0.3 Continuous Slap

^^^[ Bad intentions become a start for another dimension that was created beautifully ]^^^

^^^----------------^^^

Dua kesialan terjadi pada Crystall. Entah mana yang mendominasi tangisannya kali ini. Dia hanya diam dengan wajah berurai air mata sepanjang perjalanan menuju rumah kedua orang tuanya yang letaknya lumayan jauh dari kontrakannya.

Sedangkan supir taksi hanya sesekali melirik tanpa berani bertanya.

Baru satu minggu Crystall mengontrak. Itu hanya supaya dia tidak terlalu jauh dengan tempatnya bekerja. Tapi justru dia mendapat skors satu minggu.

Jika saja acara pernikahannya berlangsung, pasti dia akan menikmati masa hukuman di rumah.

'Bara, aku membencimu!' teriak Crystall dalam hati. Meremas ujung tas yang sedang dia pangku.

Setelah melakukan perjalanan lebih dari dua jam. Sampailah Crystall di depan rumah sederhana. Miskin tidak, kaya raya pun tidak.

Crystall hanya memiliki Ayah yang bekerja di kecamatan. Sedangkan Ibunya di rumah mengurus semua keperluan.

Maksud hati pulang secepatnya adalah untuk mengatakan mengenai pembatalan pernikahan. Supaya tenda belum terpasang.

Tapi belum juga mengatakan apapun. Bahkan Crystall baru saja selesai membayar taksi dan berbalik untuk menuju pintu.

Dia disambut oleh sebuah tamparan mendarat mantap di pipi halusnya.

"Ibu?" Crystall memegangi pipinya yang panas atas perbuatan yang tiba-tiba Ibunya lakukan.

"Dasar anak tidak tau diuntung!" Jari sang Ibu menyosor dahi Crystall begitu enteng.

"Bara sudah berbaik hati menikahi wanita jelek sepertimu! Membiayai semuanya! Tapi apa yang kamu berikan padanya, hah?" bentak Ibu Rosa dengan emosi yang meluap.

Beberapa ibu-ibu yang sedang membantu persiapan pernikahan pun keluar mendengar keributan di depan rumah.

"Ada apa ini, Bu? Sebaiknya kita bicarakan di dalam." Crystall masih berusahan mengontrol suasana.

"Tak ada yang perlu dibicarakan di dalam. Biar saja semua dengar kelakuan memalukanmu itu!" sahut Ibu Rosa.

"Me-Memalukan bagaimana, Bu?"

"Kamu sudah berselingkuh di depan mata Bara! Mau ditaruh dimana muka Ibu, hem? Memiliki anak sepertimu sama sekali tidak berguna! Sekalinya anak pungut, tetaplah anak pungut! Dasar sampah!" suara Rosa benar-benar tidak terkontrol. Membuat para ibu-ibu tukang gosip terperangah.

"Crystall selingkuh?" bisik seorang di sana pada kawannya.

"Ya ampun! Tidak tahu diri sekali gadis itu!"

"Sudah jelek, berselingkuh. Kurang apa calon suaminya itu? Tampan dan tajir melintir."

"Memang benar, dia anak pungut. Kelakuannya pasti seperti anak pungut yang tidak tau malu."

Hati Crystall benar-benar hancur mendengar Ibunya menekan status anak pungut. Dia memang bukan anak yang lahir dari rahim Rosa.

Crystall hanya anak dari adik Rosa yang meninggal setelah melahirkannya. Sedangkan Ayah kandung Crystall entah pergi kemana. Jadi dari lahir Crystall sudah dirawat oleh Rosa.

Crystall tidak pernah meminta macam-macam. Baju dan barang-barangnya juga kebanyakan bekas dari Helen. Sejak SMA dia sudah bekerja sambilan. Menjadi tukang setrika atau hal lainnya yang penting bisa memberi uang untuk Rosa. Lalu urusan sekolah kedokteran diambil dari beasiswa karena mendapat predikat siswa terbaik di SMA dulu.

Lama sang Ibu tidak memanggilnya anak pungut. Sejak Crystall memiliki hubungan dengan Bara. Pria yang selama ini banyak memberi uang untuk Rosa.

Tapi kini, kandasnya hubungannya dengan Bara membuat Rosa mengungkit status. Bahkan menuduhnya.

Crystall dengan tegas menggeleng atas perkataan Rosa.

"Aku tidak berselingkuh, Bu," ujar Crystall.

"Cih! Tidak mungkin Bara mengada-ada. Dia sudah merencanakan pernikahan kalian dengan matang. Lalu apa tujuannya kalau apa yang dia ucapkan itu palsu, hem?" mata Rosa melotot. Tidak ada sorot kepercayaan sedikit pun untuk Crystall.

Hal itu bertepatan dengan Helen yang baru keluar dari dalam rumah.

"Itu tidak benar, Bu!" Crystall beralih menunjuk pada Helen dengan sorot tegas. "Dia, Bu. Bara lah yang sudah berselingkuh dengan Helen! Dia wanita penggoda!"

Bukannya percaya, sang Ibu justru menampar untuk kedua kalinya ke pipi Crystall yang masih merah.

