"Bang Kevin," ucap Sindi seorang gadis yang berjalan beriringan dengan Kevin Narendra
Mendengar namanya di panggil, pemuda tampan dengan hoodie hitam itu menoleh "Eh kenapa, Sin?" tanya nya dengan lembut
"Bang Kevin mau kemana?" tanya Sindi
"Gue?" tanya nya menunjuk dirinya sendiri. "Gue mau ke taman kampus, emangnya kenapa Sin?" tanya Kevin
"Sindi boleh ikut gak Bang? Sindi mau bahas masalah proposal kegiatan sama Bang Kevin," ucap Sindi
Kevin mengangguk kecil kepalanya. Sindi Fadilah itu adalah adik satu tingkatnya di Fakultas, sekaligus sekretaris kegiatan pemula untuk event yang akan berlangsung tiga bulan lagi. Mungkin tidak ada salahnya jika ia mengajak Sindi untuk ikut ke taman kampus sekalian untuk membahas perihal proposal kegiatan dengannya.
"Bang Kevin mau ngapain ke taman kampus, Bang? " tanya Sindi
"Gue mau nyamperin cewek gue, Sin. Gue gak ketemu dia hampir seminggu karena rapat kita padet banget. Mangkanya sekarang gue mau nemenin dia," jawab Kevin
Sindi tersenyum seadanya mendengar penuturan yang di ucapkan oleh ketua BEM FISIP itu. Siapa yang tidak mengenal ketua BEM FISIP dengan pesonanya yang tidak main main. Kevin Narendra, pemuda tampan nan cerdas yang piawai mengendalikan roda kepemimpinan nya di organisasi.
"Lo udah hubungin sekretaris gue buat tanya tanya, Sin?" tanya Kevin tiba tiba
"Udah Bang," jawab Sindi
"Terus kenapa masih perlu penjelasan dari gue?" tanya Kevin
Sindi terdiam mendengarkan penuturan to the point yang di layangkan ketuanya itu.
Mampus, batin gadis itu panik.
Sebenarnya ia sudah memahami mengenai prosedur penyusunan proposal kegiatan yang harus ia buat. Ini sekedar alibinya saja agar bisa membuat celah untuk dekat dengan Kevin.
Tapikan Sindi tidak mungkin berterus terang seperti itu.
"Sindi bingung di beberapa bagian, Bang. Tadi udah nyoba buat ngehubungin Kak Windi. Tapi Kak Windi slow respon, dan gak sengaja liat Bang Kevin lewat, jadi ngejar Bang Kevin buat minta penjelasan. Kalau Bang Kevin mau quality time sama pacarnya Abang, Sindi bisa kok kalo harus nunggu respon dari Kak Windi aja kok, Bang," ucap Sindi
Kevin tertawa pelan. "Windi emang slow respon kalo di chat. Sans aja Sin sama gue aja dulu. Nanti kalo lo enggak paham dari penjelasan gue, lo bisa temui Windi."
Sindi akhirnya bernafas lega karena penuturan Kevin tadi. Ketuanya itu memang sangat baik memperlakukan setiap jajarannya, sekalipun Sindi baru masuk organisasi tersebut sebagai pengurus muda.
"Ayo Bang, kita ke taman takut di tungguin pacar Abang kalo kita ngobrol terus," ujar Sindi
.
.
.
Kevin tersenyum sumringah melihat Keisya yang sedang duduk di salah satu gazebo taman di temani oleh Vina sahabat pacarnya itu. "Kei," sapa Kevin antusias lalu mendudukkan dirinya di samping sang kekasih.
Keisya menatapnya dengan singkat di sertai senyum cantiknya yang membuat Kevin selalu kecanduan. "Udah makan siang?" tanya Kevin basa basi kepada sang kekasih.
"Udah sama Vina, kalo kamu gimana udah makan?" ucap Keisya
Kevin mengangguk kan kepalanya kecil kemudian menatap Sindi yang masih berdiri canggung di depan gazebo. "Sin, lo gak pegel apa berdiri terus?" tanya Kevin
"Boleh duduk Bang?" tanya Sindi dengan kikuk
Kevin tertawa geli. "Emang ada tulisan di larang duduk, heum?"
"He he he, tidak ada si," jawab Sindi sambil cengengesan.
