"hai kak Stevan" sapa Claudia pada sang kakak sambil memeluk dari belakang kemudian melompat duduk disamping Stevan .
"ada angin apa tiba-tiba kamu datang kemari ?" tanya Stevan tanpa mengalihkan pandangannya dari TV. Stevan sedang melihat berita yang mengabarkan grafik harga saham beberapa perusahaan besar di kota Sora dan beberapa kota sekitarnya.
Claudia memutar bola matanya malas menanggapi celotehan kakaknya,dia beranjak ke belakang menuju ke dapur. Melewati kolam ikan yang jadi pembatas antara ruang tengah dan dapur,gadis bertubuh cenderung mungil itu berhenti sejenak mencelupkan jari tangannya menyapa ikan-ikan disana. Ia kemudian lanjut berjalan menuju dapur. Dilihatnya kakak iparnya sedang sibuk disana.
Claudia pun lalu menghampiri Alana,wanita yang baru dinikahi oleh Stevan sekitar seminggu yang lalu. Umur Alana dan Claudia yang tak terpaut jauh membuat keduanya cepat akran,ditambah sikap ramah Alana membuat Claudia merasa memiliki sahabat baru.
"Kak Alana,lagi sibuk bikin apa sih? kenapa gak minta bantuan bibi ? sapa Claudia dilanjutkan dengan sedikit protes pada kakak iparnya itu,karena sudah ada pelayan tapi justru Alana masih sibuk bekerja sendiri.
"jangan banyak tanya dan protes,kebetulan kamu datang,sini bantuin aku !" dengan langkah malas Claudia mendekat walau tetap bersedia membantu juga.
"kamu letakkan tas kamu dikamar,aku akan memanggil kakakmu dulu,kita makan bersama" ajak Alana sudah berlalu menghampiri Stevan di ruang tengah.
Tak sampai 30 menit acara makan malam selesai. Stevan masuk ke dalam ruang kerjanya setelah mendapat telepon dari sekretarisnya. Sedangkan Alana juga Claudia kini duduk di ruang tengah,menggantikan Stevan melihat acara di TV. Hanya saja beda acara yang mereka lihat. Alana dan Claudia sama-sama melihat drama korea dengan genre romantis yang banyak menyuguhkan adegan yang suka bikin baper.
Sementara itu,beberapa pasukan sedang bersiap untuk atraksi mereka malam nanti. Kali ini mereka akan bertransaksi jual beli senjata api rakitan yang sepakat mereka lakukan di sebuah bangunan usang yang ada di tepi hutan.
<
<
<
<
<
<
Rendi dan Claudia saling berbalas pesan. Alana sampai merasa di cuekin oleh adik iparnya itu.
"chat sama siapa sih,kayaknya serius gitu ? Alana iseng bertanya
"cuma sama temen" jawab Claudia santai seraya meletakkan hp di atas meja,melanjutkan nonton drakor sambil mencomot makanan dari dalam toples.
1 setengah jam kemudian drakor berakhir,Claudia berpura-pura menguap. Ia lalu pamit untuk istirahat lebih awal pada Alana karena sudah sangat mengantuk. Ternyata Alana pun sama,dia mematikan TV kemudian masuk ke dalam kamarnya yang masih berada di lantai yang sama,sedangkan kamar Claudia berada di lantai atas.
<
<
Beberapa mobil besar melaju di jalanan,ada diantaranya berbelok ke arah hutan. Ada semacam petunjuk tersembunyi yang mengarahkan mobil-mobil tersebut untuk menuju sebuah bangunan tua dalam hutan,tempat transaksi akan dilangsungkan. Iring-iringan mobil anak buah Claudia memasuki hutan,beberapa meter dibelakang mobil tersebut. Ada 2 mobil jeep yang masing-masing membawa peti besar yang kemungkinan adalah barang yang akan jadi barang transaksi mereka. Peti tersebut dijaga ketat oleh beberapa orang pria.
