Cinta Itu Pait

Malamnya saat hendak pulang dari supermarket Nada tiba-tiba di hadang oleh dua preman yang membuat Nada ketakutan, untungnya Ken datang tiba-tiba dan membantu Nada.

Ken menghajar semua preman itu hingga mereka kabur, Nada menghampiri Ken, kening Ken terluka sedikit, "Makasih yah," Nada sangat berterimakasih karena Ken sudah menolongnya.

Ken menatap Nada, "Oke, kebetulan aja gue lewat."

Nada meronggoh saku bajunya, ia ternyata punya plester, ia membuka plester itu lalu memakaikannya pada Ken. Kini wajah mereka sudah dekat Ken menatap Nada dengan tatapan aneh, "Biar lukanya gak iritasi," Nada tidak sengaja bertemu dengan tatapan Ken.

Kini Nada segera memalingkan tatapan nya karena ia malah merasa canggung, "Kalau gitu gue pulang yah," ujar Nada.

Ken menarik Tangan Nada lalu membawanya masuk ke dalam mobil, "Kalau lu di hadang lagi preman gue males nolong, jadi lu gue anterin pulang."

Tidak lama setelah itu sampailah mereka di rumah yang di tinggali Nada, Nada keluar dari mobil Ken, "Makasih yah udah mau anterin pulang dan makasih untuk yang tadi."

"Makasih mulu gak bosen apa, udah sana masuk," bentak Ken.

Tanpa mereka sadari Kristin melihat hal itu, ia mengepalkan tangannya kesal, "Dasar wanita penggoda, bisa-bisanya dia satu mobil sama Ken," gumamnya penuh amarah.

Saat Nada masuk Kristin langsung mendorong Nada hingga wanita itu tersungkur jatuh ke lantai, "Berani-beraninya lu," bentak Kristin yang berdiri di hadapan Nada.

Digo ada di sana dan hanya diam melihat mereka berdua dengan santai.

"Apa? Apa salahku?"

"Masih nanya salah lu dimana? Lu ngapain godain Ken sampai dia mau anterin lu pulang?"

"Aku gak godain dia, dia tadi nolongin aku-" bum selesai bicara Kristin menarik rambut Nada.

"Jangan banyak alasan, wanita rendahan kayak lu gak boleh deket-deket sama Ken, Ken milik gue."

"Ah sakit."

"Gue bakalan lakuin hal lebih gila sama lu kalau lu berani deket-deket sama Ken lagi," Kristin melepas tarikannya lalu berjalan menuju kamar, amarahnya sangat memuncak sekarang.

Ken tidak pernah mau mengantarnya pulang, lalu tiba-tiba Ken malah mengantar Nada pulang. Nada bangkit dari duduknya, ia membereskan makanan miliknya yang berserakan di lantai, itu adalah makanan yang tadi Ken berikan.

Nada masuk kamar, di kamar karena ia lapar dan tidak mungkin makan di dapur ia pun memakan roti dan makanan lainnya yang tadi di berikan Ken, sebenarnya Nada juga tidak tau mengapa Ken terlihat berbeda hari ini padanya.

__________

Paginya Nada sudah sampai di sekolah di temani Cici, "Eh lu tau berita yang di bagiin Kristin gak?" tanya Cici.

"Berita apa?" tanya Nada yang tidak tau apa-apa.

"Kalau lu udah berani godain Ken."

"Apa? Gue gak godain dia."

Segerombolan siswa masuk ke kelas itu lalu menertawakan Nada, "Hahaha bisa-bisanya wanita pembunuh ini goda Ken."

"Iya gak sadar diri banget dia jadi orang."

"Makannya, udah murahan jelek pembunuh lagi."

Cici menatap Nada kasihan, "Gue minta maaf yah gak bisa bantuin lu."

"Gak papah, gue ngerti kok."

Kristin datang dengan senyuman liciknya, ia duduk dengan bangga di kursi, sampai tiba-tiba Ken masuk ke kelas lalu berdiri di hadapan Kristin.

"Gue kasih tau yah sama lu, Nada gak godain gue kayak yang lu lakuin. Kemarin gue dengan duka rela nganterin dia pulang," ucapan Ken yang berhasil membuat seisi kelas termasuk Nada itu sendiri.