***
Keisya menatap laptop Vina yang sama sekali tidak membuatnya tertarik semenjak kedatangan kekasihnya dan teman perempuannya. Karena fokusnya mengarah pada pembicaraan pacarnya dengan seorang gadis yang katanya adalah pengurus muda organisasi yang di ketuai Kevin.
"Vin," ucap Keisya pelan
Vina yang tadinya asik bermain ponsel pas namanya di panggil langsung mengalihkan padangan nya menuju Keisya. "Apa?" tanya Vina pelan
"Balik ke gedung fakultas aja yuk dari pada disini," ucap Keisya dengan sangat pelan.
Vina kemudian melihat jam tangan nya yang masih menunjukkan pukul 13:40 WIB. "Mau balik ke gedung sekarang?" tanya Vina untuk memastikan.
Pasalnya masih ada setengah jam lagi sebelum mata kuliah di mulai.
"Gue mau ke perpus fakultas sekalian nyari buku buat materi jurnal," jawab Keisya.
Vina menganggukkan kepala kecil, meskipun sadar kalau itu hanya alesan sahabatnya saja agar tidak terlalu lama melihat pacarnya dengan perempuan lain.
Keisya mengamati Kevin yang terlalu asik berbicara memberikan penjelasan mengenai proposal kepada Sindi hingga tak menyimak obrolan Keisya dan Vina.
"Ren," panggil Keisya halus kepada Kevin yang duduk di samping. Oh yah Keisya manggil Kevin biasa dengan sebutan Narendra nama belakang Kevin karena kalo di panggil Vin bakalan ribet kalo ada sabahatnya juga.
"Iya, kenapa Kei?" tanya kevin
"Aku mau balik duluan ke gedung fakultas," ucap Keisya dengan lembut
Kevin mengernyitkan keningnya mendengar penuturan Keisya karena setau Kevin, Keisya masih setengah jam lagi baru mulai mata kuliahnya. "Emang mau kemana, bukannya kelas kamu masih setengah jam lagi Kei?" tanya Kevin bingung.
"Iya tapi aku mau ke perpus dulu, mangkanya aku mau balik ke gedung fakultas," ucap Keisya
Kevin mengerutkan bibirnya mendengar penurunan Keisya. "10 menit lagi yah kita kan baru ketemu setelah seminggu enggak ketemu," kata Kevin mencoba melakukan negoisasi.
"Aku harus balik gedung untuk ke perpustakaan karena aku lagi banyak tugas," jawab Keisya
"Taman kampus sama perpustakaan kamu deket By, Emang nya enggak bisa apa kerjain di rumah aja tugasnya. Ayolah bentar lagi yah kamu ke perpus nya yah 5 menit lagi deh jangan sekarang," ucap Kevin
Keisya mengehela nafas, kemudian melirik Sindi yang ada di hadapan Kevin. "Gak bisa Ren tugas aku banyak kalo enggak di kerjain sekarang di rumah bakal keteteran karena tugas aku bukan cuman satu doang. Lagian kamunya juga kan lagi sibuk ngurusin masalah proposal kan? Jadi aku mau ke perpus fakultas aja buat pinjem buku," ucap Keisya
Kevin mengernyitkan dahinya bingung. "Emang kamu punya tugas apa ampe sebanyak itu harus di kerjain sekarang juga?" tanya Kevin
"Cewek lo tadi telat masuk kelas, Ren. Terus di minta bikin review 10 jurnal. Apa enggak modar tuh cewek lo di suruh ngereview jurnal sebanyak itu dalam waktu seminggu, belom tugas yang lainnya," jawab Vina yang tak lain sahabatnya pacarnya Kevin.
Keisya melirik kesal ke arah Vina yang mengadukan masalah dia telat masuk kelas ke Kevin. Apa lagi kan ada Sindi yang bersama mereka sekarang. Keisya tentu tidak ingin reputasinya hancur di hadapan Sindi.
"Kok kamu bisa telat si Kei?" tanya Kevin penuh selidik. Pemuda itu menatap Keisya dengan tatapan yang penuh mengintimidasi. "Marathon drakor yah kamu," ucap Kevin dengan kesal.
