Bunga membuka pintu kamarnya pelan, lalu menoleh ke sana kemari, memastikan kalau tidak ada siapa-siapa di koridor. Gadis itu tersenyum senang. Rumah tampak sepi. Bahkan Mbok Pai pun tidak terlihat batang hidungnya.
Hari ini dia akan bertemu Jacob di luar jam sekolah. Tepatnya, di pasar yang tidak jauh dari sekolah mereka.
Jacob tersenyum saat Bunga muncul di hadapannya. Gadis itu mengenakan dress berkerah warna putih tulang, dan rambut panjangnya dikepang dua dan dililit pita.
"Kamu cantik, ya?" Jacob tidak segan-segan memuji Bunga.
Bunga menjulurkan lidah meledek Jacob. Artinya, ucapan Jacob tidak terlalu ia pedulikan. "Orang tuamu tidak tahu kamu ada di sini, bukan?" tanyanya, penuh selidik.
"Mereka tidak tahu. Kalau mereka tahu, aku tidak akan ada di sini. Mereka tidak akan mengizinkanku keluar rumah sendiri," sahut Jacob seraya melongok ke arah pasar yang cukup ramai. Pengunjung pasar hampir semuanya orang pribumi. Jacob hanya melihat beberapa orang Belanda yang sedang berinteraksi dengan penjual sayuran.
Vader dan Moeder pernah mengajaknya dua kali ke tempat ini pada saat akhir pekan. Sebelumnya Bunga mengatakan, bukan pasar tujuan main mereka hari itu, tetapi Bunga ingin masuk ke dalam sebuah kolam renang tertutup yang ada di balik pasar.
"Ayo!" ajak Bunga seraya melangkah mendahului Jacob. Gadis itu menenteng sebuah tas kain yang isinya tampak penuh.
Jacob segera mengikuti langkah gadis itu. Kedua anak itu menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di pasar. Sebabnya, ada anak pribumi yang berjalan berdampingan dengan seorang anak Meneer Belanda. Hal itu tentu saja adalah pemandangan yang langka.
Namun, Bunga seakan tidak peduli dengan pandangan orang-orang terhadap dirinya dan Jacob. Tujuannya adalah kolam renang di balik pagar beton di sebelah pasar.
"Wacht (Tunggu), Bunga!" seru Jacob begitu keduanya sampai di depan pintu masuk kolam renang yang tertutup.
Bunga yang hendak mendorong pintu kayu itu mengurungkan niatnya. "Wat is het (Ada apa)?" tanyanya seraya mengerutkan keningnya memandang Jacob.
"Kamu tidak baca itu?" tunjuk Jacob pada sebuah papan tulisan yang ditempel di atas pintu.
Sepasang mata indah Bunga membulat. Ia membaca tulisan yang ada di papan, seketika dadanya bergemuruh.
Anjing dan priboemi dilarang masuk, ketjuali pegawai.
Bunga menggeram. Bibirnya manyun karena kesal membaca tulisan itu. "Jadi, kalian menyamakan kami dengan anjing?" tanyanya. Ia melampiaskan kekesalannya pada Jacob.
Jacob menggeleng cepat. Tidak pernah terbersit di dalam benaknya pemikiran seperti yang Bunga tuduhkan. "Aku tidak pernah berpikiran seperti itu."
"Jadi, bagaimana ini?" tanya Bunga sambil memandang tas di tangannya. Padahal, ia sudah menyiapkan pakaian untuk ia pakai berenang. belajar berenang lebih tepatnya. Karena ia berniat untuk meminta tolong Jacob untuk mengajarinya.
"Hmmm." Jacob mengelus dagunya, pertanda ia sedang berpikir.
Saat itu, muncul seorang lelaki pribumi dari balik pintu. Ia memakai seragam setelan kemeja dan celana coklat. Kepalannya dihias dengan Jamang.
Si lelaki sepertinya mengenal siapa Jacob. Terlihat dengan senyum ramah yang ia ulas saat melihat anak itu. Sedangkan terhadap Bunga, lelaki itu memandangnya dengan tatapan sinis.
"Kamu bisa baca, ndak?" tanya lelaki itu pada Bunga sambil menunjuk ke arah papan tulisan di atas pintu.
"Aku sudah izin dengan mijn Papa untuk bawa teman pribumi," jawab Jacob cepat sebelum Bunga sempat membuka mulutnya.
"Oh, begitu. Baik, kalau begitu silahkan masuk." Si lelaki mempersilahkan keduanya masuk. Meskipun tatapannya pada Bunga masih sedikit sinis.
Jacob buru-buru menggandeng lengan Bunga masuk melalui pintu kayu tinggi berwarna coklat dan sudah terlihat lusuh itu.
Di dalam bangunan beratap terbuka itu, bukan main gembiranya Bunga. Kolam renang luas yang sedikit berlumut itu memiliki air yang jernih. Ia bergegas masuk ke ruang ganti dan mengganti pakaiannya dengan kain yang membalut tubuh mungilnya sebatas dada.
"Ayo, ajari aku berenang."
Jacob mengangkat kedua tangannya. Ia tidak membawa pakaian lain selain yang melekat di badannya. Akhirnya, ia pun melucuti pakaian luarnya dan hanya mengenakan kaos dalam. Sementara ia membiarkan akan membiarkan ****** ******** basah.
Kolam renang yang tadinya tenang dan sepi karena tidak ada pengunjung lain selain mereka, kini menjadi ramai oleh teriakan-reriakan kegirangan kedua anak itu. Bunga yang tadinya ingin meminta Jacob mengajarinya berenang, teralihkan dengan bermain-main air saja.
Tawa keduanya begitu lepas seakan kolam renang itu hanya milik mereka saja.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Dewi Setyorini
Bab kedua, ceritanya udh kelihatan keren, kayaknya otornya smart ini
2022-12-15
0
𝕭𝖚𝖊 𝕭𝖎𝖒𝖆 💱
Terasa banget waktu itu ,sangat Rasis ya ,kudu dibeda"kan ,Pribumi dan Nganu
jadi inget yg lg berKuasa disono ,yg dulunya hasil Nganu 😅😅😅😅🙏🏼
2022-12-06
0
𝕭𝖚𝖊 𝕭𝖎𝖒𝖆 💱
banyak bintang dilangit duh ,tolong jelaskan koordinatnya 🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2022-12-06
0