Matt yang sebenarnya tau mengapa Ken melakukan ini hanya tersenyum sembari melipat kedua tangannya di dada, "Pinter juga nih anak."

Kristin bangun dari duduknya, "Lu gak salah bicara kan?"

"Enggak, yang selama ini godain gue adalah elu. Jadi elu lah yang murahan di mata gue," setelah bicara itu Ken langsung duduk di kursinya. Matt ikut duduk juga, ia bertepuk tangan di hadapan Ken.

"Sebegitu inginnya lu dapetin motor gue? Padahal lu bisa beli loh, tapi gak papah keren sih. Gue dukung lu," bisik Matt.

Kristin tersenyum kesal, ia menatap Nada yang saat ini hanya terdiam.

"Sialan, gue bakalan bikin lu nyesel karena ini," Kristin duduk kembali dengan kasar. Ia bahkan memukul meja beberapa kali juga sambil mengacak-acak rambutnya.

___________

Istirahat telah tiba, Nada pergi ke perpustakaan bersama Cici. Tadi sebelum ke perpustakaan ia sempat membeli minum dan roti untuk nanti mereka makan di sana sambil baca buku, di perpustakaan mereka berdua bertemu dengan Andri yang ternyata sedang memilih buku juga.

"Nad, untuk yang kemarin gue minta maaf yah. Maaf kalau kesannya terlalu berlebihan," ujar Andri

"Gak papah kok."

Cici mendekatkan tubuhnya ke Nada, "Aneh kenapa tiba-tiba pada baik," bisiknya.

Mereka berdua pergi ke tempat yang di sediakan perpustakaan untuk baca buku, Cici merasa ada yang aneh pada Ken dan teman-temannya.

"Udah jangan berpikir Negatif sama mereka," ujar Nada.

"Tapi aneh Nada, ini aneh nya keterlaluan soalnya."

"Yah mungkin mereka sadar kali kalau selama ini mereka keterlaluan sama orang-orang."

"Gak mungkin, itu terlalu mustahil bagi manusia seperti mereka."

"Tuhan tuh gampang tau membulak-balikan hati manusia."

"Pokoknya yah, jangan terlalu deket sama mereka. Gue gak mau kalau ternyata mereka kayak gitu karena ada sesuatu yang mereka inginkan dari lu."

Nada malah tertawa kecil, "Aneh banget, emangnya mereka mau apa sih dari gue? Gak ada yang istimewa tau, jadi biarin ajalah suka-suka mereka."

"Iya juga sih, ya udah deh lupain."

Mereka berdua lanjut baca buku, sampai akhirnya Andri datang dan ikut duduk di sana agar mereka baca buku bareng.

"Lu suka sejarah Yunani?" tanya Andri saat melihat buku yang di pegang Nada.

Nada menatap Andri, "Iya."

"Wah sama dong kita."

"Iya, emangnya kakak suka juga?" karena kakak kelas Nada jadi panggil Andri kakak.

"Iya, gak tau kenapa suka aja gitu."

Nada tersenyum, sementara Cici masih merasa ada hal yang mengganjal pikirannya kini. Tapi ia berusaha tidak peduli dan memilih fokus membaca, Andri mengobrol dengan Nada sampai mereka dapat teguran dari orang lain karena terlalu berisik di perpustakaan.

"Udah ah, gue pergi dulu yah. Nanti kita lanjutin obrolan kita kalau gak di perpustakaan," Andri bangkit dari duduknya lalu pergi keluar.

Nada tersenyum menatap kepergian Andri, Cici yang melihat Nafa tersenyum langsung menepuk pundaknya, "Hati-hati nanti suka."

"Gak mungkinlah, gue cuman kagum aja dia tau banyak hal tentang sejarah."

"Cinta juga awalnya bisa dari sana munculnya."

Nada cepat menatap ke arah Cici, "Emang rasanya jatuh cinta gimana sih?"

"Pait."

"Serius, gue kan belum pernah ngerasain jatuh cinta."

"Iya rasanya pait, mending gak usah deh."

Terpopuler

Comments

ArgaNov

ArgaNov

Hai Kak, aku singgah sampai sini dulu ya, nanti aku singgah lagi.

Aku tunggu kedatangannya di Tukar Jiwa🥰

2022-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!