Kini Rosa tengah pergi ke supermarket bersama dengan Bi Marni, dia menggunakan sebuah rok jeans di atas lutut dengan sebuah kaos berwarna putih.
Penampilan Rosa saat ini sangat cantik dan juga seksi, bahkan tidak sedikit pria yang menatapnya dengan tatapan mesum.
Pakaian yang Rosa kenakan saat ini dia dapatkan tadi malam dari Reyhan, setelah mengetahui apa yang di lakukan Galih. Reyhan langsung menyuruh asistennya untuk membawakan beberapa pakaian wanita.
Di supermarket Bi Marni langsung mengajak Rosa untuk berbelanja kebutuhan dapur dan barang-barang yang menjadi kebutuhan Reyhan selama satu minggu, hingga tiba-tiba Rosa tidak sengaja bertemu dengan Galih dan Melinda.
Melinda yang melihat Rosa pun langsung tersenyum mengejek kepada wanita itu.
"Eh, ada Rosa." Sapa nya.
Tapi Rosa hanya tersenyum tipis dan mengabaikan mereka berdua, tapi lagi-lagi Melinda langsung menarik pundak Rosa dan membuat masalah dengan wanita itu.
"Ada apa?"
"Baru juga beberapa hari di Jakarta tapi tampilan mu sudah kayak p*lacur." Hina Melinda.
Mendengar apa yang di katakan oleh Melinda, Rosa hanya bisa diam dengan tatapan mata yang marah.
"Iya sih, aku baru beberapa hari di Jakarta tapi setidaknya aku sudah bisa mendapatkan pakaian yang bagus dan juga perawatan kulit. Dan kau lihat kulit ku sekarang sudah sangat putih, cerah dan juga lembut." Rosa langsung memamerkan tampilannya saat ini.
Melinda pun sangat marah, dia memang mengakui jika sekarang Rosa lebih cantik darinya.
"Cih.. Aku yakin kau pasti bermain kotor di Jakarta."
"Tentu saja tidak, kau tahu Paman Reyhan. Dia sangat baik kepada ku dan bahkan dia membelikan ku banyak pakaian, dan satu lagi. Kau tahu pakaian mahal yang di bawa Mas Galih untuk mu. Itu semua pakaian bekas dari ku yang di berikan oleh Paman."
Mendengar hal itu Melinda langsung melihat ke arah Galih, pria itu hanya bisa memalingkan wajahnya.
"Mas, apa yang dia katakan itu benar?" Tanya Melinda dengan sangat marah.
"Iya sayang, tapi pakaian itu masih belum di pakai kok oleh Rosa."
Melinda yang marah dan malu pun langsung meninggalkan Galih begitu saja, pria itu langsung memaki Rosa tanpa rasa malu.
"Kau gila yah, apa maksudmu mengatakan hal ini kepada Melinda. Apa kau ingin membuat hubungan ku berantakan." Maki Galih.
Tapi Rosa hanya diam dan langsung memalingkan wajahnya dari Galih, tanpa memikirkan perasaan istrinya Galih langsung berlari menyusul Melinda.
"Yang sabar Non, pasti semua ada hikmahnya. Dan suatu saat Non Rosa pasti akan menemukan kebahagiaan." Bi Marni hanya bisa memberikan semangat kepada Rosa agar wanita itu tidak bersedih lagi.
"Iya Bi."
Setelah selesai berbelanja Rosa langsung masuk ke kamarnya, dia hanya bisa menangis mengingat perlakuan Galih kepadanya.
Di saat Rosa tengah menangis tiba-tiba pintu kamarnya di buka dengan kasar, nampak Galih sudah menatap Rosa dengan tatapan marah.
"Beraninya kau mengatakan hal itu kepada Melinda, sekarang lihat apa yang telah kau perbuat. Melinda marah kepada ku.." Maki Galih.
"Memang itu kenyataannya, lagi pula aku ini istri mu, Mas. Harusnya kau membela ku bukan malah membela wanita itu."
"Dia itu kekasih ku, jika bukan karena permintaan ayah ku. Aku tidak akan pernah mau menikah dengan anak pembantu seperti mu. Aku yakin jika kau telah menggoda ayah ku untuk menikahkan kau dengan ku."