"Enggak kok. Aku nyaris lupa jadwal tadi," kata Keisya dengan sangat pelan. Ia sungguh hampir melupakan jadwal kuliahnya tadi. Entah karena apa, tiba tiba saja Keisya seperti melupakan bahwa ia ada kelas pagi hari ini.
"Lain kali jangan gitu lagi yah By. Di cek jadwalnya biar gak kelupaan kaya sekarang ini," ucap Kevin sambil mengusap puncak kepala Keisya.
Keisya mengangguk kan kepala nya kecil. "Aku ke fakultas sekarang yah?" katanya lagi meminta persetujuan sang kekasih.
"Tapi aku masih kangen sama kamu Kei," keluh Kevin.
Kevin menatap sendu Keisya, pemuda tampan itu menjatuhkan kepalanya ke pundak Keisya. "Disini dulu ya, Kei. Please cuman sebentar aja," kata Kevin memohon. "Soal tugas yang tadi nanti aku bantuin kamu buat kerjain," lanjutnya lagi.
"Iya Kei, mending kita disini aja dulu. Lo gak kasian ngeliat cowok lo ngerengek-ngerek kaya gitu kaya anak kecil," kata Vina nimbrung di barengi ejekan.
"Enggak enak di liatin Sindi, Ren." Ucap Keisya yang sedang mengusap pipi Kevin dengan pelan.
Sindi tersenyum canggung melihat pemandangan yang di liat di depannya sekarang. Bagaimana bisa seorang Kevin Narendra yang begitu kharismatik saat memimpin rapat kegiatan, sekarang malah sangat menye menye terhadap pacarnya. Sangat berbanding terbalik bukan? Rasanya Kevin seperti memiliki kepribadian ganda.
"Baru liat yah loh, tingkah Kevin yang seperti ini." Tutur Vina pada Sindi.
Sindi mengangguk kecil di sertai senyum kikuknya.
"Cowok emang gitu kalo sama pawangnya." Ucap Vina
"Kamu lanjutin gih obrosal kamu sama Sindi soal proposal tadi." Kata Keisya tiba tiba. Keisya juga merasa tidak enak karena memotong pembahasan mereka tadi.
Kevin bangun dari posisinya dan memusatkan atensinya pada Sindi yang sedang duduk di hadapannya. "Ada lagi yang gak lo pahami soal ini, Sin?" tanya Kevin sambil membolak balikan lembar proposal yang di bawa Sindi tadi.
"So far aman Bang. Makasih yah udah ngejelasin sedetail tadi ke Sindi." Jawab Sindi dengan seyum manisnya.
Kevin tersenyum lega, ia mengangguk dan menyerahkan proposal itu kepada Sindi. "Jangan lepas kordinasi sama yang lain yah Sin. Kalo ada kendala apapun, langsung kasih tau gue aja." Ucap Kevin
Sindi mengangguk paham. "Siap Bang."
Keisya menatap bangga ke arah Kevin pacarnya. Bagaimana bisa pemuda itu selalu cepat tanggal di segala situasi. "Kalian ada event apaan emang?" tanya Keisya basa basi.
"Bakti sosial Kei, nah Sindi ini sekretaris kegiatannya." Jawab Kevin
"Semoga berjalan lancar yah kegiatannya." Ucap Keisya tulus.
"Thanks, Kak. Jangan lupa dateng yah Kak, nanti. Bang Kevin pasti seneng deh pacarnya dateng." Ucap Sindi di barengi senyuman nya. Walaupun terpaksa dia tetap tersenyum walaupun dalam hati dia tidak suka melihat cowok yang di sukainya bareng dengan kekasihnya.
Keisya hanya tersenyum kecil sebagai respon.
"Pacar gue enggak akang dateng, Sin." Ucap Kevin
Sindi kaget dengan penuturan Kevin. "Loh, emangnya kenapa Bang?" tanya Sindi
"Gue enggak mau bikin dia overthingking. Jadi gue selalu ngelarang dia buat dateng di kegiatan kita." Jawab Kevin
Sindi pun hanya bisa mengangguk kan kepalanya tanda respon nya. "Ya udah Bang, kalo gitu Sindi balik ke fakultas duluan."
Selamat Malem😊 Jangan lupa buat like dan komen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Jangan gitu Sindi, lanjutkan saja sebelum janur kuning.
2022-12-23
1