"Dasar anak tidak tau diri! Bersalah masih saja mencari kambing hitam!"

"Bu...." Helen mendekati sang Ibu lalu mengusap bahu wanita separu baya itu. Tentu untuk menarik simpatik dari semua yang ada disana.

"Jangan marah-marah pada Crystall. Kasihan. Dia baru saja mendapat hukuman dari kepala rumah sakit karena terlambat berangkat. Jadi jangan menambah bebannya lagi," ucap Helen begitu lembut.

"Apa? Mendapat hukuman? Sungguh dia hanya bisa menjadi sampah! Gayanya ingin menjadi dokter tapi baru koas saja tidak becus!" sembur Rosa semakin menjadi.

"Sudah, Bu. Malu banyak orang. Ayo, masuk." Helen berusaha menenangkan Rosa lalu berhasil membawa masuk wanita separu baya itu.

***

Crystall hanya bisa menangisi nasibnya di kamar. Dia sama sekali tidak keluar seharian.

Meski rasanya lapar. Tapi dia enggan ribut dengan sang Ibu. Dia hanya ingin menahan diri untuk tidak membentak dan marah-marah demi untuk membela diri dari tuduhan menyakitkan tentang perselingkuhan yang tidak pernah dia lakukan.

"Kamu jahat, Bara!" kesalnya menahan suara supaya tidak terdengar dari luar.

Crystall memegang ponsel yang sejak tadi tidak berbunyi. Biasanya Bara akan rajin menghubunginya meski hanya menanyakan sudah tidur atau belum.

Tidak, Crystall bukan merasa kehilangan.

Dia justru ingin sekali memberi pesan berisi umpatan pada Bara. Tapi dia ragu. Dia merasa percuma melakukan itu semua.

Sampai sebuah ketukan pintu terdengar. Menarik atensi gadis itu menoleh ke arah sumber suara.

"Aku masuk!" ujar orang dari luar.

Kamar Crystall tidak dikunci, jadi orang di luar sana bisa membuka sendiri.

Helen, wanita itu datang membawakan nampan berisi makanan dan minuman.

"Makanlah," ucap Helen dengan wajah malasnya.

Dia meletakkan nampan dengan sedikit kasar di atas meja kamar. Membuat minuman di atasnya sebagian tumpah.

Tidak ada rona manis di wajah kakaknya itu. Jauh dari sikap Helen selama ini yang nampak baik di depannya.

Kini sifat asli Helen sudah muncul. Seolah semua sandiwara sudah usai sejak Crystall memergoki hubungannya dengan Bara.

"Kalau malas untuk mengantar. Tidak usah repot-repot ," sahut Crystall dengan ekspresi datarnya.

Helen berdiri dengan begitu angkuh, melipat kedua tangan di dadanya.

"Kamu pikir aku akan repot tanpa tujuan?"

Crystall tersenyum miring. Dia mengerti kini. Sangaaat mengerti. "Ya, tujuanmu ini, kan? Kehancuran ku?"

"Kamu cerdas juga." Senyum puas nampak di wajah Helen.

Sang kakak mencondongkan tubuhnya ke arah Crystall yang hanya duduk di atas ranjang.

"Kamu seharusnya sadar diri. Hanya anak sampah yang tidak pantas menikah dengan pria kaya seperti Bara. Dia hanya untuk aku. Untuk aku!" tegasnya.

Crystall yang sedari tadi duduk pun akhirnya berdiri menyeimbangkan posisinya dengan Helen.

"Lalu kamu mengobral tubuhmu untuk menjerat Bara? Supaya hal ini terjadi? Iya?" Nada yang Crystall keluarkan terdengar meremehkan.

Helen tidak mau kalah.

"Hei, kamu pikir dirimu cantik? Hanya bermodal kaca mata tebal dan penampilan cupumu. Kamu bisa menahan Bara? Padahal kamu tidak tau bagaimana Bara mengatakan muak dan malu setiap kali jalan denganmu."

Hati Crystall yang sudah rapuh, kini semakin hancur sampai pecah menjadi kepingan kecil.

Helen kembali mengejek Crystall. Dia menunjuk pada dirinya sendiri.

"Dari ujung kepala sampai ujung kakiku, adalah segala yang Bara dambakan."

"Jadi jangan menyalahkan keadaan. Tapi salahkan dirimu sendiri yang sudah hidup dengan wajah dan tubuh yang jelek seperti itu." Helen mendorong bahu Crystall lalu pergi dari sana.

Tapi sebelum dia membuka pintu, wanita itu kembali berbicara pada Crystall.

"Sebaiknya kamu habiskan makan malammu. Karena setelah ini ada hal menggembirakan yang mungkin akan menguras tenagamu. Hahaha!"

Dahi Crystall berkerut mencerna perkataan Helen. Tapi kakaknya itu sudah lebih dulu pergi sebelum dia menanyakan apa yang terjadi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Maliqa Effendy

Maliqa Effendy

kadang bingung sama wanita..ditampar bolak balik masih aja diam..terbuat dari apa sih tuh pipi

2023-03-22

0

Widia Aja

Widia Aja

Sudah ku duga, Crystal bukan saudara kandungnya Helen..
Keluarga jahat.

2023-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!