"sayang, ada yang mau aku sampaikan" ucap zahra yang menggandeng tangan intan dan juna bersamaan bagaikan anak tk yang pulang sekolah
"kak!" intan memohon pada kakak iparnya agar tak mengadukan perbuatan yang menurutnya tidak fatal pada kakaknya
"pasti ulah bocah ini lagi" ucap indra menebak apa yang akan disampaikan oleh istrinya
"mau bilang sendiri atau kakak yang sampaikan?" tanya zahra melirik intan
meski begitu intan tak marah pada zahra, ia sudah menganggap zahra kakak kandungnya yang seperti indra selalu menasehatinya dan kadang juga mengomel
"sus bawa juna keluar dulu ya, ada yang mau kami bicarakan" ucap indra pada pengasuh anaknya agar juna tak mendengarkan obrolan orang dewasa
"baik pak" pengasuh mengajak juna keluar ruangan kantor majikannya
"duduk dulu, lalu katakan apa yang seharusnya kakak dengar dan kamu lakukan!" perintah indra dengan mode tegasnya
"itu kak, ngga ngapa-ngapain kok aku! cuma jajan dikit aja" ucap intan masih menutupi perbuatanya
"jujur atau kakak cari tahu sendiri" lanjut indra mengintrogasi
"cuma beliin pacar aku ponsel aja kak, dia sering kok bayarin aku juga kalau kita jalan" ucap intan menunduk takut melihat wajah kakaknya
"dek, kakak kan sudah bilang carilah teman yang baik. kalau untuk kebutuhan mendesak atau kebutuhan hidup kakak setuju, tapi kalau belikan ponsel temanmu itu apa lagi dia laki-laki
kakak ngga setuju, sekali ini saja kakak akan diam! jika kamu ulangi lagi maka papa akan tahu dan pastinya kamu tahu apa yang akan papa lakukan" ucap indra mengingatkan adiknya
"iya kak, jangan bilang papa mama. aku ngga mau ada yang ngintilin kemana aku pergi tapi kan kak uang yang aku keluarkan ngga seberapa kak, kenapa marah sih" ucap intan
mencari alasan
"bukan soal jumlah intan! ini soal bagaimana temanmu menghargaimu. jika dia berani meminta sesuatu yang berlebih tandannya dia ngga baik
kakak harap kamu segera jauhi teman lelakimu itu" perintah indra yang sepertinya sangat tak suka pada pacar adiknya padahal belum pernah dikenalkan oleh intan pada keluarganya
"tapi kak, dia baik dan sayang banget sama aku kak!" intan membantah
"silahkan lakukan sesesukamu, tapi jika terjadi sesuatu urusannya dengan papa bukan kakak lagi!" ancam indra
"kakak jahat banget deh, dulu kakak bebas pacaran sama siapa aja ngga ada yang larang, kenapa sekarang aku dilarang-larang" ucap intan membongkar masalalu kakaknya yang mempunyai banyak pacar sebelum mengenal zahra
"ehemmm, sepertinya ada informasi yang terlewatkan olehku, bisa kalian ceritakan" ucap zahra melirik pada suaminya
"sudah kalian pulang, sebentar lagi jam istirahat berakhir kakak ada pasien lagi" ucap indra yang mulai kelabakan mencari alasan
adiknya mengetahui banyak hal yang orang tuanya tak ketahui, maka itu menjadi senjata bagi intan untuk meminta uang jajan lebih atau minta izin berpergian dengan temannya
"sayang, tunggu abang pulang dirumah ya. intan kamu langsung pulang jangan kelayapan lagi. ingat pesan kakak tadi" ucap indra mengodekan pada intan agar membawa pergi istrinya yang sepertinya akan mulai menyerangnya dengan introgasi dan investigasi
"tapi belum selesai bang, ada yang mau aku tanyakan" ucap zahra tak terima begitu saja
"nanti dirumah saja, oke bisa tanya sepuasmu" ucap indra mengedipkan sebelah matanya
"ayo kak, kita pulang nanti pasaiennya demo kita kelamaan disini" ajak intan yang sudah pro dengan kakaknya kali ini
"jangan lupa transfer" ucap intan sebelum keluar dari ruangan kakaknya sambil tersenyum senang mendapatkan mangsa baru untuk tabungannya
indra mengibaskan tangannya pada intan agar segera pergi membawa kakak iparnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments