0.1 Affair

^^^[ infidelity is the germ of a relationship, cracks and the smell doesn't go away ]^^^

^^^----------------^^^

Ini adalah hari ke delapan, Alzira Crystalline Allando menjadi koas sebagai program profesi kedokteran di rumah sakit terkemuka demi bisa mendapatkan gelar dokter yang selama ini menjadi impiannya.

Meski berpenampilan sederhana, lebih tepatnya kuno serta kacamata tebal bertengger di hidung mancungnya. Crystall dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik di kampus karena kecerdasannya.

Namun sepertinya hal bertolak belakang dengan posisi Crystall sebagai koas di rumah sakit. Siapa lagi yang selalu menghukum para koas tanpa alasan jelas, seorang dokter penanggung jawab paling berbahaya bin menyebalkan sedunia.

Contohnya pagi ini.

Lagi-lagi paginya Crystall dibangunkan oleh bunyi nyaring ponsel di bawah bantalnya. Tanpa membuka mata, tangannya meraba-raba ke asal suara. Jari lentik tanpa cat kuku berusaha menekan icon hijau dengan matanya yang sipit karena rasa kantuk sungguh masih mendominasi. Bagaimana tidak, jam masih menunjukkan pukul 6 pagi.

"Halo," sapa Crystall melalui sambungan telepon, dengan suara serak sembari mengucek matanya karena dia baru saja bangun tidur.

"Siapa yang menyuruhmu pulang sebelum pekerjaan selesai!" Suara itu begitu menggelegar hingga kesadaran Crystall benar-benar kembali pada tingkat maksimal.

Crystall tentu hafal siapa yang selalu meneriaki dirinya.

Daffa Louise Effendi, dokter penanggung jawab Crystall selama menjalani profesi sebagai koas di rumah sakit. Dokter yang terkenal perfeksionis, dingin, kejam, dan... Akh! Pokoknya sosok manusia yang diharapkan segera punah dari muka bumi ini.

Tapi dirinya bisa apa? Selain menjawab,

"Ma-Maaf, Dok. Saya kira -"

"Kira apa? Sekarang juga kamu ke rumah sakit. Cetak jadikan hardcopy! Siapkan semua laporan pasien kecelakaan beruntun sebelum meeting jam setengah 7 pagi!" bentak Daffa lagi.

"Lho, bukannya meeting jam 8 pagi, Dok?" tanya Crystall mengerutkan keningnya.

"Berani menyalahkan? Datang ke rumah sakit dalam 15 menit. Jika tidak -"

"I-lya, Dok! Saya pastikan sampai di rumah sakit di menit ke-14!"

"Awas kalau terlambat!"

Tut tut tut!

Tanpa babibu, Crystall melempar ponselnya ke atas ranjang dan melompat turun menuju kamar mandi. Ancaman Daffa tidak pernah main-main. Crystall sangat paham ajian sakti Daffa yang dijadikan ancaman setiap memerintahkan sesuatu yang genting padanya adalah tidak meloloskan saat Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Kedokteran.

Tidak butuh waktu lama wanita itu sudah berpakaian rapi walau sedikit norak. Dia cukup memoles dengan make up natural. Rambutnya dia ikat sederhana hingga nampak rapi. Tidak lupa, kacamata tebal.

Dia tidak memiliki banyak uang untuk membeli baju modern atau skincare. Tidak pula memikirkan penampilan. Karena bisa menjalani hidup sebagai mahasiswa kedokteran hingga sampai tahap ini saja dia sudah sangat bersyukur.

Crystall melangkah lebar keluar dari gang dan mencari taksi. Berulang kali dia mengangkat tangan kirinya untuk melihat arah jarum jam. Namun sepagi itu belum ada satu kendaraanpun yang lewat.

"Satu minggu menjadi koas di rumah sakit milik dokter kaku itu! Selalu menyebalkan!" gerutunya dengan mulut terus menggerutu memberikan sumpah serapah pada Daffa.

Namun mengingat tiga hari lagi dia akan menikah dengan pria yang sangat dicintai. Membuat bibir manyunnya berubah menjadi senyuman tipis.

Albara Antonio, calon suami yang baginya sangat sempurna. Tidak pernah menyakiti hatinya dan mau menerima penampilan Crystall yang biasa saja. Tutur kata pria itu pun lembut.

Tapi, tunggu!

Bayang-bayang kesempurnaan Bara seketika memudar saat Crystall melihat sosok itu di seberang jalan.

"Bukankah itu Bara dan Kak Helen?" terka Crystall saat netranya menangkap sosok sang kekasih yang tengah bergandengan tangan masuk ke dalam mobil dengan Helen, kakaknya.

Tidak mau berpikir panjang lagi, Crystall menghentikan taksi meminta untuk mengikuti mobil Bara dari belakang. Dia tidak peduli soal karirnya sebagai koas yang diambang kegagalan meraih gelar dokter.

Netranya terus mengamati mobil Bara. Hingga sampailah di basement apartemen milik kekasih juga calon suami.

