"Sangat... Dia melakukannya sangat kasar!"
Ingin rasanya Renata mengucapkan itu, Namun ia juga tak ingin jika nanti Aulia merasa bersalah kepadanya.
Renata menggelengkan kepalanya, "Ti-tidak kok.." Lirih Renata yang masih terdengar oleh Aulia.
Aulia tersenyum. "Baiklah." Aulia menganggukkan kepalanya. "Emm bisakah kamu menemaniku pergi menonton?" Lanjut Aulia yang bertanya apakah Renata mau menemaninya pergi menonton?
Renata menganggukan kepalanya. Melihat Renata menganggukan kepalanya, Aulia langsung tersenyum dia meminta Renata untuk bersiap-siap.
Saat Aulia pergi, Renata kembali meringis sakit di bawah tubuhnya. Langkah kakinya seakan berat untuk ia langkahkan, Dengan tertatih nya Renata naik ke lantai atas.
Renata mengganti pakaiannya menggunakan dress pink yang sangat pas di tubuhnya, Dia menggerai rambutnya membuat penampilan nya itu sangat elegan.
"Aku harap kamu cepat sadar mas... Aku sungguh tak sanggup menjalani ini.." Lirih Renata sambil mengusap foto suaminya, Yuda.
Setelah penampilannya cukup perfect, Renata keluar dari kamarnya karna Aulia sudah menunggunya di lantai bawah.
Di bawah sana Aulia dibuat melongo dengan penampilan Renata yang sungguh sangat cantik, Bukan hanya itu. kini penampilan Renata berubah 98% saat pertamakali bertemu dengannya.
"Kamu sangat cantik Rena," Puji Aulia yang membuat Renata tersenyum manis.
"Kamupun sangat cantik Lia," Balas Renata yang memuji juga kecantikan Aulia.
Aulia terkekeh, "Tetap saja kecantikanku ini tidak bisa mengalahkan kecantikan seorang Renata. haha..."
Sedangkan itu kini Rey tengah berada di perusahaannya, Dia mengeram kesal karna pikirannya terus tertuju dengan malam kemarin.
Brak...
Rey menggebrak mejanya, Dia sungguh kesal karna lagi-lagi pikirannya ini tertuju dengan Renata.
"Cih!Kenapa aku terus memikirkan wanita itu!!! Pikiran si4l4n!" Kesal Rey, Dia memejamkan matanya sambil memijat keningnya yang nampak pusing itu.
Tak berselang lama terdengar suara ketukan.
Tok...
Tok...
Tok...
"Masuk!"
Klek...
Pintu ruangan Rey terbuka dan menampakkan sosok laki-laki yang hampir seumuran dengan Rey, Laki-laki itu nampaknya keturunan bule.
"Hey Rey... Apa kabar?" Sapa laki-laki itu yang langsung duduk di hadapan Rey.
Rey berdecak kesal. "Kabarku baik! Dan untuk apa kamu kemari?" jawab Rey dengan ketus nya.
Laki-laki itu terkekeh geli melihat nada bicara Rey, "Hahaha aku kesini hanya untuk mengantarkan undangan dari Mommy untuk keluargamu."
"Sudah?"
Dengan malasnya laki-laki itu langsung berdiri dari duduknya, "Yayaya sudah sudah, Baiklah selamat tinggal Tuan garang..." Ucap laki-laki itu yang langsung berlari keluar dari ruangan Rey.
"SI4L4N!!!!" Teriak Rey.
Rey membuka undangan yang diberikan oleh laki-laki itu, Dia mengerutkan keningnya saat undangan itu undangan pernikahan. siapa yang akan menikah?
Rey tak mau mengambil pusing ini, Dia sudah cukup dibuat pusing dengan beberapa dokumen. bahkan kini kinerja Rey sangat tak seperti biasanya, Apa malam itu sangat memabukkan sampai terus terngiang-ngiang di pikiran Rey?
"Semuanya tidak bisa diandalkan! mengerjakan hal seperti ini saja tidak bisa!" Kesal Rey karna laporan yang diberikan oleh karyawannya itu sungguh tak memuaskan.
Entah karna laporan itu tak seperti yang diinginkan Rey atau pikirannya saja yang tengah melayang? entahlah!
Brak..
Rey menaruh laporan itu tepat di hadapan seorang karyawan laki-laki yang akan siap menerima amukan dari Rey.
"Apa kamu sudah bosan berkerja disini hah?!"
"Ti-tidak Tuan! maafkan saya jika laporan ini tidak seperti yang Anda inginkan.."
