0.4 Prison

^^^[ The path of life is unknowingly set, with joy or sorrow ]^^^

^^^----------------^^^

Crystall menggigit bibirnya kuat-kuat. Dia menahan diri untuk tidak menangisi Bara dan keadaan ini.

"Dia bahkan sudah memutar balikkan fakta untuk melindungi dirinya sendiri. Kamu brengsek, Bara!" umpat Crystall dengan segala kesakitan yang ada di hatinya.

Crystall mengusap kasar buliran kristal bening yang masih dengan lancang keluar dari mata sembabnya.

"Dia tidak pantas ditangisi!" tegas Crystall memperkuat jiwanya sendiri.

Lalu Crystall kembali duduk. Dia teringat perkataan Helen mengenai hal yang akan terjadi.

Entah mengapa Crystall semakin takut. Dia merasa ada hal yang lebih menyakitkan lagi daripada ini.

Akhirnya wanita berambut panjang itu memaksa diri untuk benar-benar makan. Meski nyatanya hanya dua suap yang bisa masuk ke dalam mulutnya.

***

Satu jam telah berlalu.

Pintu kamar Crystall diketuk. Membuat wanita itu sedikit terjingkat.

Buru-buru Crystall memakai kacamata lalu mengusap wajahnya yang nampak kusam.

"Ayah?" Crystall melihat Ayahnya berdiri di depan pintu.

"Ada Bara." Sang Ayah bernama Samuel berkata dengan raut datar.

Ya, Samuel tidak ada bedanya dengan Rosa. Mereka tidak pernah berperilaku baik pada Crystall.

"Aku tidak mau," jawab Crystall menolak.

"Jangan buat hidup Ayahmu semakin susah. Dia bukan datang untuk menikahimu. Jadi keluarlah!" bentak Samuel tidak sabaran.

Dada Crystall rasanya semakin sesak. Dia hanya bisa mengangguk dan akhirnya patuh berjalan di belakang Samuel menuju ruang tamu.

Dilihatnya Bara beserta Ibu Bara ada disana.

"Maafkan anak kami, Bu. Crystall akan segera kami hukum," ucap Rosa nampak memelas. Menunjukkan kasih sayangnya pada Crystall.

Seorang wanita separuh baya yang pandai sekali memerankan sebagai Ibu Crystall yang sabar, baik hati dan lembut.

Padahal apa yang dilakukan pada Crystall adalah kebalikannya.

"Anda tidak salah, Bu. Tapi Crystall yang salah. Itu sebabnya aku ingin mengambil semua uang yang kemarin kami berikan untuk biaya persiapan pernikahan."

Atensi Ibunda Bara teralihkan pada Crystall yang baru saja datang. Begitupun Bara.

Sejenak, kedua pasang mata Crystall dan Bara saling bertatap. Biasanya penuh cinta dan menebar senyum.

Tapi kini Crystall hanya memberi sorot kebencian. Sedangkan Bara? Sorotnya seakan mengatakan kalau dia meminta maaf dan menyesal.

Pria itu sebenarnya masih cinta pada Crystall. Tapi tidak mungkin jika membiarkan Crystall membeberkan hubungannya dengan Helen. Jadi dia lebih dulu memutar balikkan fakta supaya aman.

Karena dia tidak mungkin membuat citranya buruk di depan semua orang.

"Semua uang yang diberikan untuk biaya pernikahan, kami serahkan pada Crystall. Dia yang memegang semua uang itu."

Perkataan Rosa membuat Crystall membelalak menatap Ibunya.

"Uang ratusan juta sengaja aku berikan untuk keperluan pernikahan. Tapi kenapa justru kamu makan sendiri, Crystall?" Ibunda Bara semakin menyudutkan wanita tak berdaya itu.

Dengan tegas Crystall menggeleng.

"Aku tidak memegang uang apapun, Bu," elaknya.

Jangankan ratusan juta. Sepeserpun Crystall tidak ikut memegang uang yang waktu itu diberikan oleh Bara.

Bahkan uang jajan yang rutin Bara beri untuknya, selalu diminta oleh Rosa.

Bara sangat baik. Sangat. Sayangnya sebuah perselingkuhan tidak bisa Crystall terima.

"Kamu sudah mempermalukan kami. Berselingkuh dengan pria lain padahal hari pernikahan sisa tiga hari lagi."

"Tapi masih saja berbohong dan semakin menjatuhkan nama kami." Rosa menangis untuk menarik simpatik semuanya.

Wajah Ibunda Bara semakin geram. Menatap tajam pada Crystall.

"Kamu, Crystall! Sungguh aku tidak menyangka. Untung saja semua terbongkar sebelum pernikahan terjadi. Jika tidak, betapa bodohnya aku merestui hubungan kalian," ujar Ibunda Bara.

