(POV Liana) Kejadian di Club'

Kota Jakarta seperti tak pernah tertidur. Gemerlapnya malam, seakan menambah kemeriahan kota ini. Sudah lama rasanya aku tak menginjakkan kaki ke tempat ini. Tempat di mana banyak orang melepas penat.

"Woy, kemana aja, lo? Jarang kelihatan sekarang," sapa seorang temanku. Dia adalah Bianca, pemilik club' malam ini. Teman-temanku menjulukinya sebagai Mak comblang.

"Biasa, sibuk kerja!" jawabku acuh, seraya mendaratkan bokongku di kursi depan meja bar.

"Lain, kalo yang jadi manajer, mah. Masih sendirian?"

"Seperti yang lo lihat."

"Gue punya teman yang sendirian juga, noh. Ganteng, pengusaha muda, pokoknya, tipe lo bangetlah."

Aku hanya tertawa mendengar penuturan salah satu teman sekolahku dulu. Sesuai dengan julukan yang didapat. Tak pernah lelah menjadi Mak comblang. Selalu saja menjodohkanku dengan pria mapan. Sayangnya, tidak satupun dari mereka, yang bisa menarik perhatianku.

"Liana."

Panggilan itu mengalihkan perhatianku dari Bianca. Kulambaikan tangan pada Fia, sahabatku. Membuatnya menghampiri kami ke meja bar.

"Always. Di mana ada Liana, di situ ada Fia. Jangan bilang, kalian pasangan lesbi," tuduhnya tak beralasan.

"Sialan, Lo! Kita masih normal kali," sanggahku.

Bianca terbahak mendengar umpatanku. Dari belakangnya, datang seorang pria tampan. Aku sempat terpaku, melihat pria itu. Bahkan, saat mendengar suara bariton miliknya. Terdengar ... seksi.

"Bi, gue balik, ya."

"Lo, kok, buru-buru banget, Ndra?"

"Biasa, besok ada meeting penting. Lain kali, gue main lagi deh."

"Oh, iya. Kenalin, mereka teman-teman gue."

Pria itu mengulurkan tangannya. Aku menyambutnya dengan santai.

"Liana," ucapku.

"Andra." Pria itu menyebutkan namanya. Kemudian, mengalihkan pada Fia dan berkenalan.

Pria bernama Andra itu pun, melanjutkan obrolan dengan Bianca. Kualihkan pandangan pada lantai dansa. Sepertinya, aku butuh berolahraga di sana.

"Lantai dansa?" tanyaku pada Fia.

Aku mengerutkan dahi, saat dia tak menanggapi ucapanku. Ternyata, sahabatku ini tengah menatap kagum pria yang berbicara dengan Bianca. Mungkin, dia jatuh hati pada pria itu. Kubiarkan ia menatap pria itu sepuasnya.

"Mau kemana, Li?"

Itu adalah suara Bianca. "Lantai dansa," jawabku dengan berteriak.

Kugoyangkan tubuh ini seirama dengan dentuman musik, begitu mencapai lantai dansa. Menikmati alunan lagu yang dimainkan. Namun, sesuatu terasa mengusik. Ada tangan yang sedang menyentuh pinggangku erat.

Mataku terbuka dan melihat seorang pria mesum setengah mabuk memegang pinggangku. Rupanya, pria ini sedang mencari masalah denganku. Tanpa rasa takut, kupelintir tangan pria itu. Membuatnya mengaduh kesakitan.

"Jaga tanganmu baik-baik, Bung!"

Aku berlalu meninggalkan pria itu di sana. "Argh," pekikku saat merasakan seseorang mendorong.

"Kau pikir kau wanita baik-baik? Hey, dengar! Tidak ada wanita baik-baik yang masuk ke dalam club' malam seperti ini!"

Sebelah alisku terangkat mendengar pernyataan pria itu. "Setidaknya, aku tidak berniat menjual diriku!" desisku.

Pria itu terbahak. Entah bagian mana dari ucapanku yang terdengar lucu, sampai-sampai membuatnya tertawa. Pria itu mulai mendekat ke arahku. Tepat saat tangannya akan meraih rambutku, seseorang menarik kerah bajunya dari belakang. Pria itu terlihat tidak terima, hingga terjadilah perkelahian di antara mereka. Aku memicingkan mata, melihat orang yang menolongku.

"An ... dra,"ucapku tidak yakin.

Salahkah penglihatan ku? Untuk apa dia menolongku? Apa dia punya maksud tertentu? Entahlah, pikiranku selalu buruk pada setiap laki-laki.

"Lo, gak apa-apa?" tanya Bianca dan Fia bersamaan.

Aku tak berniat menjawab pertanyaan mereka. Pikiranku masih mempertanyakan tujuan pria itu memberi pertolongan.

"Kamu ... gak apa-apa, 'kan?" tanyanya.

Pria bernama Andra itu sudah menghampiri kami. Aku mendengus kasar mendengar pertanyaan yang ia layangkan.

"Apa tujuan lo nolong gue?" tanyaku tanpa basa-basi.

Aku bisa melihat kerutan di dahinya. Mungkin, dia terkejut mendengar pertanyaan yang kuajukan. Dengan berani, kutatap kedua matanya dalam.

