Godaan

Riland memutar setir kuda besinya, matanya sedikit menyipit karena sinar matahari yang menyilaukan nya. Saat ini ia sedang berada di jalan menuju toko miliknya. Tadi, di perjalanan Riland membeli dulu kop dalam sebuah cup untuk dibawa pergi. Waktu menunjukkan pukul setengah sembilan pagi dan ponselnya masih saja sesekali berbunyi pertanda beberapa orang masih mengikutinya di akun sosial medianya.

Riland melirik ponselnya yang ia letakkan di bangku sebelah. "Gak nyangka dia berhasil juga," gumamnya pelan. Ia tengah memikirkan apa yang Melisa lakukan saat ini.

Cukup lama berkendara akhirnya Riland tiba juga di toko miliknya. Ia hentikan mesin mobilnya setelah terparkir dengan sempurna. Meraih kopinya dan menyesapnya perlahan sebelum ia keluar dari mobil yang membawanya.

Dari dalam toko Melisa melihat kedatangan bossnya itu. Ia segera menaruh ponselnya di tempat yang tak diketahui dengan model perekam video. ia rapikan dirinya sambil tersenyum pada kamera yang sudah mulai merekam menanti Riland memasuki pintu tokonya.

"Pagi," sapa Riland dengan kopi di tangannya.

Beberapa detik kemudian ia mengulum senyumnya dan menjadi salah tingkah ketika Melisa sudah duduk di balik meja sembari menopang dagu dan melihatnya penuh puja.

Tak hanya itu yang membuat Riland mengulum senyumnya, sebuah lagu yang menurutnya sangat seksi menggoda diputar ketika ia melangkahkan kaki memasuki tokonya itu. Lagu You Right dari Doja cat terdengar begitu seduktif di telinganya.

Ia tersenyum canggung dan malu-malu menghampiri Melisa yang masih bertopang dagu menatapinya. " kamu ada-ada aja sih, Mel," ucapnya seraya mengacak rambut Melisa asal hingga berantakan dan Melisa pun tertawa karenanya. Riland berlalu pergi meninggalkan Melisa menuju meja kerjanya di lantai 2 sambil kembali menyesapi kopinya yang masih terasa hangat.

Sepeninggal Riland, Melisa meraih ponselnya dan tersenyum puas ketika melihat hasil rekaman videonya sendiri. Dalam video itu terlihat Riland tersenyum dengan wajah merona merah dan salah tingkah. "Gemessshhh banget sih," gumam Melisa pelan sembari menatapi layar ponselnya.

Lalu Melisa mengangkat wajahnya dan tanpa sengaja melihat pantulan dirinya dalam cermin dengan rambut berantakan yang diacak Riland.

Tapi lelaki itu tak hanya membuat rambutnya saja yang berantakan. Kini hati Melisa pun dibuat berantakan olehnya. "Tanggung jawab sini !" Ucap Melisa sembari menatapi dirinya sendiri dalam cermin. Hatinya berdebar hebat ketika ia ingat bagaimana tangan Riland menyentuh puncak kepalanya. Tak hanya terasa di kepala, namun getarannya sampai ke hati dan mengacau perasaannya.

"Jangan ngaca mulu, kerja sana !" Usir Leah pada Melisa yang berdiri di belakang meja kasirnya. Bahkan ia menyenggol tubuh Melisa dengan pinggulnya.

Tempat Melisa bekerja memang bukan di sana, tapi di lantai 2 bersama Riland. Dengan hati kacau tak karuan seperti ini apa bisa ia bekerja bersama Riland ?

"Jangan lupa jam istirahat kita coba bikin video iklannya. Kemarin aja photo kamu tidur di atas meja etalase sambil menunggu Riland cukup banyak mengundang minat para netizen," ucap Leah membuyarkan lamunan Melisa.

Melisa pun kembali ke alam sadarnya karena Leah. Sungguh ia tak bisa berhenti memikirkan bossnya itu. "Ok, kayanya gak usah nunggu waktu istirahat. Kalau pekerjaan aku beres dan gak ada pelanggan, kita bisa bikin iklannya," sahut Melisa.

"Siiipp deh," sahut Leah seraya mengacungkan kedua jempol nya dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Aku naik dulu ya," pamit Melisa meninggalkan temannya itu menuju meja kerjanya sendiri dimana Riland duduk tepat di hadapannya.

Jantungnya masih bekerja ekstra, karena berdebar dengan hebatnya. Perlahan namun pasti Melisa melangkahkan kakinya menaiki tiap undakan tangga yang akan membawanya ke lantai 2.

