Di toilet Kristin menyiram air ke tubuh Nada sampai sekujur tubuhnya basah kuyup, "Jangan bikin gara-gara sama pacar gue," bentak Kristin.
Nada hanya terdiam di pojok kamar mandi sambil memeluk dirinya sendiri, Kristin juga membuka jas seragam milik Nada hingga menyisakan kemeja putihnya yang jadi transparan memperlihatkan baju dalaman Nada.
"Gue bakalan kasih hukuman yang jauh lebih dari ini kalau lu berani ganggu Ken lagi," setelah itu Kristin pergi dari kamar mandi sembari mengambil jas Milik Nada, ia pun membuangnya ke tong sampah, baju itu kini kotor.
Cici segera menghampiri Nada, "Ya ampun Nad, pake baju gue aja nih," Cici membuka jasnya.
"Gak usah," Nada sudah merasa muak dengan segalanya, wanita itu keluar dari kamar mandi lalu mengambil jasnya yang ada di tempat sampah dan pergi ke kelas, ia akan mengambil tasnya lalu pulang.
"Nad tungguin," Cici mengejarnya.
Dari tempat lain Ken dan temannya menatap ke arah Nada, "Kayaknya dia masih perawan," ujar Justin tiba-tiba.
"Dari wajah sama kelakuannya sih gitu," setuju Andri sembari cengengesan.
"Mau taruhan gak?" tawar Matt.
"Taruhan gimana?" Justin terlihat tertarik.
"Iya taruhan, dia perawan atau enggak?" Jelas Matt menaikkan alis kanannya.
"Cara liatnya gimana?" tanya Andri ikut tertarik dengan tawaran Matt.
"Yah tidurin lah."
"Hahaha itu sih gampang," Justin tersenyum licik.
"Bentar-bentar, gini deh biar seru. Siapapun yang bisa nidurin dia tanpa pemaksaan dalam waktu satu minggu, gue bakalan kasih mobil gue," Matt mengeluarkan kunci mobil dari saku bajunya.
"Hahaha serius nih?" Andri mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Kan sih gue bohong," Matt bersalaman dengan Andri tanda setuju.
"Oke, kalau misalkan gue yang menang kalian beliin gue tiket jalan-jalan ke Jepang?" lanjut Matt.
"Gampang itu."
Ken tiba-tiba berjalan ke kelasnya meninggalkan ketiga temannya itu, "Ken lu mau ikutan gak?" teriak Matt.
"Gue gak tertarik sama cewek rendahan kayak dia," balas Ken dingin.
"Yeh kan ini cuman taruhan doang, nanti lu tinggalin dia aja."
"Kalau gue ikutan gue pasti pemenangnya."
"Dih kepedean banget sih."
"Emang ada cewek yang pernah nolak gue?"
"Ya enggak sih."
"Ya udah."
Matt mengejar Ken, sementara dua yang lainnya pergi ke kelas karena ada urusan lain, Matt merangkul Ken, "Biasanya cewek kek gitu tuh, bakalan sok jual mahal. Jadi lu tertarik gak sama tawaran gue?"
"Gue pengen motor lu kalau gue menang."
"Motor kesayangan gue itu."
"Ya udah kalau gak mau gak usah nyuruh-nyuruh."
"Ya udah iya boleh."
"Gitu dong," Ken tersenyum licik.
Sesampainya di kelas ia melihat Nada yang sedang membereskan bukunya, ia akan pulang sekarang. Beberapa murid di kelas menutup hidung mereka karena jas yang di kenakan Nada kotor dan bau, sambil menahan tangis wanita itu keluar dari kelas.
Saat hendak melewati pintu kelas ia sempat memandang Ken sekilas karena pria itu ada di sana, Cici hanya bisa menahan kesalnya pada Ken. Ia tidak bisa membalaskan apa yang telah orang-orang perbuat pada sahabatnya, Cici hanya anak beasiswa sama seperti Nada.
"Tuh anak kenapa? Kok melotot sih?" Matt tertawa.
"Udahlah," Ken berjalan ke kursinya.
_________
Singkatnya Nada sudah sampai di rumah, di sana ternyata ada Digo yang bolos sekolah. Digo tersenyum licik saat melihat Nada sampai di rumah lebih dulu, Nada terlihat ketakutan saat melihat Digo wanita itu segera berlari ke kamarnya.
