...Happy Reading!...
...*...
Di dekat kolam Aisyah dan Nabila terlihat sedang asik mengobrol. Namun, tiba-tiba suasana itu berubah sesaat setelah kedatangan Dilon. Jangan tanya ekspresi wajah Nabila sekarang, Nabila sudah bertahun-tahun lamanya kenal Dilon. Pria Playboy dan sukanya memainkan hati wanita, apalagi dulu Dilon pernah menghamili seorang gadis SMA dan malah meninggalkan nya memang tidak bertanggungjawab dia.
" Hai selamat pagi para bidadari surga yang cantik," Sapa riang Dilon. " Oh gw baru tau kalau Lo tau juga bidadari surga. Gw kira Lo cuman tau bidadari neraka."
Aisyah tersentak kaget mendengar celetukan Nabila, cepat-cepat Aisyah menyadarkan Nabila. " Begitulah Aisyah, dia memang suka begitu."
Nabila memutar bola mata malas dan bergegas pergi meninggalkan Aisyah berdua dengan Dilon. Terlihat dengan jelas Dilon yang diam-diam mendekati Aisyah dan mencoba mengobrol lebih dekat dengan Aisyah.
Dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka berdua." Aisyah kalau boleh tau kalian kenapa bisa menikah?" tanya Dilon penasaran. Aisyah yang merasa itu privat tidak menjawab pertanyaan Dilon.
" Apa kalian benar-benar menikah di dasari cinta?" tanyanya lagi. Aisyah benar-benar sangat risih dengan pertanyaan yang menurutnya tidak perlu di jawab. " Kami menikah karena keinginan kita. Itu sudah jelas tidak ada paksaan, dan itu artinya kita saling mencintai. " jawab Aisyah mantap.
" Tapi melihat perlakuan dan sikap Kak Devan sepertinya dia tidak menyukaimu," Tutur Dilon. Devan yang sedari tadi mendengar obrolan itu tidak bisa menahan dirinya lagi, Devan menghampiri Aisyah dan Dilon dengan raut wajah yang tidak bisa di tebak..
" Aisyah apa kamu bisa membuatkan aku teh?" Suara lembut dan penuturan yang lembut membuat Aisyah sedikit terkejut, apalagi di tambah sebutan saya jadi Aku. Aisyah tidak bisa membiarkan momen ini terlewatkan dengan sia-sia, Aisyah pergi ke dapur dan membuatkan teh kesukaan Devan. Di sana hanya tinggal Devan dan Dilon, Devan Menatap Dilon sinis dan tajam.
" Selamat pagi kak, bagaimana kondisi kakimu? Sudah ada perubahan?" Tanya Dilon yang sudah jelas Devan mengalami lumpuh total. Devan bukan bertanya melainkan meledek Devan yang jelas-jelas pria lumpuh tapi bisa mendapatkan seorang wanita cantik seperti Aisyah.
" Apa maksud mu bertanya tentang hal itu ke istri saya? Apa kamu tidak punya malu sedikitpun?" Tanya Devan
" Ahaha kakak jadi sejak tadi kakak menguping pembicaraan kami? Wow hebat Kaka. Ternyata seorang Devano Kenzo Alfarizi memiliki sisi buruk yaitu suka menguping pembicaraan orang lain," Tangan Devan mengepal sempurna, ingin sekali tangan itu ia layangkan ke wajah Dilon tapi cepat-cepat Devan menghentikan aksinya saat mendengar langkah kaki yang ia yakini itu Aisyah.
Aisyah membawa teh dan memberikannya kepada Devan. Devan meminta Aisyah untuk membawanya ke dalam kamar, dengan senang hati Aisyah mendorong kursi roda itu dan membawa Devan ke dalam kamar.
Senyuman smrik terlihat sangat jelas di bibir Dilon. Dilon memiliki pikiran jahat untuk menghancurkan rumah tangga Aisyah dan Devan. " Kamu sangat cantik Aisyah, tidak cocok jika kamu bersanding dengan pria lumpuh. Lihatlah nanti Devan, istri cantik mu itu akan menjadi milikku sepenuhnya." gumam Dilon sesaat setelah kepergian Aisyah dan Devan.