"Apa kau selalu mencurigai semua orang seperti ini?"

"Ya." Aku menjawab singkat.

Ia membuang pandangan dariku. Terserah, toh aku tidak ingin dia menganggapku lemah. Aku bisa melindungi diri sendiri.

"Aku hanya berniat membantu. Sedikit pun tidak terlintas dalam benakku untuk meminta imbalan. Dalam bentuk apa pun!"

Pria itu berbalik dan menatap Bianca. Mungkin, dia ingin berpamitan. Moodku terlanjur hancur karena kejadian tadi. Tanpa berpamitan, aku meninggalkan club'.

Pertemuan ini, adalah awal perkenalan kami. Namun, aku berharap, menjadi akhir pertemuan kami.

***

Hoho, maaf ya guys, kemarin gak spst up🙏

visual Liana dan Andra

Terpopuler

Comments

oyen

oyen

ok thor dan lanjut

2022-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 Mengambil paksa
2 (POV Liana) Kejadian di Club'
3 (POV Andra) Jatuh Cinta? ((Revisi))
4 (POV Liana) Bertemu
5 (POV Liana) Menolak
6 (POV Liana) Tidak butuh
7 (POV Andra) Sisi lain Liana
8 (POV Liana) Papa?
9 (POV Andra) Jadilah pacarku
10 Trauma
11 Retak
12 Kenyataan yang menyakitkan
13 Putus
14 Mencari Liana
15 Pilu
16 Kesedihan mendalam
17 Pergi
18 Awal yang baru
19 Mencari pekerjaan
20 Diterima
21 Jebakan Andra
22 Rindu?
23 Menebak tujuan Sandi
24 Campur tangan Andra
25 Kembali
26 Bersyukur tapi, dilema
27 Rencana Liana
28 Fitting
29 Misi pertama, tuntas
30 Berubah dingin
31 Niat Liana
32 Nomor tak dikenal
33 Pertengkaran hebat
34 Bukan sebuah bukti
35 Andra vs Dilan
36 Bertemu Dilan
37 Pergilah
38 Menumpahkan Emosi
39 Kedatangan Silviana dan Hartawan
40 Saran dari Silviana
41 Kesempatan untuk Andra
42 Melaporkan
43 Melibatkan Andra
44 Keputusan
45 Alasan Liana
46 Menolak
47 Bucin?
48 Mencekik diri sendiri
49 Menemui Liana
50 Masa lalu
51 Hilang
52 Pengorbanan
53 Rencana Liana
54 The truth
55 Meminta kesempatan
56 Ditangkap
57 Meminta bantuan Dilan
58 Kecurigaan
59 Bebas
60 Peka
61 Dokter obgyn?
62 Garis dua
63 Cauvade syndrome
64 Bertemu Dilan
65 Ngidam?
66 Diikuti
67 Gelisah
68 Kesal
69 Pelaku
70 Akar masalah
71 Wajah asli Fia
72 Liana hilang
73 Takut atau khawatir?
74 Hampir
75 Akhir dari segalanya
76 Extra part: Lian Pratama Hartawan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Mengambil paksa
2
(POV Liana) Kejadian di Club'
3
(POV Andra) Jatuh Cinta? ((Revisi))
4
(POV Liana) Bertemu
5
(POV Liana) Menolak
6
(POV Liana) Tidak butuh
7
(POV Andra) Sisi lain Liana
8
(POV Liana) Papa?
9
(POV Andra) Jadilah pacarku
10
Trauma
11
Retak
12
Kenyataan yang menyakitkan
13
Putus
14
Mencari Liana
15
Pilu
16
Kesedihan mendalam
17
Pergi
18
Awal yang baru
19
Mencari pekerjaan
20
Diterima
21
Jebakan Andra
22
Rindu?
23
Menebak tujuan Sandi
24
Campur tangan Andra
25
Kembali
26
Bersyukur tapi, dilema
27
Rencana Liana
28
Fitting
29
Misi pertama, tuntas
30
Berubah dingin
31
Niat Liana
32
Nomor tak dikenal
33
Pertengkaran hebat
34
Bukan sebuah bukti
35
Andra vs Dilan
36
Bertemu Dilan
37
Pergilah
38
Menumpahkan Emosi
39
Kedatangan Silviana dan Hartawan
40
Saran dari Silviana
41
Kesempatan untuk Andra
42
Melaporkan
43
Melibatkan Andra
44
Keputusan
45
Alasan Liana
46
Menolak
47
Bucin?
48
Mencekik diri sendiri
49
Menemui Liana
50
Masa lalu
51
Hilang
52
Pengorbanan
53
Rencana Liana
54
The truth
55
Meminta kesempatan
56
Ditangkap
57
Meminta bantuan Dilan
58
Kecurigaan
59
Bebas
60
Peka
61
Dokter obgyn?
62
Garis dua
63
Cauvade syndrome
64
Bertemu Dilan
65
Ngidam?
66
Diikuti
67
Gelisah
68
Kesal
69
Pelaku
70
Akar masalah
71
Wajah asli Fia
72
Liana hilang
73
Takut atau khawatir?
74
Hampir
75
Akhir dari segalanya
76
Extra part: Lian Pratama Hartawan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!