"Tidak mungkin!!" Teriak seorang laki-laki dengan wajah berapi-api.
Prang!
Prang!
Prang!
Terdengar suara benda bersahut-sahutan saling berjatuhan akibat ulah seorang laki-laki yang membanting barang-barangnya ke seluruh sisi ruangan.
"Brengsekk!! siapa yang telah melakukan ini pada ku!!"
Prang!
Prang!
Prang!
Baru saja Frans mendapatkan kabar kalau perusahaan nya telah diakuisisi, padahal sebelumnya ia tidak pernah melakukan perjanjian ataupun penandatanganan pengalihan saham perusahaan.
Tapi kenapa sekarang tiba-tiba perusahaan nya diambil alih oleh orang lain? Siapa yang melakukan ini??
"Sialann!!! Siapa yang berani menipu ku!!"
Prang! Prang!
Semua barang yang ada di ruang kebesarannya telah hancur di luluh lantakkan dirinya.
Ia sangat tidak terima, dalam sekejap semua aset perusahaannya telah di ambil alih, kini bukan lagi dirinya yang menjadi pemilik Perusahaan itu.
"Damian!!!" Teriak Frans begitu menggelegar, hingga ruangan yang seharusnya kedap suara itu tetap mengeluarkan suara karena ada sedikit celah di pintunya.
"Saya, Tuan." Damian membungkuk hormat pada Tuan. Meski takut melihat kemarahan yang terlihat di sorot mata Frans, tapi Damian tetap bersikap wibawa.
"Cari tahu, siapa yang melakukan ini pada ku!!" Kata Frans penuh amarah. Wajah nya merah padam, sorot matanya begitu mengerikan seakan ingin membunuh siapapun yang dilihatnya.
"Sejauh ini yang saya ketahui, ada tiga perusahaan yang bekerjasama untuk mengakuisisi perusahaan Anda. Salah satu diantaranya adalah Romero Grup." Kata Damian tegas, dengan raut wajah tenang.
Meski hatinya dibuat ketar-ketir melihat seluruh isi ruangan yang seperti baru saja terserang angin ****** beliung di sertai badai besar hingga semua benda terjatuh berantakan di atas lantai yang saat ini dipijaknya, tapi ia tidak akan menunjukkan nya di depan bos nya yang saat ini seperti sedang kesetanan.
"Sialann kau Adrian!!" Matanya tiba-tiba semakin bertambah menggelap. Sepertinya semua iblis yang ada di neraka berhasil merasuki tubuhnya.
"Aku akan membunuh mu, Adrian!!" Tiba-tiba Adrian berjalan keluar dengan langkah lebar dengan aura persis seperti iblis. (emang udah pernah liat iblis berjalan?🙄)
Hati dan pikirannya buta, hanya dipenuhi amarah dan dendam yang mengaliri setiap tetes darah nya.
"Sabar, Tuan. Jangan bersikap gegabah!" Damian mencoba menghalangi tuanya yang sedang kesetanan agar bisa mengendalikan diri. Tangan nya mencegah pergelangan tangan Frans agar menghentikan langkahnya.
"Minggir, kau!!!" Sentak Frans. Tubuh Damian terbentur dinding ruangan saat Frans menyentak nya dengan keras.
Tenaga orang kesetanan benar-benar jauh lebih kuat dari tenaga orang biasa. Buktinya saat ini Frans memiliki tenaga yang sangat kuat, padahal tubuh Frans dan Damian tidak jauh beda. Jika biasanya Damian lebih kuat dari Frans, tapi sekarang berkebalikan saat kondisi nya berbeda.
"Tuan, tolong jangan bertindak gegabah. Itu akan sangat merugikan Anda!!" Damian bangkit dari lantai meski pinggangnya terasa encok akibat benturan yang keras kemudian mengejar Frans yang sudah melangkah lebar dengan sorot mata tajam beraura iblis.
"Shittt!!" Umpat Damian saat tidak bisa lagi mengejar Tuan nya.
Ia meraih ponsel kemudian menelepon seseorang.
"Jangan biarkan Tuan Frans pergi. Cegah beliau bagaimanapun caranya!!"
"Baik,Tuan!" Nada tegasnya mampu membuat orang diseberang sana ketakutan dan mau tak mau mengiyakan perkataan Asisten Pribadi Tuan nya.
Tut.
Damian kembali melangkah menuju lantai bawah, ia tetap akan mengawasi tindakan Tuan nya yang saat ini sedang tidak stabil.
"Benar-benar monster mengerikan!" Batin Damian bergidik ngeri mengingat tuan nya tadi.
Disisi lain seorang wanita yang menyaksikan amukan mengerikan dari frans hanya tersenyum sinis sembari bergumam. Untung saja aku sudah dapat pengganti sebagai ATM berjalan ku.