...
Di dalam kamar Aisyah membantu Devan berbaring ke atas ranjang. Lagi dan lagi jantung Aisyah berdegup sangat cepat, tatapan mereka bertemu dan hanya jarak 5 cm saja dari mereka.
Aisyah tersadar dan cepat-cepat menjauh dari Devan begitupun sebaliknya, Devan berdehem seakan mengurangi kegugupannya.
" Kamu butuh sesuatu lagi?" Tanya Aisyah
" Tidak ada," Aisyah mengangguk. " Saya hanya ingin memberitahu mu. Jangan terlalu dekat dengan Dilon, pria itu tidak sebaik yang kamu kira. Tapi itu berbalik kepadamu lagi, saya hanya mengingatkan tapi jika kamu menyukai nya ya itu terserah,"
Aisyah hanya diam mendengar ucapan Devan, ada rasa senang dan ada rasa tidak suka. Jadi sebenarnya apa yang ingin dia katakan? Dia adalah suaminya jika dia melarang Aisyah untuk dekat dengan Dilon maka itu haknya, tapi kenapa ada perkataan yang ia tidak peduli tentang hal itu.
.......
Hari sudah gelap Devano masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu. Seperti biasa Devan mengambil selimut dan Bantal untuk ia tidur di sofa, suara percikan air membuat ia mengerti kalau sekarang Aisyah sedang menggunakan kamar mandi.
Devan sebisa mungkin berpindah posisi dari kursi roda ke Sofa panjang. Dengan susah payah nya Devan berhasil ke Sofa itu, ada rasa kesal, kecewa dan marah kepada diri sendiri karna tidak memiliki kaki yang sempurna. Tapi apa yang harus ia lakukan sekarang? Mau mengadu pun itu percuma.
Tak berselang lama pintu kamar mandi itu terbuka. Devan tak berkedip saat melihat kecantikan Aisyah saat tidak menggunakan kerudung, apalagi di tambah helaian rambut yang terurai dan angin yang kencang sehingga helaian-helaian rambut itu beterbangan menutupi wajah cantik itu.
Aisyah yang sadar kehadiran Devan mencoba mengambil handuk dan ia gunakan untuk menutupi rambutnya. Karna biasanya Aisyah tidak pernah lepas kerudung bahkan di depan suaminya sendiri. Devano membuang wajah ke arah lain, mencoba membuang semua pikiran kotor yang terlintas.
" M_maaf mas aku kira tidak ada kamu disini," ucap Aisyah gugup
" Nggak papa, lagi pula untuk apa kamu minta maaf,"
" Hari sudah malam, sebaiknya kamu istirahat. Dan matikan lampu, saya tidak bisa tidur kalau lampu itu masih menyala," Tutur Devan dan bergegas tidur membelakangi Aisyah.
Aisyah berjalan ke arah ranjang dan tidur di sana. Aisyah Menatap punggung Devan di sofa itu, ada rasa sedih saat mengingat semua pasangan suami istri tidur dalam satu ranjang tapi dirinya? Bahkan berbicara berdua pun rasanya sulit.
Perlahan kelopak mata itu tertutup sempurna. Aisyah bergegas pergi ke alam mimpi sesaat setelah rasa ngantuk menyerangnya.
**
Keesokan paginya, semua keluarga berkumpul di meja makan. Aisyah menghidangkan makanan ke piring Devano, membuat orang-orang melihatnya merasa iri.
" Aisyah tolong bantu bunda ambillin mangkuk di sana, " pinta Linda sembari menunjuk mangkuk yang berisi sup ayam.