Di ujung tangga, hal pertama yang Melisa lihat adalah meja kerja milik Riland tapi ternyata kosong karena sang pemiliknya entah berada di mana namun kopinya berada di atas meja. "huuufffttt," Melisa menarik nafas sedikit lega. Setidaknya ia bisa langsung duduk tanpa salah tingkah karena harus berhadapan lagi dengan bossnya yang hot itu.

Melisa duduk di atas kursi kerjanya, dan mulai membuka beberapa berkas yang berada di atas meja. Mengeluarkan salah satu ponselnya, karena ia memiliki 2 buah. Menggulir layar dan membuka aplikasi pemutar musik.

Inilah salah satu alasan Melisa begitu mencintai pekerjaannya. Bisa se-santai itu bekerja sambil mendengarkan musik tak akan menjadi masalah asal dia melaksanakan tanggung jawabnya dengan sungguh-sungguh.

Cukup lama Melisa menundukkan kepala fokus pada salah satu berkas yang dikerjakannya. Hingga suara air yang keluar dari keran terdengar dan ia pun tolehkan kepala ke arah suara. Ternyata lelaki yang ia cari dari tadi tengah berada di toilet.

Tak lama, pintu toilet pun terbuka dan menampakkan Riland disana sambil mengeringkan tangannya dengan tisu. Pandangan mata mereka bertemu untuk sesaat dan untuk kesekian kalinya jantung Melisa harus bekerja ekstra.

Melisa akhiri pandangannya lebih dulu, ia tundukkan lagi kepalanya untuk berpura-pura berkonsentrasi pada berkas yang sedang dikerjakannya. Sedangkan Riland berjalan mendekati.

Tanpa sengaja, lagu seksi nan seduktif kembali terdengar saat Riland datang ke mejanya. Kali ini Call Out Of My Name dari The Weekend yang menjadi musik latar pertemuan mereka.

Lagu yang mempunyai lirik dan irama yang yang begitu menggoda membuat perasaan Riland menjadi tidak baik-baik saja. "Oh Gosh," desah Riland ketika mendengarnya. Lagi-lagi tersenyum canggung salah tingkah. Ia menduga jika Melisa kembali menggodanya.

"Apa ? Aku memang menyukai lagunya," ucap Melisa karena memang itu nyatanya dan saat ini ia sedang tak menggoda bossnya itu untuk sebuah konten.

"Tau ah !" Riland beranjak pergi, tapi sebelum ia melangkahkan kakinya untuk menjauh. Ia kembali mengacak puncak kepala Melisa hingga rambutnya kusut seperti sebelumnya.

"Riland, stop it ! Kamu buat rambut aku jadi kusut," protes Melisa menunjukkan wajah kesalnya.

Ya ia kesal... Kesal karena tak hanya rambutnya yang kusut tapi juga hatinya.

***

Riland menyibukkan dirinya di gudang penyimpanan. Iya tahu ini hanya sebuah drama untuk iklan saja tapi kenapa ia merasa jika hal ini cukup mempengaruhi dirinya. Menjadikannya melihat Melisa dari sudut yang lain. Apa karena gadis itu berusaha menggodanya ?

"Ini konten, Bodoh !!" Maki Riland pada dirinya sendiri. Sembari menendang pelan kardus yang ada di dekatnya.

"Riland...," Ucap Melisa pelan yang tiba-tiba berdiri di belakangnya dengan ponselnya yang memutarkan lagu seduktif lainnya. Crazy in love dari Beyonce dengan gaya soundtrack film Fifty Shades Of Grey yang kini menjadi musik latar pertemuan mereka.

Riland tolehkan kepala, dan menatap sayu pada perempuan yang kini berdiri tepat di belakangnya. Tanpa banyak bicara, ia tarik lengan Melisa dan mendorong tubuhnya hingga menempel ke dinding. "Aku kamarin juga nih, Mel," ucapnya parau seraya menutup pintu gudang itu dengan sempurna

To be continued

Terpopuler

Comments

Ⓤ︎Ⓝ︎Ⓨ︎Ⓘ︎Ⓛ︎

Ⓤ︎Ⓝ︎Ⓨ︎Ⓘ︎Ⓛ︎

wkwkwkkw cowok ganteng gagah bisa baper juga yaa

2023-05-27

0

YK

YK

waduuh... mau diapain tuh anak gadis orang????

2023-05-25

0

Dewi Purwanti

Dewi Purwanti

bukan cuma hati yea Mel bawah pusar noooh jg berkedut 😜😜😜😜

2023-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!