Setelah beberapa ratus meter masuk ke dalam hutan,akhirnya mereka tiba di sebuah bangunan besar dalam hutan. Bangunan yang tampak tak terawat tersebut terdiri dari 2 lantai. Memasuki bangunan tersebut ternyata ada satu ruangan bawah tanah yang tak diketahui.
1 Peti diangkat oleh 2 orang pria berbadan kekar menuju salah satu ruangan dalam bangunan tersebut. Tak lama kemudian 1 peti lagi masuk ke dalam ruangan. 5 orang utama anak buah Claudia yang ditunjuk memasuki ruangan tersebut setelah beberapa orang berkostum serba hitam berjumlah lebih dari 6 orang memasuki ruangan. Di wajah mereka masing-masing bertengger kacamata hitam dengan memasang wajah sangar yang membuat siapa saja takut untuk memandang.
Rendi meletakkan koper yang dibawanya ke atas meja,lalu Ken turut maju dan membuka koper tersebut untuk ditunjukkan isinya pada orang-orang didepan mereka. Orang-orang tersebut adalah pemilik senjata api rakitan yang akan mereka beli.
Koper kembali ditutup oleh Ken,pihak penjual memberikan sebuah dokumen pada Rendi. Sejenak Rendi membaca,dia langsung akan membubuhkan tanda tangan. Tapi kemudian terdengar suara tembakan dari ruangan lain. Orang-orang berhamburan keluar untuk mencari tempat perlindungan sambil melancarkan serangan balik.
Koper berisi uang masih berada di atas meja,Ken mengendap masuk untuk mengambil kembali koper tersebut. Hal yang tak sulit dilakukan karena saat ini orang-orang disana sibuk menyelamatkan diri karena perubahan situasi yang sangat mendadak. Entah pihak siapa yang membuat kekacauan tersebut terjadi.
Bak adegan dalam film action,tembak menembak menimbulkan suasana dalam bangunan tersebut menegang. Mereka bersembunyi untuk menghindari serangan,kemudian saat situasi memungkinkan mereka akan mulai melancarkan serangan balasan.
Dor dor dor prang prang dor.
Suara peluru yang melesat keluar dari pistol. Suara tembakan terdengar nyaring saling bersahutan. Dalam waktu singkat banyak mayat bergelimpangan.
Arlan melihat beberapa orang memasuki ruang transaksi,ia tak langsung masuk,tapi lebih dulu mengawasi dari kejauhan untuk mengamati gerak-gerik mereka.
Hap,Rendi lompat dari tumpukan palet kayu.
"letakkan kembali peti itu" Rendi menodongkan ujung pistolnya pada dua pria yang hendak membawa kabur peti berisi senjata api. Mereka bukan orang-orang dari pemasok senjata. 2 orang tersebut meletakkan kembali peti di tempat semula. Tapi kemudian ada sepucuk senjata yang ditempelkan seseorang di kepala Rendi.
Rendi melirik sekilas keadaan,dia tak gentar walau posisinya sedikit terancam. Sudut matanya memindai sekitar,dia melihat ada beberapa orangnya bersembunyi dalam ruangan tersebut,tapi juga ada beberapa orang dari kubu musuh. Situasinya berada di dua kemungkinan. Bisa aman bisa juga tidak.
Sampai kemudian,suara sirine mobil polisi terdengar mendekati lokasi. Mereka langsung berhamburan keluar untuk melarikan diri agar tidak tertangkap oleh pihak berwajib.
"sial,ada yang coba sabotase" umpat seseorang.
Situasi yang carut marut dan kacau balau seperti itu menguntungkan Rendi dan kawan-kawan. Mereka segera mengamankan peti berisi senjata kemudian dibawa menuju kendaraan yang mereka parkir tak jauh dari ruangan. Memanfaatkan situasi kacau yang masih kejar-kejaran dengan polisi,Rendi dan kawan-kawan segera pergi dari lokasi tanpa disadari oleh yang lain.
<
Claudia tersenyum membaca pesan masuk di hp miliknya. Ia lalu memejamkan mata dengan nyaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments