"Kau juga bernama Kayla, diantara Bridesmaids hanya kau yang tidak punya pacar, kau juga sedang butuh uang, ayo terima saja. Nama kalian sama, setidaknya itu sedikit mengelabui para tamu undangan," jawab Susan dengan wajah yakin.
"Tidak-tidak, enak saja aku tidak mau jadi pengganti, sialan Nika kemana kau Nika?"
Aku terus mengumpat sambil berkali-kali menggeser layar ponsel untuk mengehubungi wanita yang seharusnya menjadi mempelai hari ini.
"Percuma kau menelepon, anak itu sudah hilang entah kemana, orangtuanya bahkan tidak datang karena malu, ini kesempatan untukmu dapat uang yang banyak sekaligus bonus jodoh pria tampan" Rania mendorongku lagi mengarah ke kamar.
"Kalian benar-benar jahat, ini soal serius tentang masa depanku bukan bahan candaan, aku tidak mau, aku mau pulang saja."
Aku mulai menangis sekarang, dengan cepat ku langkahkan kaki berniat untuk lari dari sana dan pulang saja, namun baru saja beberapa langkah, aku merasa kedua lenganku ditahan dan ditarik paksa oleh kedua sahabatku masuk ke kamar itu lagi.
Entah kenapa dengan mereka berdua, aku bahkan masih bingung sekarang, betapapun aku meronta tetap saja kalah dari tenaga mereka yang berbadan lebih besar dariku yang mungil ini.
"Lepaskan aku, aku mohon ada apa dengan kalian ini, kalian sahabatku kenapa malah menjebakku, aku tidak mau... Mama.... Aku mau pulang," aku benar-benar menangis seperti anak kecil sekarang, dan parahnya mereka berdua tertawa saja.
"Ditawari kesempatan malah menangis, jangan bodoh Kayla, kau akan menjadi menantu Gubernur bodoh," Rania menutup mulutku agar berhenti merengek.
Sampai pada kami kembali ke dalam kamar, entah kenapa saat bertatapan dengan ayahnya Bang Dev nyaliku menjadi ciut, dadaku sesak terasa susah bernapas, jujur aku takut saat ini hingga tidak ku sadari suara tangisku berhenti begitu saja.
Pria paruh baya yang telah memakai jas mahalnya tampak berwajah ramah, namun tetap saja aku takut berhadapan dengannya mungkin karena dia adalah pejabat nomor satu di daerah kami.
Lalu aku melirik Bang Dev, pria itu dingin tanpa suara apapun, terlihat hanya dadanya yang kempang kempis oleh napas yang tidak beraturan, aku merasa orangtua dan anak itu baru saja bertengkar.
Rania dan Susan kembali mendorong tubuh kecilku sedikit lebih maju dari tempat ku berdiri.
"Aku akan menyuruh orangku untuk menyakiti Ibumu jika kau menolak kali ini, sudah tidak ada waktu lagi akad nikah akan dimulai satu jam lagi, tulis nama panjangmu dan nama Ayahmu di kertas itu!"
Lagi-lagi aku merasa diancam oleh nyonya Gubernur ini.
"Bibi, ini menyangkut masa depanku, aku masih memiliki Mama untuk tempat ku merundingkan hal ini, kenapa bibi seakan mengancamku sekarang," tentu saja setelah mengatakan itu aku tertunduk takut sendiri.
"Aku bahkan bisa menyakiti Ibumu, turuti perintahku kau akan mendapatkan hadiah yang banyak, hutangmu akan ku lunasi, ini tidak akan lama hanya sementara saja, kau ku kontrak untuk menikah dengan putraku menggantikan Nikayla hari ini, setelah satu tahun kalian boleh bercerai!"
"Apa? Satu tahun? Ini gila aku tidak mau Bibi, aku mohon lepaskan aku, kenapa kalian mengancamku?" Kembali aku menangis merasa terintimidasi, herannya lagi Tuan Gubernur dan putranya itu hanya diam saja tanpa menjawab apapun perkataan Nyonya kaya sok berkuasa itu.
"Lekas tulis nama panjangmu beserta nama Ayahmu, lalu ikutlah dengan pelayan berdua ini ke ruang make-up, jangan membuat pernyataan apapun, namamu cukup menyelamatkan hari ini dan tentu akan ku bayar dengan uang yang setimpal bahkan lebih dari yang terlintas di pikiranmu," jawab ibu Bang Dev dengan yakin sambil menunjuk kertas dan pulpen di atas meja dengan ekor matanya yang tajam.
