The Hot Boss

The Hot Boss

Awal Mula

"Kamu yakin pakai baju kaya gini, Mel ?" Tanya Agni yang merupakan teman sekamarnya itu. Agni menggelengkan kepalanya terheran melihat penampilan temannya saat ini.

Melisa menelisik cara berpakaiannya di depan cermin. Kemeja flanel hitam putih, skinny jeans hitam dan sepatu kets putih sepertinya padanan yang sesuai. Melisa sudah merasa cukup puas dengan penampilannya hari ini.

"Kurang apanya ? Kayanya pas deh." Jawab Melisa sembari mengagumi pantulan bayangannya sendiri dalam cermin. Ia merasa sudah tampil maksimal

"Kamu itu mau interview kerja bukan mau pergi nonton," kesal Agni.  Ingin rasanya ia me-make over  Melisa namun sudah tak ada waktu lagi.

"Udah ah, aku telat nih. Lagian kan ini interview buat jadi pengelola toko bukan buat kerja kantoran." Jawab Melisa sambil lalu dan Agni hanya bisa menatap kepergian temannya itu dengan rasa khawatir.

"Good luck, Mel. Aku yakin kamu pasti bisa." Teriak Agni dari balik pintu dan melisa mengacungkan kedua ibu jarinya tanpa menolehkan kepala.

Melisa adalah seorang gadis yang ceria, diusianya yang baru menginjak 22 tahun ini ia sudah mengantongi ijazah strata satu  ekonomi dari universitas terkemuka di kota Bandung.

Setelah pandemi yang melanda, mendapatkan pekerjaan adalah hal yang cukup sulit bagi para pencari kerja dan Melisa merasa sangat beruntung masih bisa mendapatkan sebuah panggilan wawancara.

Orangtuanya pun tak mempermasalahkan jenis pekerjaan yang akan ia dapatkan selama itu halal. Mereka akan mendukung dan juga mendoakan kesuksesan anaknya.

Ini adalah interview pertama bagi Melisa, ia mendapatkan informasi lowongan pekerjaan ini melalui situs yang menginformasikan banyak lowongan pekerjaan di seluruh Indonesia dan beruntung bagi Melisa karena ia mendapatkan kesempatan wawancara di kota yang ia tempati.

Cukup menggunakan kendaraan umum, dan penampilannya pun biasa saja. Memang ini yang ia inginkan. Pekerjaan yang bisa tampil santai walaupun hal yang dikerjakan adalah sesuatu yang serius.

Memakan waktu hampir 20 menit hingga Melisa atau gadis  yang biasa di panggil  Amel ini tiba di salah satu ruko yang berada di pusat kota Bandung.

"The RH Store," gumam Melisa membaca tulisan dengan ukuran besar dan terpampang nyata di bagian atas toko tersebut. 

Dengan langkah mantap Melisa membuka pintu yang terbuat dari kaca tebal dan memasukinya. Ia mengedarkan pandangannya, menelisik isi dari toko pakaian itu dengan seksama.

Semua tertata begitu rapi sesuai dengan kategorinya. Bisa Melisa lihat dari jenis pakaian yang di pajang diperuntukkan untuk remaja dan dewasa muda. 

Ini adalah salah satu toko pakaian yang cukup terkenal di kota Bandung, bahkan Melisa pun salah satu konsumen setianya. Hingga ia lupa tujuan datang ke toko ini adalah untuk melakukan wawancara bukan untuk melihat-lihat seperti yang ia lakukan saat ini.

"Ya ampun gue !" Melisa meraup wajahnya, merutuki dirinya sendiri yang malah tergiur promosi diskon.

Segera saja ia kembali berjalan menuju meja kasir yang di baliknya berdiri seorang laki-laki tampan yang Melisa yakin usianya terpaut beberapa tahun di atasnya.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya lelaki itu dengan ramahnya. 

Tubuh tinggi tegap, hidung mancung, rahang yang terlihat tegas dihiasi bulu-bulu halus membuat penampilan lelaki yang berdiri di hadapan Melisa ini nyaris sempurna.

"Mbak, ada yang bisa saya bantu ?" Lelaki itu mengulang pertanyaannya karena melisa tak kunjung menjawab. Ia hanya menatap puja lelaki itu dengan bibir yang sedikit terbuka dan hampir saja menjatuhkan air liurnya.

"Eh, maaf. Saya mau bertemu pak Riland  Hanggalata pemilik toko ini. Saya ada janji temu wawancara dengannya hari ini." Jawab Melisa merasa malu karena sedari tadi ia malah memperhatikan lelaki itu dengan seksama.

"Melisa Rianti ?" Tanya lelaki itu lagi.

"I... Iya saya Melisa Rianti." Jawab Melisa terbata.

"Saya Riland, saya udah nungguin kamu dari tadi." Ucapnya seraya menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan dan Melisa pun menyambutnya.

"Ayo duduk di sana," Tunjuk Riland pada 2 buah kursi yang letaknya tak jauh dari tempat ia berdiri.

"Saya kira, kamu orang yang mau berbelanja. Soalnya langsung lihat-lihat baju ketika tadi kamu masuk" Ucap Riland dan itu membuat Melisa  malu.

"Ah iya maaf, saya ini salah satu fans produk toko ini. Jadinya semangat lihat-lihat promo diskon padahal tujuan sebenarnya datang kesini yaitu untuk interview." Jawab Melisa dengan menahan malu.

