DLM II Eps 3

Aneuly pagi - pagi sekali sudah datang di kediaman Darendra Maximilan yang akan menjadi tempat tinggal nya selama bekerja di sini, Dia sengaja datang pagi agar Abian tidak perlu repot - repot menjemputnya.

Seorang perempuan paruh baya membuka kan pintu pagar setelah mendengar suara bel yang Aneuly tekan tadi. "Nona Aneuly?, ibu Diana bilang datang nya jam 10. Kenapa pagi - pagi sekali sudah ada di sini?" tanya Bibi Nur yang kaget melihat Aneuly karna waktu masih menunjukan pukul 6 pagi.

"Panggil saja Aneu bi, Aneu sengaja datang pagi biar bantu bibi beres - beres," jawab Aneu sambil menyeret koper nya masuk.

"Sini biar bibi Bantu," ucap bi Nur sambil mengulurkan tangan nya mengambil koper dari tangan Aneuly. "tidak usah, Non hanya perlu mengurus anak - anak nya tuan Daren saja, pekerjaan rumah itu kewajiban bibi."

"Panggil Aneu saja bi," pinta Aneuly lagi.

"Tidak apa - apa bibi lebih nyaman begini, Ayo bibi antar ke kamar Non Aneu.." ucap nya saat masuk ke dalam rumah besar itu.

Tiba - tiba Abian turun dari tangga dengan memakai pakaian yang sudah rapih.

"Tuan Bian mau kemana pagi - pagi begini sudah rapih?" tanya bi Nur saat melihat Abian turun dari tangga.

"Bian mau jemput... Nah, ko kamu sudah ada di sini Aneu? aku kan mau jemput kamu" Abian terkejut karna dia berniat menjeput Aneuly ke rumah nya.

"Heheh iyah sengaja biar adik - adik di panti tidak sedih melihat aku pergi Bian," jawab Aneuly jujur, karna semua anak - anak di sana sudah sangat dekat dengan Aneuly dan juga sudah seperti keluarga sendiri.

"Oh, kalau begitu aku mau langsung pergi ke kampus deh," jawab Bian pada Aneuly, lalu di balas anggukan oleh Aneuly, Abian tersenyum lalu mengacak - ngacak rambut Aneuly sekilas saat hendak melewatinya.

Bibi Nur tersenyum melihat keakraban Abian dan Aneuly, dia tidak pernah melihat Abian, Darendra dan Irene bersikap layaknya seorang adik kakak dan bahkan mereka jarang mengobrol.

.

.

.

Aneuly merebahkan tubuhnya saat selesai menata pakaian nya di dalam lemari, dia sedang ada di dalam kamar yang luas menurut nya, karna kamar nya saat tinggal di panti asuhan cukup kecil.

Aneuly bangun dan pergi keluar kamar saat mendengar ada suara Tante Diana di luar kamar nya. "tante apa yang harus Aneu kerjakan pagi ini?" tanya nya keluar dari kamar.

"Aneuly kemari duduk di sini.." Ajak Diana dia menepuk sofa di samping nya. Aneuly pun mengangguk dan duduk di samping Diana yang sudah berpakaian rapih.

Dari jarak dekat Aneu melihat kulit mulus Diana, wajah nya yang cantik tanpa keriput, kulit putih dan styl yang sangat elegant. Aneuly mengerti kenapa Abian dan Darendra sangat tampan, sudah pasti turun dari kecantikan Diana.

"Aneuly coba lihat ini, ini jadwal anak - anak. Mereka tidak berangkat ke sekolah, nanti akan ada guru yang datang sesuai jadwal nya." Ucap Diana sambil memberikan satu buku yang sudah di siapkan Diana. "Tante sudah menulisnya di sini lengkap tentang kesukaan, dan apa saja yang mereka benci" ujur nya.

Aneuly membaca catatan yang di berikan Diana, "baik tante Aneu mengerti" jawab gadis itu masih pokus membaca.

"Oh yah Bibi Nur tidak tinggal di sini, dia datang jam 5 pagi sampai jam 5 sore, jadi tante minta tolong jika sudah tidak ada dia kamu perhatikan anak - anak tante juga yah." ucap Diana memperhatikan Aneuly yang masih fokus pada catatan nya.