"Nada," panggil Digo yang sama sekali tidak di gubris Nada.
Setelah di kamar Nada segera menutup pintu kamarnya, ia takut dengan Digo. Nada mandi membersihkan dirinya, selesai itu ia bersantai di kamar tidur sebentar sebelum nanti ia harus pergi ke supermarket untuk kerja.
Nada kerja di salah satu supermarket kecil dekat rumahnya, karena hanya dari sanalah ia dapat uang. Ibu angkatnya tidak pernah memberinya uang lagi.
Digo tiba-tiba menggedor kamar Nada, "Buka," bentak Digo yang membuat wanita itu terperanjat kaget.
"Mau apa kak?" Nada terlihat sangat ketakutan.
"Buka enggak!" Ancam Digo.
"Mau apa? Kak cukup aku gak mau lagi lakuin itu."
"Ya udah kalau lu gak mau lakuin itu lagi, gue bakalan sebar semua vidio dan foto lu tanpa pakaian."
Tidak lama kemudian Nada membuka pintu kamarnya karena tidak mau semua vidio dan fotonya di sebarkan Digo, Digo tersenyum licik saat melihat Nada sudah membuka pintu kamarnya. Digo langsung menarik rambut Nada, "Anak pintar," Digo menerobos masuk ke kamar Nada dan menutup pintunya.
Nada menangis saat harus melakukan ini lagi dengan Digo, ia tidak bisa menolaknya karena jika ia tolak maka semua aib nya akan di sebarkan pria brengsek ini. Digo melempar Nada ke atas kasur lalu mulai melakukan perbuatan tidak terpuji pada Nada.
________
Selesai bersenang-senang Digo keluar dari kamar Nada sembari membereskan semua bajunya yang berantakan, sementara di kamar Nada kembali mandi dan merendam dirinya di bak mandi sambil menangis memeluk dirinya sendiri.
Nada merasa kalau dirinya sudah sangat kotor sekarang, ia juga kesal mengapa ia tidak bisa melawan dan hanya bisa pasrah saja. Seluruh hidupnya terasa sangat hancur saat ini, pojok bibir Nada juga sedikit berdarah karena tadi Digo menampar nya.
Namun mau tidak mau ia harus pergi ke tempat kerjanya, selesai itu ia pergi ke supermarket seakan tidak ada yang terjadi sebelumnya. Di sana ia bekerja dengan Tio, "Bibir lu kenapa?" tanya Tio saat melihat bibir Nada terluka.
"Gak papah kok," balas Nada menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Yakin gak papah?"
"Iya."
Tiba-tiba ada satu pelanggan masuk, pria itu membeli makanan juga rokok.
"Jadi totalnya 85 ribu," ujar Nada.
"Kenapa?" tanya pria itu.
"Apanya yang kenapa?"
"Enggak," Pria itu segera memberikan uangnya pada Nada.
"Ini kembaliannya."
"Ini buat lu, sorry tentang tadi di sekolah," pria itu ternyata adalah Ken. Ia memberikan semua makanan yang ia beli pada Nada, hanya menyisakan rokoknya saja.
"Gak usah, gue gak papah kok ambil aja," Nada menolaknya karena merasa tidak enak.
"Gue gak suka kalau ada yang nolak gue, ambil aja gue tau lu lapar," tidak lama setelah Ken bicara seperti itu perut Nada pun berbunyi.
Nada hanya cengengesan sambil memegang perutnya, "Jadi jangan di tolak kalau lapar," Ken kemudian pergi dari sana.
Nada akhirnya menerima makanan dari Ken, Tio menatap Nada, "Ken aneh banget hari ini, ngapain segala ngasih gituan sama lu. Mana minta maaf, jangan-jangan dia suka lagi sama lu," ujar Tio.
Tio juga satu sekolah dengan Nada. Makannya ia kenal betul dengan karakter Ken.
"Jangan mimpi deh, gak mungkin dia suka sama gue. Hidup kita itu bagaikan langit dan bumi, palingan juga dia suka Kristin," Nada tertawa kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
ArgaNov
😭
2022-11-16
0