"Cih! perbaiki ulang laporan ini! jika terjadi kesalahan lagi.. kamu tau kan apa yang akan kamu Terima?" Karyawan itu menganggukan kepalanya.
"keluar!" Rey menyuruh karyawan laki-laki itu keluar dari ruang kerjanya.
Hari ini sungguh-sungguh menyebalkan bagi Rey, Dia terus saja marah-marah. Tentunya itu membuat para karyawan ketakutan karna setiap yang memberikan laporan pasti terkena amukan dari Rey.
Rey membereskan meja kerjanya, Dia langsung keluar dari ruangan kerjanya. Tentunya dengan didampingi oleh Wildan.
"Tidak ada yang aneh bukan?"
Sekertaris Wildan menggelengkan kepalanya, "Tidak ada Tuan."
"Terus kenapa mereka menundukkan kepalanya? apa aku sebegitu menakutkannya?" Rey bertanya saat dia heran karna setiap karyawan menundukan kepalanya. ya dia tau itu karna homatan tapi berbeda kali ini.
"Sudah tau kenapa masih bertanya? cih anda itu sungguh menakutkan Tuan... sadarlah!" Batin Sekertaris Wildan yang kesal karna tuannya ini selalu saja tidak intro.
Wildan menekankan tombol Lift, Tak lama Lift tersebut terbuka.
Namun saat hendak memasuki lift, Tiba-tiba saja seorang karyawan wanita menabrak tubuhnya
"Ah... Ma-maafkan aku tuan..."
"APA KAMU TIDAK PUNYA MATA HAH?!" Teriak Rey karna kini jas yang dia kenakan terkena kopi.
Tubuh karyawan itu langsung menegang saat mendengar suara menggelegar dari Rey, "Maafkan saya Tuan..."
"Cih! Wildan pecat dia! perusahaan tidak membutuhkan wanita j4l4ng seperti dia!"
"Baik, Tuan!"
Wanita itu langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak! Tidak tuan... Saya mohon jangan pecat saya... Maafkan saya Tuan..."
Rey masuk ke dalam lift tanpa memperdulikan teriakan dari karyawan wanita itu, Dia sungguh kesal karna kini jas dan kemejanya kotor.
"Apa perlu kita bertukar jas tuan?"
Rey menatap Wildan, "Tidak usah, Nanti mampir ke toko jas." jawab Rey dengan diangguki oleh Wildan.
Kembali lagi ke mansion mohana yang kini sudah ada dua wanita cantik yang berpakaian sungguh elegan, Namun wajah murung Renata terlihat jelas.
"Ada apa Ren?" Tanya Aulia yang bingung karna Renata hanya menatap makanannya.
Renata tersadar dari lamunannya, Dia menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa Lia..."
Aulia menganggukan kepalanya, Dia meminta Renata untuk memakan makanannya.
Renata memakan makanannya, Namun pikirannya tetap saja berjalan. Hatinya seakan cemas.
"Kenapa tiba-tiba perasaanku tidak enak seperti ini? Apa terjadi sesuatu dengan Mas Yuda?" Batin Renata yang cemas karna hati dan juga pikirannya berperang melawan rasa yang tak ia ketahui.
Permisi sebentar untuk ke kamarnya, Dia menghubungi Ibu mertuanya itu.
"Hallo mah, Bagaimana kondisi mas Yuda?" Tanya Renata saat sambungan telpon itu tersambung.
"Baik! Kabar anakku sangat baik setelah kamu pergi!" Jawab Susi di balik telpon.
Renata menghela nafasnya, "Emm syukurlah. Apa boleh Rena menjenguk Mas Yuda? Perasaan Rena sungguh tidak tenang mah..."
"Tidak perlu! Yuda baik-baik saja! Kamu pokus saja dengan tujuanmu, dan ingat jangan kembali jika tujuanmu belum selesai!"
"Tap...."
Tut...
Saat hendak menolak, Terlebih dulu sambungan telpon terputus.
...----------------...
Hay salam hangat dari author, Seperti biasa Author minta dukungan serta support dari kalian semua untuk novel ke-2 author ini.
Yuk dukung dan support novel ini dengan cara:
LIKE+KOMEN+VOTE!!!
RATE BINTANG LIMA UNTUK YANG BELUM RATE..
BERI BUNGA JUGA🌹🌹
dukungan kalian, semangat bagi author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Apaw
lucu cerita nya
2023-05-23
0
ika
🤣🤣🤣😆😆😆
2023-01-18
2
ika
waduhh kayanya itu yudaa
2022-12-15
3