Riland  tersenyum, ingin merasa marah karena telah di buat menunggu tapi mendengar jawaban Melisa yang begitu polos membuat ia tersenyum geli.

"Silakan duduk," ucap Riland seraya menunjuk sebuah kursi yang ada di hadapannya.

Melisa pun duduk di atas kursi itu, menuruti apa yang Riland perintahkan.

Riland mengeluarkan sebuah amplop coklat dari laci mejanya dan menarik beberapa kertas yang terdapat di dalamnya. Ia membaca kertas itu sebelum mulai berbicara.

"Fresh graduate ya Melisa?" Tanya Riland memulai wawancaranya.

"Iya, dan Bapak cukup panggil saya Amel saja." Jawab Melisa.

"Ini pengalaman kamu yang pertama untuk bekerja ?"

"Iya Pak," jawab Melisa tegas.

"Bisa mengoperasikan komputer ?"

"Saya bisa menggunakan beberapa aplikasi dengan mahir dan juga memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik." Jawab Melisa lagi.

"Nilai kamu cukup tinggi, apa gak sayang bekerja sebagai pengelola toko ?" Tanya Riland lagi.

"Saya sangat tertarik dengan pekerjaan ini karena sesuai dengan passion saya." Jawab Melisa tanpa ragu.

"Kamu tahu Mel ? Saya suka gaya kamu. Dari tadi pelamar yang datang mengenakan blazer layaknya pekerja kantoran. Cuma kamu yang datang dengan pakaian kasual seperti ini." Ucap Riland sembari tersenyum.

"Baju yang saya pakai adalah produk toko Bapak loh,"

"Ya saya tahu," ujar Riland tertawa geli.

"Toko ini buka pukul 9 hingga pukul 7 malam. Tapi kamu harus hadir mulai pukul 8 untuk persiapan buka dan pulang pukul 5 sore setelah semua pekerjaan selesai." Jelas Riland

"Loh bukannya toko tutup pukul 7 ?" Tanya Melisa.

"Iya, dari pukul 5 kamu udah bebas tugas. Selebihnya saya yang bertanggung jawab dan pekerja yang lain. Kecuali bila ada kepentingan mendesak seperti datang barang atau cek stok barang mungkin kamu bisa pulang lebih lambat." Jelas Riland.

"Apa Bapak juga akan selalu berada disini ?"

"Iya tentu saja." Jawab Riland terheran.

Sepanjang interview itu berlangsung, Melisa tak bisa mengalihkan pandangannya dari seorang lelaki tampan yan melakukan wawancara padanya.

"Jika kamu diterima. Apa bisa mulai bekerja hari ini ?" tanya Riland, lelaki yang akan menjadi bossnya.

"Mu.. mulai hari ini ? dan Ki..kita akan selalu bersama di toko ini ?" tanya Melisa terbata karena tak percaya.

"Iya, dan tenanglah saya tidak akan berbuat macam-macam sama kamu. Kita akan bekerjasama secara profesional." Jawab Riland sungguh-sungguh.

"Emmm... bukan, bukan seperti itu... saya ingin anda macam-macam dengan saya," batin Melisa  dalam hatinya dengan pikiran yang sudah traveling entah kemana. Sungguh Riland adalah lelaki dewasa yang begitu menarik di matanya.

"Tentu saja saya bersedia jika harus mulai bekerja hari ini," jawab Melisa tanpa rasa ragu.

"Baguslah kalau begitu, selamat bergabung Melisa. Mulai sekarang panggil saya Riland saja jangan bapak, umur saya masih 25 tahun loh jadi berasa tua kalau kamu panggil bapak." Ucap Riland seraya terkekeh geli.

"Baiklah Pak, eh Riland,"  Jawab Melisa.

"jangankan nama, panggil ayank atau imam pun aku mau," lagi-lagi Melisa berkata dalam hatinya.

"Kalau begitu, ayo aku jelasin apa saja yang harus kamu lakukan hari ini," ungkap Riland seraya berdiri dan mengajak Melisa untuk mengikutinya.

Tampilan Riland sebenarnya biasa saja. Celana jeans hitam dengan sobekan di beberapa bagian dan kaos hitam panjang yang ditarik sebatas lengan membuat lelaki itu terlihat tampan paripurna di mata Melisa.

"Ya Tuhan, mudahkan pekerjaan ini... Kuatkan hamba dari godaan lelaki tampan yang berjalan di depan hamba ini," batin Melisa seraya terus memandangi tubuh tinggi tegap yang tengah berjalan di depannya.

To be continued

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

𝗮𝘄𝗮𝗹 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝘆𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗿𝗶𝗸. 𝘀𝗲𝗺𝗼𝗴𝗮 𝗮𝗾 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗯𝗲𝗿𝘁𝗮𝗵𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝗲𝗽𝗶𝘀𝗼𝗱𝗲 𝘁𝗲𝗿𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿.

2023-10-08

1

Ⓤ︎Ⓝ︎Ⓨ︎Ⓘ︎Ⓛ︎

Ⓤ︎Ⓝ︎Ⓨ︎Ⓘ︎Ⓛ︎

seneng banget klo author satu ini berkarya..
aku baru baca 4 karya kamu Thor
dr Fabian Renata, Gibran Sabina, Nayla elang, Alex Nadia.

jangan dipindahin thornya tamatin disini aja..
karya yg belum lanjut lanjutin lagi udh aku fav nunggu banyak bab biar tambah sueruuu bacanya

2023-05-27

1

Moelyanach

Moelyanach

suka

2023-05-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!