Aisyah sangat patuh ia langsung mengambil mangkuk berisi sup itu. Tapi, tiba-tiba kakinya terpeleset dan hampir saja tubuh Aisyah jatuh ke lantai, Devan yang Melihat itu mencoba bangkit dari kursi roda tapi sayangnya kaki Devan sangat kaku dan tidak bisa menolong Aisyah. Tapi, untungnya Dilon datang dan menangkap tubuh Aisyah, mangkuk itu tumpah berserakan dan kuahnya pun mengenai tangan Aisyah.
Devano mengepalkan tangannya erat saat melihat Dilon yang menolong Aisyah. " Saya tidak lapar, saya mau ke kamar." Perhatian mereka kini beralih ke Devan yang meninggalkan meja makan.
Aisyah yang Melihat kepergian Devan langsung menyusul nya ke dalam kamar. Di dalam kamar terlihat Devan yang berteriak sambil melempar benda apapun yang ada di penglihatannya.
Aisyah yang melihatnya Terkejut dan mencoba menghentikan aksi Devan.
" Mas hentikan itu bisa melukai kamu," teriak Aisyah mencoba menghentikan Devan. " Arghh kenapa saya lumpuh? Bahkan saya tidak bisa menolong istri saya sendiri."
Tangis Aisyah pecah saat mendengar ucapan Devan yang menyebutnya istri. Aisyah menghampiri Devan dan refleks memeluk tubuh itu, Aisyah mencoba menenangkan Devan yang terus memberontak karna emosi.
" Aku mohon hentikan, jangan seperti ini. Ini bisa menyakiti kamu," tangis Aisyah di dengkapan Devan.
Devan mengatur deru nafasnya yang masih memburu. " Aku nggak papa, jangan salahkan diri kamu. Aku mohon jangan sakiti dirikamu seperti ini."
Merasa lebih baik Aisyah melepas pelukannya dan menatap mata elang yang kini memerah.
" Saya pria lumpuh! Saya tidak bisa menolong kamu disaat kamu membutuhkan sosok seorang suami. Saya tidak ingin kamu terus menderita karna saya, pergilah jangan pedulikan saya,"
" Kenapa kamu bilang begitu? Aku istri kamu mas,"
" Kamu memang istri saya, tapi saya tidak melakukan kewajiban saya sebagai seorang suami. Apa kamu hidup dengan pria lumpuh huh? Pergilah saya memberikan keringanan untukmu,"
" Masalah uang, saya akan urus semuanya," tandas Devan. Aisyah Menggelengkan kepalanya. " Nggak mas, aku akan tetap disini. Aku datang kesini sebagai menantu dan istri kamu, aku nggak akan pernah pergi apapun yang terjadi."
" Kenapa kamu keras kepala? Bukannya kamu mau jadi istri saya karna uang? Saya akan memberikan uang berapa pun yang kamu mau, jadi pergilah saya tidak mau memiliki tanggung jawab besar,"
" Bagaimana aku bisa pergi meninggalkan pria yang kini sudah menjadi suamiku. Perlakuan kasar dan sikap dinginmu, membuat aku memiliki perasaan kepadamu. Iyah Devan aku sudah menyukaimu dan aku tidak akan meninggalkan mu," Gumam Aisyah dalam hati.
" Cepat pergi Aisyah,"
" Aku tidak akan pernah pergi. Aku akan pergi jika keadaan kakimu sudah membaik,"
" Apa maksud mu? Apa kamu diam-diam meledek dan menghina saya?"
" Sudah jelas kaki saya lumpuh permanen. Dan sampai kapanpun kaki saya tidak akan bisa berjalan lagi," Sarkas Devano
" Kamu tau di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Apapun yang mustahil pasti akan ada yang terjadi, percayalah kakimu akan sembuh. Dan kamu akan kembali seperti semula lagi," tegas Aisyah dan bergegas pergi meninggalkan Devano. Devan benar-benar muak dan tidak mengerti dengan jalan pikiran Aisyah.
...........
Jangan lupa tinggalkan jejak yah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Tini ayah
Devan kecelakaan Ama si dilon x ya
2023-08-16
0
Octa Simamora
dilon udah gila mungkin huhhh..
2022-12-02
2