Malam hari sudah tiba, Kini jam menunjukkan pukul 7 malam. saat ini Rey, Aulia dan Renata tengah makan malam bersama, Ralat tepatnya menyaksikan keromantisan Rey dan juga Aulia.
Rasanya Renata disini menjadi obat nyamuk saja, Dia seolah tidak diperdulikan oleh Rey. Suami keduanya itu.
"Lia, Aku sudah selesai makannya. Aku duluan ke kamar ya?" Ucap Renata yang di angguki oleh Aulia.
Setelah Renata naik ke lantai atas, Aulia menghentikan gerakan tangannya, Dia menatap suaminya. "Mas, Kamu masih ingat dengan janji kamu kan?"
"Hmmm.." Rey menjawabnya hanya dengan berdehem saja, Tentu itu membuat Aulia kesal.
"Mas!!"
Brak...
Rey menaruh sendok dan garpu yang dipegangnya dengan kasar sehingga timbul suara yang cukup keras, Rey menatap istrinya yang tak lain adalah Aulia. "Aku ga bisa Lia! Aku ga mungkin menyentuh wanita lain!" Tolak Rey dengan tegasnya, Dia sungguh sangat tak ingin menyentuh wanita lain selain Aulia istrinya ini.
Aulia meneteskan air matanya, Sejujurnya dia pun sama seperti Rey. Dia tak rela suaminya ini menyentuh wanita lain, tapi keadaan memaksanya untuk mengikhlaskan suaminya menyentuh wanita lain.
"Mas! Ini demi kita semua, Orang tuamu sangat menginginkan seorang cucu. Aku mohon mas, kamu Jangan egois..." Balas Aulia dengan di iringi isak tangisnya.
Mendengar suara isakkan istrinya, Rey langsung memeluk tubuh Aulia. Keduanya saling berpelukan, Kedua pasangan ini saling menangis dalam pelukan masing-masing.
"Aku mohon mas, ini demi kita semua..."
Dengan berat hati akhirnya Rey menyetujui ini semua, Sungguh hatinya tak tega jika nanti membayangkan bagaimana sakit hati istrinya.
"Baiklah," Aulia sedikit tersenyum, Setidaknya proses ibu pengganti ini akan cepat terhasilkan.
Sebelum ke kamar Renata, Terlebih dulu Rey menggendong Aulia ke kamar mereka. Rey sungguh tak siap rasanyaa, Dia beberapa kali menolak ini semua, tapi tetap saja Aulia menegaskan untuk melakukan malam bersama Renata.
Melihat wajah suaminya, Aulia tersenyum tipis. "Aku tidak apa-apa sayang, Aku ikhlas. Pergilah, Renata sudah menunggumu." Ucap Aulia sambil mengusap wajah tampan suaminya itu.
Rey keluar dari kamar Aulia dengan perasaannya yang sungguh berat, Dia seakan marah tapi dia tidak bisa melakukan apapun itu. Rey beralih ke mini bar, Terlihat Rey mengambil beberapa minuman dan mulai meminum itu.
Malam semakin larut, Kini sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Terlihat Renata sedang menilap mukena yang baru saja ia gunakan untuk sholat tahajud, Dia terkaget dengan suara pintu yang terbuka dan menampakkan sosok Rey.
"Tu-tuan..." Lirih Renata, Dia menundukkan kepalanya karna takut dengan tatapan tajam dari Rey untuknya.
Brak..
Rey menutup pintu dengan kasar, Tak lupa dia menguncinya. Rey berbalik menatap Renata yang kini tengah menundukkan kepalanya. "Bangun!"
Renata langsung bangun dari duduknya, Dia melipat sajadah dan menaruhnya di meja dekat dengan ranjang.
"Buka bajumu!"
DEGG...
Renata membulatkan matanya mendengar apa yang baru saja Rey katakan.
"APA KAMU TULI HAH?!" Bentak Rey yang langsung menghempaskan tubuh mungil Renata.
"Ahh..." Renata memekik kaget sekaligus sakit karna bokongnya membentur ujung ranjang.
"BUKA BAJU MU...." perintah Rey dengan suara yang menggelegar, Untungnya kamar ini kedap suara jadi suara apapun itu tidak akan terdengar oleh orang yang ada di luar kamar.
Dengan tubuh yang gemetar, Renata berdiri. Dia perlahan mulai membuka piyama tidurnya hingga menyisakan cd dan Bra saja.
Malu? Tentu saja Renata sangat malu, Renata menundukkan kepalanya saat Rey menatapnya. Perlahan namun pasti, Rey mendekat ke arah Renata.