"Tidak, Bu. Aku tidak memegang uang itu sama sekali. Semua tuduhan itu tidak ada yang benar. Aku mohon percayalah...." Crystall sampai menyatukan kedua telapak tangannya dengan raut sendu. Memohon supaya mereka memahami situasi ini adalah kebohongan belaka.

"Jangan lagi panggil aku Ibu! Aku bukan calon Ibu mu!" bentak Ibunda Bara.

"Sekali lagi aku mohon maafkan anakku. Dia sudah melakukan kesalahan. Biar kami yang akan mencari pinjaman segera untuk bisa mengembalikan uang milik Bara." Rosa terus saja berperan sebagai Ibu yang teraniaya. Membuat Crystall semakin muak.

Tentu Ibunda Bara menggeleng. Dia sudah terlanjut berpikiran buruk tentang Crystall.

"Dia mengkhianati Bara saja sudah tidak aku maafkan. Apalagi memakan semua uang itu. Aku tidak mau justru kalian yang menanggung semua kesalahan gadis menjijikkan ini!"

Crystall hanya diam atas perkataan menyakitkan mantan calon mertuanya. Dia menatap marah pada Bara. Sedangkan pria itu hanya membuang pandang ke arah lain. Tidak berani menatap Crystall.

Wanita separuh baya yang sedari tadi duduk di samping Bara akhirnya berdiri dan menyodorkan tangannya ke arah Crystall.

"Sekarang, kembalikan uangku. Jika tidak aku akan lapor polisi dan menganggap ini adalah kasus penipuan!" ancam Ibunda Bara.

"Aku tidak punya uang sama sekali. Juga bukan aku yang memakai semua uang pernikahan itu." Hati Crystall benar-benar remuk. Dia tersudut dan tidak bisa berbuat apapun.

Bagaimana bisa membayang uang bernilai ratusan juta. Bahkan uang satu juta saja Crystall tidak punya.

"Halah! Kamu pikir aku peduli kamu punya uang atau tidak? Kamu sudah merampok harta Bara setiap bulan. Menerima uangnya. Ditambah uang pernikahan kamu habiskan juga. Perempuan tidak tau malu!" Ibundanya Bara semakin menaikkan suaranya.

Sementara di dalam kamar, Helen hanya tertawa tanpa suara mendengar keributan di ruang tamu.

"Mati kamu, Crys. Harga dirimu sudah benar-benar musnah! Penjara mungkin tempat yang cocok untukmu!" tutur Helen penuh kemenangan.

"Selama ini kamu hadir di kehidupan kami. Menggerogoti semua yang seharusnya milikku. Saatnya kamu menebus semuanya!"

Helen membuang nafas kasar. Dia tersenyum miring membayangkan kehidupan Crystall setelah ini.

Wanita itu merasa tersaingi selama ini. Hanya selisih 1 tahun umur mereka, membuat sekolah keduanya selalu bersama. Berbagai prestasi mampu Crystall raih. Selalu disanjung oleh guru.

Helen semakin marah ketika Bara justru mendekati Crystall yang dianggap buruk rupa.

Dia juga marah ketika Crystall justru mendapat beasiswa kedokteran dan menjalani perkuliahan tanpa kendala.

"Kamu akan hancur, Crys! Karena seorang dokter tidak mungkin berasal dari narapidana. Huuuuh! Penjarakan saja dia sekarang!"

Helen menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang penuh kemenangan.

Kemudian dia mendengar lagi suara sang Ayah di balik dinding.

"Crystall Allando, ayo kembalikan uang Bara. Jangan membuat kami semakin malu!" bentak Samuel.

Crystall menggeleng dengan air mata kembali keluar. " Aku tidak memegang uang itu sepeserpun, Ayah...."

"Dasar! Anak tidak tau diri!" Samuel melayangkan pukulan ke wajah Crystall.

Wanita itu pasrah. Dia sudah biasa di pukuli oleh Ayahnya ketika melakukan hal yang tidak sejalan dengan Samuel.

Matanya hanya bisa memejam. Menerima serangan yang akan menyakiti pipinya kembali.

Tapi.

Satu detik.

Dua detik.

Tidak ada apapun yang terjadi.

Dibuka mata Crystall perlahan. Mengintip kecil apa yang sebenarnya terjadi. Tapi dia justru melihat sebuah tangan kekar menahan tangan Ayahnya.

"Jangan sakiti calon istriku!"

Suara bariton itu?

Mata Crystall melebar melihat sosok yang tidak dia duga ada di rumahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

asik ada pembela nih

2023-03-24

0

Widia Aja

Widia Aja

Aaaaaaaahh....
Pasti dokter Kulkas 2 pintu...
Yeeaaayyy......Yeeaaaayyy 👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼

2023-01-19

0

Syarifah

Syarifah

siapa tuhhh

2022-11-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!