Kehidupan Nadira

Jauh di tempat lain hidup seorang gadis bernama Nadira Queen Eldrago anak angkat dari keluarga Mafia. Nadira masuk ke sekolah Elite di jakarta dimana di sana di isi oleh anak-anak kaya atau juga ada yang beasiswa. Sayangnya terkadang anak beasiswa selalu mendapatkan perlakuan kurang adil.

Nadira bersama dua temannya yang bernama Angel dan Gilang turun dari mobil mereka masing-masing, semua orang sangat menghormati Nadira karena mereka tau kalau Nadira adalah anak dari pengusaha kaya raya.

Nadira juga terkadang di ikuti oleh bodyguardnya hanya untuk jaga-jaga, takutnya musuh ayahnya malah mengincar Nadira.

Mereka berjalan menuju kelasnya dengan keren, seluruh mata menatap ke arahnya, "Masih belum ketemu?" tanya Angel.

"Belum, gue juga gak tau harus gimana lagi," balas Nadira sambil terus berjalan menuju kelasnya.

"Minta bantuan Om lu aja, dia pasti bisa nyari kembaran loh itu," Ujar Angel lagi.

"Gue gak mau repotin dia, biarin gue sendiri aja yang nyarinya."

Sesampainya di kelas mereka duduk di kursi, "Nih mau gak?" Gilang mengeluarkan beberapa makanan ringan dari tasnya.

"Lu bukannya bawa buku malah bawa makanan kek gitu," Angel memukul punggung Gilang pelan.

"Sakit," rintih Gilang.

"Jangan lebay deh orang gue pelan-pelan mukulnya."

Bel tanda masuk kelas telah tiba, semua murid berlarian menuju kelas masing-masing. Tidak lama setelah itu guru pun masuk untuk mengajar, hari ini ada ulangan dadakan membuat semua murid di kelas Nadira ribut.

"Eh lu belajar gak?" Angel menarik baju Gilang yang duduk di belakang kursinya.

"Enggak Anjir, gue juga gak tau."

"Ntar gue kasih jawabannya," timpa Nadira yang membuat mereka berdua cengengesan senang.

"Untung punya temen pinter," Gilang tidak sengaja bicara dengan volume yang besar.

"Gilang, jangan ribut. Jangan nyontek juga," bentak Mis Endah, guru yang sedang membagikan lembar ulangan.

Gilang hanya tertawa kecil, "Sorry Mis."

Mis Endah kembali melanjutkan membagikan kertas ulangannya.

__________

Singkatnya jam istirahat telah tiba, bel pertanda istirahat juga sudah berbunyi. Murid mulai keluar dari kelas, Nadira dan dua temannya pergi ke kantin, di kantin ternyata ada pemandangan mengejutkan.

Ada seorang siswa kelas dua yang sedang di bully oleh siswa kelas 3, Nadira berusaha tidak peduli dan memilih duduk di kursi yang biasa mereka tempati jika di kantin. Tidak ada yang berani duduk di sana, "Mau pesan apa?" tanya Angel pada Nadira.

"Kayak biasa aja," balas Nadira yang habis itu langsung menundukkan kepalanya ke atas meja, ia merasa pusing dan mengantuk.

"Lu kenapa?" tanya Gilang.

Nadira hanya menggelengkan kepalanya, keributan di kantin semakin riuh. Nadira yang kesal karena mereka semua berisik langsung bangun dan naik ke atas meja, ia memasukkan tangannya ke saku jaket, "Lu semua bisa diem gak? Berisik Anjir pusing gue," teriak Nadira yang sudah muak mendengarkan kebisingan di kantin.

"Makan-makan aja jangan malah ribut, kalau mau ribut jangan di kantin. Di lapangan sana, kantin bukan buat orang ribut," lanjutnya di barengi dengan tatapan tajamnya.

Mereka yang awalnya berisik mendadak terdiam, dan keributan itu pun bubar. Mereka pindah ke tempat lain, tidak ada yang dapat menolak perintah dari Nadira di sekolah ini. Tak hanya takut pada Nadira mereka juga takut pada bodyguard Nadira yang selalu ada di luar sekolah.