"Aku tidak pernah melakukan hal itu, lagi pula meski Melinda itu dulu kekasih mu. Tapi sekarang aku sudah menjadi istri mu, harusnya dia tahu diri."
Plak...
Galih lagi-lagi menampar Rosa, ini bukan tamparan yang pertama kali bagi Rosa. Setiap mereka bertengkar karena Melinda pasti Galih akan menampar Rosa.
"Jaga mulutmu yah, yang harusnya tahu diri itu kamu." Maki Galih dengan jari yang menunjuk ke arah Rosa.
"Aku harus tahu diri? Selama bertahun-tahun aku sudah sabar dengan sikapmu ini mas, tapi semakin hari kau semakin keterlaluan. Kau selalu menyalahkan ku atas kesalahan yang bahkan tidak aku lakukan sama sekali."
"Sekarang kau sudah berani melawan ku, jangan mentang-mentang kau di manjakan oleh Paman ku. Kau jadi besar kepala, jika aku menyuruh Paman untuk menyiksa mu dia pasti akan menuruti apa yang ku katakan.."
Lalu Galih langsung melepaskan sabuk miliknya dengan keras dia memukul Rosa, tangisan dan teriakkan terus menggema di kamar Rosa.
Bahkan semua pelayan yang ada di rumah pun mendengar suara teriakan Rosa tapi mereka tidak bisa berbuat banyak, karena Galih adalah keponakan kesayangan Reyhan.
Setelah puas memukul Rosa, pria itu langsung pergi begitu saja tanpa rasa malu sedikit pun.
Rosa hanya bisa menangis dalam diam, semua pori-pori kulitnya terasa sangat perih dan juga sakit.
Bi Marni pun langsung berlari ke arah Rosa, dia sangat prihatin melihat kondisi Rosa. Dengan perlahan Bi Marni membantu Rosa untuk naik ke atas ranjang, sementara pelayan yang lain langsung menelpon dokter untuk mengobati luka di tubuh Rosa.
*
*
*
Reyhan yang baru pulang langsung heran saat melihat dokter yang baru saja keluar dari rumahnya.
"Bi kenapa tadi ada dokter? Apa ada yang terluka?"
"Begini Tuan, tadi keponakan anda datang ke sini dan dia langsung bertengkar hebat dengan Nona Rosa. Dan tuan Galih pun memukul Nona Rosa dengan sabuk hingga tubuhnya lecet-lecet dan berdarah.
Mendengar hal itu Reyhan langsung berlari ke kamar Rosa, dia melihat wanita itu tengah berbaring di atas ranjang dengan luka di sekujur tubuhnya.
"Paman." Panggil Rosa dengan mata yang perlahan terbuka.
"Bagaimana keadaanmu?"
"Keadaan ku sudah mulai membaik."
Melihat keadaan Rosa yang seperti itu, Reyhan sangat marah pada Galih. Dia tidak menyangka selain suka selingkuh Galih rupanya pria yang pengecut karena berani bermain fisik dengan seorang wanita.
"Kenapa kau tidak meminta pertolongan kepada pelayan yang ada di rumah?"
Rosa hanya diam dan tersenyum, "Mas Galih itu keponakan kesayangan mu, aku tidak ingin pelayan lain terkena masalah karena menegur Mas Galih."
Reyhan mengakui jika dulu dia sangat menyayangi Galih, tapi kini sikap Galih sudah sangat keterlaluan. Tidak hanya menyelingkuhi Rosa tapi pria itu juga malah memukul istrinya sendiri.
"Sebaiknya kau beristirahat."
"Baik Paman, terimakasih sudah bersedia menampung ku, Paman."
"Jangan banyak bicara, aku istirahat saja."
Reyhan langsung bergegas pergi meninggalkan kamar Rosa, kini Reyhan tengah mengumpulkan para pelayan. Dia langsung memberitahukan jika Galih kembali lagi datang dan mencari masalah dengan Rosa, jangan segan-segan untuk mengusir pria itu dari rumah ini. Para pelayan pun langsung menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, terlebih lagi mereka memang tidak menyukai Galih yang selalu bersikap arogan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Yunia Afida
semangat terus 💪💪💪rossa
2022-12-16
1
Imas Maela
kasian rosa
2022-12-01
0
Manggu Manggu
kasihan rosa ya semangat💪👍
2022-11-14
1