(POV Andra) Jatuh Cinta? ((Revisi))

Orang bilang, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Inilah yang saat ini ku alami. Bekerja keras tak kenal lelah, membuat usaha yang kudirikan maju pesat. Dalam kurun waktu enam bulan, aku mampu membuat dunia bisnis, mengakui keberadaanku.

Kini, usaha yang kurintis mulai menunjukkan kestabilan. Meski masih memperoleh sedikit keuntungan, itu tak membuatku menyerah. Entah sudah berapa lama aku tak mengunjungi club' ini. Padatnya pekerjaan, membuatku tak bisa seenaknya melangkah keluar.

Selagi ada waktu, tidak ada salahnya menyempatkan diri ke club' milik salah satu teman kuliahku. Dia tidak berubah. Selalu menjadi Mak comblang bagi teman-temannya. Kuhampiri dirinya yang duduk di meja bartender bersama temanku yang lain. Mungkin, mereka kini bersama. Karena setahuku, Steven menyukai Bianca.

"Hai, Bro," sapaku pada Steven.

Pria blasteran itu menoleh dan menyambutku ramah. Begitupun Bianca.

"Hei, Ndra. Wah, udah jadi bos dia sekarang." Entah dia sedang memuji, atau mengejekku.

"Ah, bisa aja, lo."

"Udah jadi bos, harusnya udah punya gandengan dong, ya." Bianca sepertinya menyindirku.

"Gak juga. Buktinya, gue masih sendiri," ucapku jujur.

Mereka terbahak mendengar kejujuran ku. Biarlah. Toh, aku memang tidak punya waktu untuk mencari gandengan. Meski itu, hanya pura-pura.

"Bro, ke sana, yuk," ajakku pada Steven.

"Yuk, Yang."

Sepertinya, tebakanku tepat. Mereka, bukan hanya sekedar teman dekat lagi. Lihat saja cara Steven memanggilnya. Belum lagi perlakuannya yang terkesan bucin.

"Kalian aja, deh. Salah satu teman SMAku mau datang," tolaknya.

"Ya, udah. Kalo ada apa-apa, aku di sana, ya."

Oh, God! Selamatkan jiwaku yang jomblo ini, doaku dalam hati. Sungguh, melihat kebucinan serta kemesraan mereka, membuat perutku mual.

Segera kutarik pundak Steven menjauh dari sana. Sebelum aku muntah melihat kejadian yang lainnya. Kami duduk sedikit menjauh dari Bianca. Membicarakan hal remeh temeh, yang jauh dari kata bisnis.

"Bro, udah waktunya lo cari pacar. Apalagi, sih, yang lo cari?" tanya Steven.

Aku hanya mengendikkan bahu tak tahu. Perhatianku teralihkan, saat seseorang duduk di samping Bianca. Wanita itu terlihat cantik. Apalagi, saat ia tersenyum. Aku tersadar, saat Steven menepuk pundak ku.

"Kenapa, Bro?" tanyaku.

"Lo, ngeliatin siapa, sih?" Steven terlihat mengarahkan tatapannya pada objek yang ku lihat.

"Bukannya itu Liana? Tumben banget, dia ke sini," gumamnya.

"Lo kenal dia?" tanyaku.

"Kenal banget. Dia itu Liana. Cantik, sih, tapi sayang, juteknya gak ketulungan. Belum lagi, dia itu galak dan gak bisa kesentuh, sebelum dia yang mulai nyentuh."

Mataku terus menatapnya. Cara dia berpakaian, tidak seperti gadis lain. Dia justru menggunakan jeans dengan lubang di dengkul dan paha. bagian atasnya, menggunakan jaket jeans berwarna senada.

Tak lama, datang lagi seorang gadis lain. Kali ini, dia terlihat jauh lebih feminim dibanding gadis bernama Liana. Ponsel yang berbunyi, membuatku mengalihkan perhatian. Rupanya, mamaku tercinta yang menghubungi. Beliau, memintaku segera pulang.