Nadira turun dari atas meja dan kembali duduk, Gilang tepuk tangan sambil tersenyum bangga, "Gue makin bangga punya temen kayak lu, mereka langsung diem loh lu bentak. Emang gak salah pilih temen gue."

"Lu bisa gak usah banyak bacot juga gak? Pusing gue," bentak Nadira.

Gilang langsung menutup mulutnya sambil memberikan jempol pada Nadira pertanda ia menuruti apa yang Nadira katakan, Angel datang bersama penjaga kantin. Mereka membawakan makanan untuk makan siang.

"Lu kenapa sih Ra? Kayak yang banyak pikiran aja? Biasanya juga gak masalah ada yang ribut di kantin kenapa sekarang marah?" tanya Angel.

"Tau pala gue pusing banget denger orang ngomong gak jelas."

"Mau PMS tuh lu mah, emang lu kalau mau PMS denger orang lain nafas aja kadang ku salahin."

"Tau ah," Nadira langsung makan makanan miliknya.

"Gil nanti anterin gue ke rumah saudara gue yah," ujar Angel menatap Gilang yang sedang sibuk makan.

"Gak."

"Dih sialan."

"Ya udah ayok, jam berapa?"

"Tau deh, nanti gue kabarin lagi deh. Soalnya nyokap gue belum kasih tau jam berapa gue harus ke sana."

"Mau ikut gak?" Angel berbalik ke arah Nadira.

"Boleh, gue lagi males juga ada di rumah," setuju Nadira.

"Kenapa lu?" tanya Angel lagi.

"Nyokap bokap gue lagi pergi, jadi males aja gitu kalau misalkan pulang. Orang mereka gak ada."

"Kerjaan lagi?"

"Katanya sih gitu."

_________

Saat hendak pulang di lapangan rame sedang ada keributan, "Mau liat gak?" tanya Angel pada Nadira dan Gilang, mereka sedang berjalan menuju parkiran.

"Ngapain sih?" tanya Gilang.

"Gak ada kerjaan banget," timpa Nadira sinis.

Seorang wanita kelas tiga dan dua temannya berhenti di hadapan Nadira, "Ini undangan buat kalian, nanti malam ada pesta ulang tahun di rumah ku jangan lupa datang yah," ujarnya.

"Oke," Angel yang menerima undangan tersebut.

Mereka bertiga kembali pergi untuk membagikan undangan yang lainnya, di lapangan seorang pria bernama Reksa sedang menghajar murid bernama Dani, Reksa adalah anak pemilik sekolah. Dia juga murid kelas 3 yang cukup populer, Reksa ketua basket.

"Oh iya, minggu depan ada lomba antar sekolah yah di sini," ujar Angel.

"Iya," balas Gilang.

"Itu bisa lu jadiin buat nyari kembaran lu juga, pastikan dia masih sekolah kayak lu," ujar Angel.

"Bener juga yah, ya udah deh tar kalian bantuin gue cari dia," setuju Nadira tersenyum mendapatkan sedikit titik terang.

Di lapangan Reksa menarik Dani ke tengah lapangan, "Berdiri lu di sana," bentak Reksa.

Dani sudah babak belur akibat pukulan dari Reksa, Pria malang itu berdiri di samping tiang bendera.

"Sampai lu ketahuan lagi deketin Mariska, gue bunuh lu," ancam Reksa.

Wanita bernama Mariska itu datang ke hadapan Reksa lalu menampar nya, "Sialan, malam kemarin dia cuman tolongin aku. Bisa-bisanya kamu lakuin ini sama dia," bentak Mariska yang merupakan pacarnya Reksa itu.

"Sayang, tapi-"

"Gak ada tapi-tapian pokoknya mulai sekarang kita putus, aku benci sama kamu yang sikapnya kayak gini," Mariska pergi meninggalkan Reksa di lapangan.

Dari gerbang keluar Nadira dan Angel tersenyum sinis, "Inilah kenapa gue benci sama orang pacaran," ujar Nadira.

"Yah emang agak memalukan sih," timpa Angel.

Gilang merangkul kedua orang itu, "Oke my Queen kita pergi aja dari sekolah sialan ini," Gilang membawa mereka keluar dari sekolah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!