Rey menghempaskan tubuh Renata ke ranjang. Tanpa basa-basi ataupun pemanasan, Rey langsung menyatukan tubuhnya dengan tubuh Renata setelah menyingkirkan bra dan juga cd dari tubuh Renata.
Mendapatkan perlakuan itu tentunya Renata memekik kaget, Dia sedikit berteriak kesakitan karna tongkat sakti Rey cukup besar dan panjang.
"Sakittt!!!" Teriak Renata yang kesakitan, Bagaimana tidak area intimnya merasakan rasa sakit yang luar biasa.
Tanpa memperdulikan teriakan dan isak tangis Renata, Rey langsung menggerakan tubuhnya dengan kasar, Tanpa jeda dia bergerak semaunya tanpa memperdulikan Renata. Rey melakukan itu tanpa melihat Renata, Dia memejamkan matanya.
"Aaah..."
Setelah beberapa jam akhir Erangan dari Rey keluar, Dia menyemburkan lahar panasnya ke rahim Renata.
Dirasa sudah cukup, Rey langsung bangkit. Dia kembali memakai pakaiannya, Rey keluar dari kamar meninggalkan Renata dengan kondisi berantakan.
Setelah pintu tertutup, Renata mulai menangis. Renata menangis karna kesakitan dan juga menangis karna merasa bersalah kepada Yuda, Suaminya.
"Hiks... Hiks... Maafkan aku mas, Aku tidak bisa berbuat apa-apa saat tubuhku ini berhasil disentuh olehnya. Hiks maafkan aku mas..." Tangis Renata semakin pecah, Dia menggunakan selimut untuk menutup tubuhnya. Membersihkan tubuhnya nanti saja, Saat ini sungguh Renata sangat lelah karna Rey melakukan itu sampai jam 5 subuh. Tubuh Renata remuk rasanya!
Tak terasa kini sudah pagi, Renata membuka matanya saat dia mendengar suara alarm.
Renata memicingkan matanya, Ternyata kejadian tadi bukanlah mimpi belaka, Padahal Renata berhasap itu semua mimpi. Namun teryata bukan, Ini kenyataan.
Renata terduduk, Dia perlahan bangkit dari hidupnya. Namun saat itu, Area bawahnya langsung berdenyut sakit yang luar biasa.
"Sakit sekali..." Lirih Renata yang dengan tertatih-tatih memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Tak butuh waktu yang lama, Renata keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang cukup segar. Dia dengan perlahan mendekat ke arah gelas di meja untuk minum, Namun ternyata air di meja sudah habis.
Renata yang sudah terbalut kaos dan celana santai itu perlahan keluar dari kamarnya, Dia keluar dari kamar dengan membawa gelas kosong. Renata menuruni tangga, Dia tertuju langsung ke dapur untuk mengambil air dingin yang ada di kulkas dapur.
Renata menuang air dingin ke gelas yang dia bawa tadi, Hawa segar terasa saat dia meneguk air dingin itu. "Segarnya.." Gumam Renata, Dia menutup kulkas.
Tanpa sadar sendari tadi langkah kaki Renata dipantau oleh seorang wanita yang terduduk di kursi roda, Siapa lagi kalau bukan Aulia.
Melihat cara berjalan Renata yang tentunya sudah dia ketahui apa penyebabnya, Sakit? Tentunya hati Aulia sakit namun dia harus menahan rasa sakit hatinya itu.
"Rena..." Panggil Aulia nya membuat Renata cukup kaget.
Renata meletakan gelasnya, "I-iya?" Hawa gugup dirasakan oleh Renata, Dia sungguh merasa bersalah terhadap Aulia karna melewatkan malam bersama suaminya walaupun Rey suaminya juga.
Dengan tersenyum, Aulia menggerakan kursi roda nya ke arah Renata. Sesaat sudah berada di hadapan Renata, Aulia memegangi tangan Renata.
Dia mendongak menatap wajah Renata, "Apa Rey melakukannya dengan kasar?"
DEG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
ika
Ya allah, sedih banget😢😢😢😢
2023-03-19
0
Ningsih
Gak kuat ngebayangin jadi Renata😢 aku gamau tau thor! buat si Rey nyesel!!
2023-03-02
2
Ningsih
Ini pasti jadi pilihan yang terberat untukmu, Rey. Aku jadi kasihan sama kaliaannn huaaaaahhh moga author bikin ending bahagia buat kalian
2023-03-02
2