"Bro, gue pamit, ya," ucapku pada steven.

"Buru-buru banget? Belum ada satu jam Lo di sini, udah mau balik aja," gerutu sahabatku.

"Biasa, ibu negara sudah bertitah," jawabku.

"Yah, kalo alasan lo itu, sih, gue gak bisa bilang apa-apa," ucapnya.

Aku terkekeh mendengar jawabannya. Kemudian, menghampiri Bianca untuk berpamitan. Tanpa disangka, Bianca memperkenalkan dua temannya, yang sudah kulihat bersama Steven tadi.

Liana terlihat tak peduli denganku. Gadis itu, bahkan berlalu dan menginjakkan kakinya di lantai dansa. Dari sini, aku bisa mengawasinya.

Entah apa yang terjadi, gadis itu memelintir tangan pria yang berdiri didekatnya tadi. Mungkinkah, pria itu melakukan tindak asusila padanya? Tak lama, pria itu mendorong Liana, hingga gadis itu terjungkal.

Mataku terbelalak lebar, kala pria itu menjambak Liana. Entah mengapa, darahku mendidih melihat hal itu. Dengan langkah pasti, kudekati tempat itu. Kemudian, menarik kerah bajunya kuat.

Tanpa basa-basi, kulayangkan bogem mentah pada pria itu. Menghajar pria itu hingga ia meminta ampun. Puas menyalurkan rasa marah, kuhempaskan tubuhnya menjauh.

Kualihkan perhatian pada Liana. Di sampingnya ada Bianca dan gadis bernama Fia. Aku pun menghampirinya sekedar ingin tahu keadaannya.

Sayang, ia menuduhku yang tidak-tidak. Aku sempat terperangah mendengar ucapannya. Merasa tak percaya, bila gadis di hadapanku ini berpikiran sepicik itu.

Aku pun memilih berpamitan pada Bianca. Sudah tak berniat meladeninya lagi. Tak lama, gadis itu pergi begitu saja. Tidak ada ucapan terima kasih sedikit pun.

Sabar, Ndra. Dia itu cewek. Cewek itu, maha benar, ucapku pada diri sendiri. Namun entah kenapa, aku seakan mencemaskan dirinya. Suara Steven yang memanggil, mengalihkan perhatianku dari gadis itu.

"Lo, gak apa, 'kan?" tanyanya.

Tidak hanya dia yang mendatangiku. Ada Bianca dan gadis lain, yang tak kuingat siapa dia. Entahlah. Fokusku hanya pada Liana saja tadi.

"Gak apa, kok. Gue baik-baik, aja," jawabku.

Namun, senyum di wajah Steven membuatku mengerutkan dahi. "Lo, kenapa senyam-senyum begitu? Kesurupan?" tuduhku.

"Lo suka, ya, sama Liana?" bisiknya.

"Gak!" jawabku cepat.

"Sayangnya, gue terlalu mengwnal Lo, Bro! Lo gak akan sepeduli itu sama cewek, kecuali Lo tertarik sama dia!"

"Sok tahu!" Aku memukul pundaknya keras.

Seenaknya saja, dia menuduh. Malas mendengar ocehannya, membuatku berlalu dari sana. Sayangnya, benakku justru mempertanyakan apa yang Steven tanyakan tadi.

Benarkah aku menyukainya? Love at the first sight? Ah, itu tidak mungkin. Tidak mungkin! Gadis sedingin es seperti Liana, tidak mungkin bisa menarik perhatianku. Ya, itu benar.

***

Hayo, menurut kalian, apa babang Andra jatuh cinta pada pandangan pertama, sama Liana?

