membuat kopi atau membeli rokok di warung hingga lupa menutup pagar sehingga ada orang asing yang masuk ke kediaman majikan nya, Fitri melirik sembunyi-sembunyi kearah lelaki itu takut nya dia adalah seorang pencuri atau seorang yang beniat jahat lainnya.

Hingga tak berselang lama orang itu pun terjatuh di ambang pintu ketika berusaha mengendor pintu utama, namun seketika kedua mata Fitri membelalak ketika yang ia lihat saat ini adalah tuan muda nya yang tengah berbaring di depan pintu dengan bau alkohol yang menyengat.

"astagfirullah,itu kan Ferrer !" Fitri pun berlari cepat kearah lelaki yang ia lihat adalah majikan nya yang sedang mabuk tak sadar diri.

"tuan, bangun tuan...tuan..tuan Ferrer... bangun tuan..." Fitri berusaha menepuk pelan wajah tuan muda nya namun lelaki itu tidak bergeming sedikitpun hingga sesaat kemudian lelaki itu menarik kepala Fitri dan mendekat wajah nya kearah Fitri, Fitri sangat kaget saat mendapati tuan muda nya tengah mencium paksa bibir mungil nya, sontak Fitri langsung mendorong tubuh lelaki itu meski ciuman lelaki itu sempat beradu dengan bibir nya, lelaki itu pun terbentur lagi kelantai rumah karena dorongan keras dari Fitri.

"iya ampun, apa yang gue lakukan, kalau kepala terbentur bagaimana!" ucap Fitri panik, namun ia masih berusaha untuk membantu membangun kan Ferrer lagi meski tidak di jawab oleh lelaki itu.

"apa gue tinggalin aja nih bocah, biar tahu rasa tidur di luar sendirian hehe..." bisik jahat hati Fitri sebab ia masih jengkel dengan perbuatan anak itu siang tadi.

Fitri pun berjalan meninggalkan Ferrer dengan senyum licik nya, namun baru beberapa langkah berjalan, langkah nya pun terhenti, bagaimana pun ia masih punya hati dan merasa kasihan meski ia di perlakukan tidak baik oleh Ferrer.

Ia pun berbalik dan kambali membangun kan Ferrel namun tetap saja tidak ada jawaban hingga ia memilih membangungkan majikan nya, biar mereka saja yang mengerusi anak mereka.

Fitri pun mengendor keras pintu masuk itu hingga seluruh penghuni rumah terbangun dan berhamburan menghampiri Fitri dengan ekpresi kaget dan panik.

"ada apa Fitri, kamu gedor pintu malam-malam begini?"  tanya nyonya Fina tak terima tidur nyenyak nya di ganggu.

"maaf nyonya,maaf tuan bukan maksud Fitri buat ganggu tidur kalian, tapi Fitri ingin minta tolong untuk membawa tuan muda kedalam rumah, sebab tuan sedang tidak sadar diri saat ini,mungkin pengaruh alkohol, tadi sudah Fitri coba bangun kan tapi tuan Ferrel tidak menjawab."ucap Fitri menjelaskan hingga sontak kedua orang tua Ferrer menatap lekat anak nya yang sedang terbaring di lantai rumah nya saat ini.

"astaga, Ferrer,kenapa bisa seperti ini nak." teriak nyonya Fina dengan wajah khawatirnya.

"ayo bawa Ferrer masuk pa..."pinta nyonya Fina dan suami nya pun membantu membawa Ferrer masuk meski sesekali mulut nya berguman aneh-aneh saat mabuk.

Fitri tidak ikut saat mengandeng Ferrer masuk, ia masih berbaik hati membangun orang tua Ferrer untuk membawa nya dari pada harus tidur di luar nanti nya, Fitri pun kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu jalan-jalan mencari udara segar sambil mendengar musik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!