Semuanya terjadi begitu cepat di mana ku tatap diriku dalam pantulan cermin ini, aku telah memakai kebaya berwarna putih bertabur swarovski elegan dan mewah yang semula ku lihat berdiri menempel di patung.
Air mataku seakan enggan berhenti hingga membuat tukang make-up kewalahan mengatasinya, terlebih dua sahabatku mereka hanya bisa menguatkanku sesekali mereka terkekeh dengan nasibku yang tidak tahu seperti apa hari ini.
Betapapun aku merutuki nya Namun semua sungguh sudah terlambat. Jika saja Nyonya Gubernur itu tidak mengancamku mungkin sekarang aku sudah lari sejauh jauhnya.
"Berhenti menangis Kayla ini adalah takdirmu salah sendiri kenapa kau tidak punya pasangan jadi hanya kau yang bisa menggantikan Nikayla hari ini" ucap Rania mengusap punggungku.
"Lagi pula kau hanya dikontrak saja, bayarannya mahal, itu semua bisa merubah hidupmu, bukankah kau pernah bilang bahwa sebenarnya kau tidak tega melihat Ibumu banting tulang untuk biaya kuliah mu sekarang?" Susan menimpali.
Kali ini aku terdiam, dalam hati aku membenarkan perkataan Susan. Terbayang wajah Ibuku yang setiap hari pergi bekerja sebagai pembantu rumah tangga pada beberapa tetangga kami, belum lagi beberapa orang yang terus datang menagih hutang mendiang Ayahku.
Kembali aku menarik napas dalam, ku tatap sekali lagi wajahku di cermin. Cukup lama aku merenung menatap wajah yang telah cantik berhias make up mahal, wajahku benar-benar berubah karena memang selama ini tidak pernah make up terlalu tebal.
Lalu ku lirik dua sahabatku mereka mengangguk tersenyum seakan memberi dukungan penuh atas kejadian hari ini. Aku hapus air mata, lalu aku memutuskan untuk berdamai dengan keadaan bahwa sekarang takdirku telah berubah.
Aku adalah seorang mempelai wanita pengganti sahabatku sendiri yang akan menikah dengan seorang pria tampan yang berprofesi sebagai Dosen di kampus sebelah, putra dari seorang Gubernur sekaligus pengusaha kaya di daerahku.
Meski ini hanya sebuah kontrak yang dibayar mahal oleh Ibunya namun sungguh di lubuk hatiku yang terdalam aku sama sekali tidak ingin mempermainkan pernikahan.
Entah apa yang akan terjadi dalam kehidupanku selanjutnya hanya waktu yang bisa menjawab.
****
"Sah"
Satu kata yang membuat bulu kudukku merinding, semuanya terlalu cepat.
Kini statusku telah berubah dari seorang gadis biasa yang hanya mencoba mengubah nasib dengan berkuliah agar bisa mendapatkan pekerjaan yang baik dan mampu membantu Ibuku kelak, sekarang aku telah menjadi sosok lain dari apa yang aku cita-citakan.
Pernikahan yang singkat, namun penuh makna bagiku yang belum siap lahir batin ini, meski aku sadar itu hanya sebatas kontrak saja namun sungguh aku tahu bahwa pernikahan ini sah secara agama dan negara, karena namaku lah yang tertera di buku nikah yang seharusnya milik Nikayla.
Aku menguap kecil dan menggeliatkan tubuh yang terasa pegal-pegal.
Tunggu dulu, badanku pegal bukan karena malam pertama seperti pengantin pada umumnya. Aku kelelahan karena ada banyak rangkaian acara adat yang harus dilalui kemarin.
Demi apa, semalam aku benar-benar berada dalam satu kamar, yaitu kamar pengantin. Tapi tentu saja tidak melakukan apapun karena Bang Dev bahkan tidak ikut masuk barang sebentar pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Tati st🍒🍒🍒
aku selalu nunggu karyamu baru nongol
2022-12-31
0
Aira Zaskia
pokoknya buat wheena semoga sukses trus berkaryanya,ceritanya sangat menarik suka bnget
2022-11-17
1
Aas Azah
gak ada yang tau jodoh kita siapa, walaupun sudah berpacaran lama seperti bang Dev dan Nikayla tapi gak berjodoh, karena jodoh,Rizki dan mati itu rahasia Tuhan
2022-11-17
1