Terpopuler

Comments

oyen

oyen

bisa jadi

2022-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 Mengambil paksa
2 (POV Liana) Kejadian di Club'
3 (POV Andra) Jatuh Cinta? ((Revisi))
4 (POV Liana) Bertemu
5 (POV Liana) Menolak
6 (POV Liana) Tidak butuh
7 (POV Andra) Sisi lain Liana
8 (POV Liana) Papa?
9 (POV Andra) Jadilah pacarku
10 Trauma
11 Retak
12 Kenyataan yang menyakitkan
13 Putus
14 Mencari Liana
15 Pilu
16 Kesedihan mendalam
17 Pergi
18 Awal yang baru
19 Mencari pekerjaan
20 Diterima
21 Jebakan Andra
22 Rindu?
23 Menebak tujuan Sandi
24 Campur tangan Andra
25 Kembali
26 Bersyukur tapi, dilema
27 Rencana Liana
28 Fitting
29 Misi pertama, tuntas
30 Berubah dingin
31 Niat Liana
32 Nomor tak dikenal
33 Pertengkaran hebat
34 Bukan sebuah bukti
35 Andra vs Dilan
36 Bertemu Dilan
37 Pergilah
38 Menumpahkan Emosi
39 Kedatangan Silviana dan Hartawan
40 Saran dari Silviana
41 Kesempatan untuk Andra
42 Melaporkan
43 Melibatkan Andra
44 Keputusan
45 Alasan Liana
46 Menolak
47 Bucin?
48 Mencekik diri sendiri
49 Menemui Liana
50 Masa lalu
51 Hilang
52 Pengorbanan
53 Rencana Liana
54 The truth
55 Meminta kesempatan
56 Ditangkap
57 Meminta bantuan Dilan
58 Kecurigaan
59 Bebas
60 Peka
61 Dokter obgyn?
62 Garis dua
63 Cauvade syndrome
64 Bertemu Dilan
65 Ngidam?
66 Diikuti
67 Gelisah
68 Kesal
69 Pelaku
70 Akar masalah
71 Wajah asli Fia
72 Liana hilang
73 Takut atau khawatir?
74 Hampir
75 Akhir dari segalanya
76 Extra part: Lian Pratama Hartawan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Mengambil paksa
2
(POV Liana) Kejadian di Club'
3
(POV Andra) Jatuh Cinta? ((Revisi))
4
(POV Liana) Bertemu
5
(POV Liana) Menolak
6
(POV Liana) Tidak butuh
7
(POV Andra) Sisi lain Liana
8
(POV Liana) Papa?
9
(POV Andra) Jadilah pacarku
10
Trauma
11
Retak
12
Kenyataan yang menyakitkan
13
Putus
14
Mencari Liana
15
Pilu
16
Kesedihan mendalam
17
Pergi
18
Awal yang baru
19
Mencari pekerjaan
20
Diterima
21
Jebakan Andra
22
Rindu?
23
Menebak tujuan Sandi
24
Campur tangan Andra
25
Kembali
26
Bersyukur tapi, dilema
27
Rencana Liana
28
Fitting
29
Misi pertama, tuntas
30
Berubah dingin
31
Niat Liana
32
Nomor tak dikenal
33
Pertengkaran hebat
34
Bukan sebuah bukti
35
Andra vs Dilan
36
Bertemu Dilan
37
Pergilah
38
Menumpahkan Emosi
39
Kedatangan Silviana dan Hartawan
40
Saran dari Silviana
41
Kesempatan untuk Andra
42
Melaporkan
43
Melibatkan Andra
44
Keputusan
45
Alasan Liana
46
Menolak
47
Bucin?
48
Mencekik diri sendiri
49
Menemui Liana
50
Masa lalu
51
Hilang
52
Pengorbanan
53
Rencana Liana
54
The truth
55
Meminta kesempatan
56
Ditangkap
57
Meminta bantuan Dilan
58
Kecurigaan
59
Bebas
60
Peka
61
Dokter obgyn?
62
Garis dua
63
Cauvade syndrome
64
Bertemu Dilan
65
Ngidam?
66
Diikuti
67
Gelisah
68
Kesal
69
Pelaku
70
Akar masalah
71
Wajah asli Fia
72
Liana hilang
73
Takut atau khawatir?
74
Hampir
75
Akhir dari segalanya
76
Extra part: Lian Pratama Hartawan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!