Tak ada belas kasih dalam pandangan Diana, menurut nya laki-laki semacam Frans sangat pantas mendapatkan semua ini. Dan kini dia akan mencari target lain yang sifatnya sebelas dua belas seperti Frans, tukang selingkuh dan suka menggamburkan uang untuk kekasih gelapnya.
.
.
.
Setelah mendengar berita bangkrut nya Frans Diana dibuat kelimpungan karena ATM berjalan nya terancam hilang. Oleh karena itu, dia mulai mencari mangsa lain.
Saat ini dia sedang bersiap-siap menuju night club yang menurut beberapa informan banyak laki-laki hidung belang berdompet tebal. Kini saat nya dia beraksi menjajakan tubuh nya kepada para manusia haus se ks itu.
Tak ada rasa sedih, tak ada rasa senang. Kini hidup nya terasa datar. Hanya satu yang membuat nya tersenyum, yaitu saat mendengar suara ibu nya di kampung saat mereka melakukan panggilan. Sayangnya itu pun jarang dia dapat kesempatan karena ibu nya harus meminjam ponsel pada tetangga terlebih dahulu, sedangkan bila terus-terusan meminjam pada orang lain tentu saja tidak enak hati.
Ingin sekali Diana mengirim uang pada ibu nya dengan jumlah lebih, tetapi karena tak ingin ibunya tahu yang sebenarnya dia urungkan niat nya. Hanya ayah angkatnya saja yang semakin membuat nya susah. Andai tak ada ancaman yang membuat nya tertekan, tentu saja Diana tak akan Sudi terus-terusan dimanfaatkan ayah be-jad nya. Sayang nya diapun tertekan, bila Diana telat memberikan uang pada ayah nya maka bisa dipastikan ibu nya tak akan selamat. Bukan karena ayah Toni menyakiti ibunya secara fisik, tetapi justru menyakiti mental nya.
Ayah Toni memiliki bukti dimana Diana sedang bergumul dengan orang yang dulu pernah merenggut keperawanan nya, dan kejadian naas itu tak satu kali pun sampai di telinga ibu Halimah. Meksi saat itu Diana begitu terpukul, tetapi dia tahu tempat dimana harus mengadu dan kepada siapa yang tidak perlu diberitahu.
Diana sangat yakin bila ibunya tahu dia pernah menjadi korban pemerkosaan maka kesehatan sang ibu akan semakin memburuk, dia tahu bagaimana sayang nya ibu Halimah terhadap nya meski bukan lah anak kandung.
Dulu setelah kedua orang tua Diana meninggal akibat kecelakaan mobil, maka orang pertama yang benar-benar menyayangi dengan setulus hati adalah ibu Halimah yang saat itu berstatus sebagai pembantu nya di kota. Beliau yang memang tidak dikaruniai keturunan sangat senang mendapatkan anak secantik Diana.
Sekuat tenaga dan sekeras mungkin dia bekerja demi menghidupi Diana agar tercukupi. Meski Diana kehilangan orang tuanya dia tak kekurangan kasih sayang, dan dia sangat menyayangi ibu Halimah yang rela banting tulang untuk hidup nya agar tak kekurangan.
Diana merasa bersyukur kepada Tuhan karena masih mempertemukan nya pada ibu sambung sebaik ibu Halimah. Saat kecil hidup Diana begitu bahagia meski hidup berdua dan teman-teman nya pun tak kalah baik nya. Hidup di daerah kampung ternyata lebih menyenangkan dibanding hidup di kota yang apa saja dilakukan nya secara individu. Dan mulai saat itu, Diana hidup layaknya anak kampung, belajar bersama teman, mengaji kepada ustadz kampung di sore hari hingga membuat nya semakin mengetahui ilmu agama, dia bersyukur atas limpahan nikmat serta Rahmat Tuhan yang diberikan.
Tetapi kebahagiaan itu tak bertahan lama setelah tiba-tiba suami ibu Halimah pulang ke kampung. Setiap hari waktu pak Toni hanya dihabiskan untuk bermain judi dan minum-minuman keras. Tak jarang Diana disiksa fisik nya saat ibu Halimah lebih memilih memenuhi kebutuhan anak angkat nya dibanding pak Toni.
Diana benci dengan keadaan ini, dia mulai berpikir bahwa kehidupan nya tak seberuntung teman-teman yang memiliki keluarga lengkap dan dilimpahi kasih sayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Arzita Mirage
Wheee... Rasain tuh mamam karmamu ya, puas Arzita jadinya pas liat kamu jadi hancur biar sadar aja gitu. Sorry ya gak sedih sama sekali aku hahaha 😀
2022-12-15
2
🍀⃟🦘мєттα_ɳყαᶠᵉⁿⁱ 𒈒⃟ʟʙᴄ
Kasian juga ya nasib Diana kecil
2022-12-04
2
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
kenapa harus cari yang sebelas duabelas dengan Frans, kenapa kamu gak cari laki-laki yang baik, setia dan kaya... jadi dia pasti akan menikahimu, daripada kamu harus berburu laki-laki terus
2022-12-04
3