Jantung Crystall rasanya seperti tertancap pedang panjang saat melihat Bara lagi-lagi nampak mesra turun dari mobil masuk ke dalam apartemen.

Sakit.

Teramat sakit.

Apakah selama ini mereka hanya bersandiwara di depan Crystall? Bertingkah begitu baik dan memanjakannya hanya untuk menutupi hubungan mereka yang sembunyi-sembunyi?

Crystall menyeka air matanya yang tiba-tiba menetes, kemudian mengatur nafasnya supaya bisa menyelesaikan sandirawa itu.

Buru-buru Crystall turun, dia berjalan menuju unit apartemen Bara dengan langkah gontai. Pikirannya sudah dipenuhi oleh penghianatan yang dilakukan oleh kekasih dan kakaknya.

Tanpa perlu memencet bel, wanita itu sudah bisa membuka pintu hanya dengan kode yang pernah Bara tunjukkan padanya.

"Hhhhhuuuhhh!" Crystall menarik nafasnya dalam-dalam sebelum akhirnya dia mendorong pintu perlahan.

Hal pertama yang menyambut indra pendengarannya adalah suara ******* wanita dari arah kamar Bara. Juga sahutan pria itu yang terdengar begitu menikmati permainan yang baru mereka mulai.

Hati Crystall remuk seremuk-remuknya, sampai-sampai dia harus menghentikan langkahnya karena dadanya terasa begitu sesak. Memory akan kebersamaan dia dan Bara selama beberapa tahun terakhir tercetak jelas di kepalanya. Dia benar-benar harus mempersiapkan diri setelah ini.

Setelah hatinya berusaha untuk kuat, Crystall kembali melangkah masuk ke kamar Bara.

"Bara! Kak Helen!" seru Crystall melihat sepasang pria dan wanita yang sedang melakukan hal tidak sepantasnya.

Bara tersentak melihat calon istrinya ada di apartemen sepagi ini.

"Kalian sungguh menjijikkan!” imbuh Crystall dengan penekanan yang tajam. Tidak ingin melihat penghianatan lebih lama, Crystall berlari ke luar kamar.

"Crys, ini - ini tidak seperti yang kamu pikirkan!" Bara beranjak dari ranjang. Dia melompat turun dan meraih bathrobe, bergegas memakainya lalu berlari mencegah Crystall yang hendak mencapai handle pintu keluar apartemen.

"Lepas!" Crystall menepis kasar tangan Bara.

Kilatan emosi Crystall tunjukkan pada calon mantan suaminya dan beralih pada Helen yang baru keluar dari kamar hanya menggunakan kemeja kebesaran milik Bara.

"Helen, aku juga tidak percaya kamu seperti ini," ucap Crystall dengan bibir bergetar. Dia tidak lagi memanggil kakak. Rasa hormatnya pada Helen seketika hilang.

"Maafkan aku Crys, aku hanya ingin merayakan nasibmu saja," sahut Helen dengan senyum miringnya. Tidak ada raut rasa bersalah sama sekali di wajah Helen berbeda dengan Bara yang begitu ketakutan.

"Maksudmu?" Crystall mengerutkan keningnya.

Helen melipat kedua tangannya di depan dada dan berjalan penuh kemenangan ke arah Crystall. Adik yang selama ini dia anggap rival karena selalu lebih baik dari dirinya.

"Nasibmu yang menjadi janda sebelum menikah." Helen beralih pandang ke arah Bara yang berdiri sejajar dengan dirinya, "...karena calon suami yang kamu bangga-banggakan ini ternyata lebih memilihku. Jadi -"

"Helen, cukup!" potong Bara, "Aku sama sekali tidak menginginkanmu. Tapi kamu yang terus menggodaku!"

Helen hanya mengangkat bahunya, tanda tidak terpengaruh oleh ucapan pria itu. Karena pada kenyataannya Bara akhirnya tergoda oleh bujuk rayunya. Nafsu pria tidak bisa bertahan lama oleh jurus ampuh yang selalu Helen layangkan bila di dekat Bara.

"Crystall," panggil Bara kembali lembut.

"Kamu setidaknya bisa berdandan cantik. Aku yakin kamu bisa lebih cantik dari Helen jika kamu mampu menjaga penampilanmu."

Crystall tersenyum miris. "Jadi selama ini kamu mempermasalahkan penampilanku ini?"

"Aku mencintaimu, Crystall. Hanya saja - aku akui, tergoda oleh kecantikan kakakmu ini. Jadi, jika saja kamu bisa merubah penampilanmu pasti aku tidak akan -"

Crystall langsung mengangkat tangannya hingga perkataan Bara terhenti.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

mampir thor

2023-03-24

0

Widia Aja

Widia Aja

Sy gak suka wanita lemah yg mudah di intimidasi dan plin plan.

2023-01-19

0

Widia Aja

Widia Aja

Ya Allah Author...
Tolong jadikan tokoh Crystall berkarakter kuat tidak dapat diintimidasi oleh siapapun...

2023-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!