"Tante harus pulang, kasian suami tante di rumah, minggu depan baru tante datang lagi." ungkap Diana menarik tas di atas meja lalu berdiri.

"Baik tante.. eh memang nya tante ga tinggal di sini?" tanya nya bingung lalu ikut berdiri.

"Ini rumah Daren, tante ga tinggal di sini, tante hanya seminggu sekali datang ke sini," jawab nya. Aneuly pun terlihat gelisah, karena memikirkan kedepan nya jika dirinya akan tinggal dengan 2 pria dewasa dan 3 anak kembar.

Diana menatap lekat gadis yang terlihat lugu dan cantik ini, Abian memang tidak salah menyukai gadis ini, karena Diana sudah berapa kali bertemu dengan Aneuly Diana juga ikut menyukai Aneuly. Dengan Aneuly yang bisa membuat Cyi dan Bee akur, dia juga berharap jika anak - anak nya yang lain juga bisa banyak perubahan dengan kehadiran Aneuly di sini.

"Kamar Anak - anak ada di atas, dan yang paling pojok itu kamar Daren. Tolong bangunkan Si kembar Aneuly," pinta Diana sambil melihat jam yang melingkar di lengan kirinya.

"Karena sebentar lagi akan ada guru matematika nya datang untuk mengajar," ucap Diana lalu menap Aneuly.

"Baik Tante.."

"Oh iya semalam Cyi dan Bee tidur bersama Daddy nya, jadi tolong bangun kan mereka di kamar Daren," ucap Diana sambil tersenyum, dia membayangkan jika Aneuly akan masuk ke dalam kamar Darendra, ya paling kena marah karena tidur nya terganggu pikir Diana.

"Tapi tante, apa tidak apa - apa?" tanya Aneuly ragu dan enggan masuk ke dalam kamar Darendra.

"Tidak apa - apa dia sudah tau jika kamu mulai kerja hari ini." Jawab Diana. "Tante pulang dulu yah, selamat bekerja Aneuly," ucap Diana berlalu begitu saja meninggalkan Aneuly yang masih mematung.

Diana memang sudah tidak sabar ingin bertemu suami nya, karena beberapa hari ini Diana terus mengurus si kembar.

Aneuly menarik napas panjang lalu menghembuskan nya pelan dia pun berjalan melewati anak tangga, Aneuly berhenti sejenak tepat di depan pintu kamar Darendra, dia berharap jika Darendra masih tidur karena dia sangat malas bertemu dengan nya. Lalu Aneuly pun meraih handle pintu dan membukanya dengan sangat pelan agar sang pemilik kamar tidak mengetahui jika dirinya datang.

Aneuly sangat bersyukur saat melihat Darendra masih tertidur, namun perhatian nya terpokus pada posisi tidur ketiga orang itu. Senyum merekah nampak di wajah Aneuly, bagaimana tidak, Darendra yang tidur terentang di tengah kedua anaknya, dan Cyi yang tidur di sebelah bawah kiri Darendra dengan posisi memeluk kaki Daddy nya, sementara Bee dia tertidur di bagian atas kelapa Darendra dengan kaki yang terbentang di leher Daddy nya itu.

Aneuly sangat tidak tega membangunkan kedua anak kembar yang sedang tertidur pulas itu, namun karena jadwal pagi nya, dia harus tega. "Gemas sekali," gumam Aneuly dan berjalan mendekat, Aneuly berusaha mengangkat kaki Brisea yang ada di leher Darendra dengan sangat pelan, agar merela tidak terbangun.

Wajah Aneuly sangat dekat dengan wajah Darendra, hingga membuat Aneuly terdiam sesaat memperhatikan wajah tampan duda itu.

"Jangan menatap ku seperti itu!"

.

.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

𝐌𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐛𝐚𝐛 𝐢𝐧𝐢❤

Terpopuler

Comments

Cikaadja

Cikaadja

tante usil ihh🤣🤣

2025-01-19

0

Ani Ani

Ani Ani

mula tugas yang yang rumit

2024-02-03

0

Bebby_Q'noy

Bebby_Q'noy

aneu jantung aman? 🤭

2024-01-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!