Ketahuan OrangTua

Kaki yang keseleo rasanya sungguh sakit sekali, sehingga karena tak tahan kini tengah kuobati ke rumah sakit, dan dokter hanya memberikan salep pereda sakit dan beberapa pil saja.

Memang kencan dengan dua orang sekaligus sangatlah merepotkan sekali, tapi nak berkata apa lagi, sebab hatiku memang sedang berbunga-bunga mencintai mereka. Julukkan jelekpun patut tersandang padaku, sebab telah mempermaikan hati laki-laki, tanpa memikirkan apa akibatnya suatu saat nanti.

[Hallo Dilla]

[Iya ma, ada apa?]

"Sssseett," Suaraku kesakitan akibat sedang memijit-mijit pergelangan kaki.

[Yang harus bertanya itu sebenarnya mama, kamu itu kenapa? Tadi seperti berdesis begitu?]

[Aku gak kenapa-napa, ma. Cuma tadi keseleo akibat tak hati-hati memakai higheels]

[Aduuh ... duh, kamu anak mama satu-satunya yang cantik, kenapa gak hati-hati! Kalau kenapa-napa nanti bagaimana?]

[Mama gak usah lebay begitu, kenapa? Aku tuh gak kenapa-napa, cuma luka keseleo kecil saja. Gak usah cerewet ceramah lagi, cepetan tadi menelpon Dilla ada apa?]

[Biasalah, kamu kayak gak tahu mulut mama itu gimana! Mama cuma mau bilang kamu besok pagi mampir kerumah utama, sebab papa yang menyuruh ingin bertemu kamu]

[Heeeem ... heeem]

[Jangan ham-hem doang. Harus datang pokoknya]

[Ya ampun, iya mamaku sayang, puas?]

[Iya .. ya, mama puas. Sudah sekarang kamu istirahat baik-baik, awas kalau besok kamu gak datang]

[Siiip mama]

Begitulah mamaku, yang selalu saja mulutnya cerewet ngomong ngelantur sana-sini, tapi disebalik itu semua, beliau orangnya baik hati, selalu ramah, dan terutama penyayang terhadap semua orang. Kadang akupun betah berlama-lama bercerita dengannya, sebab beliau selalu enak kalau diajak sebagai teman curhat. Sedikit bawel kalau berbicara, tapi kalau diajak serius beliau akan juga serius menanggapi apa yang kita bicarakan padanya.

**********

Metahari pagipun telah menyapa, menyinari disebalik gorden jendela yang sedikit terbuka, dan rasanyanya akupun malas sekali untuk segera bangkit dari pembaringan. Matapun masih enggan juga untuk membukanya, sehingga tanpa sadar akupun kembali tidur, menumpahkan segala rasa lelah disekujur tubuh.

Dert ... dert, gawai telah berbunyi, dan tanganpun lemas mengambil gawai, yang tengah tergeletak di meja kecil dekat tempat tidur.

[Hallo]

Jawabku malas dengan suara antara sadar dan tidak dari tidur.

[Kamu sudah sampai mana? Kenapa belum datang-datang juga?]

Tanya mama diseberang sana.

[Aah ... mama ini, pagi-pagi sudah membangunkan orang, yang lagi enak-enaknya tidur?]

[Astagfirullah, Dilla. Kamu itu anak perawan yang belum nikah, masak sudah siang begini terus-terusan lambat bangun, awas saja jodoh kamu itu akan menjauh]

[Amiiin, sebab anak kamu ini memang belum mau menikah]

[Diiiiiiiillllaaaaaa, awas kamu, ya! Kalau sampai rumah mama, akan kubejek-bejek sampai penyek itu muka]

Kekesalan mamaku pagi-pagi sambil  berteriak-teriak.

[Haaah, mama itu bisa gak sih gak usah teriak-teriak ngomongnya, telingakupun panas mendegarnya]

[Haiiiisss kamu ini, jangan banyak omong kamu. Cepetan datang kerumah, kalau sejam gak datang, aku akan menyuruh orang untuk menjemput paksa kamu]

[Iya ... iya, bawel nenek lampir]

[Apa yang kamu bilang? Waaah, anak perawan satu ini benar-benar semakin ngelunjak, mama sendiri dikatain]

Tut ... tut ... tut, gawaipun segera kumatikan, sebab malas sekali mendengarkan ocehan mama, yang pagi-pagi sudah ceramah.

Akupun segera menyambar handuk untuk segera mandi dan membersihkan diri, supaya cepat-cepat bisa datang ke rumah.

Karena ada hal penting yang ingin kukerjakan bersama keluarga, kini akupun hanya memakai pakaian biasa, dengan celana jeans levis hitam yang atasan memakai kaos biasa berwarna merah.

Mobil sudah kulajukan dengan kecepatan penuh, agar secepatnya sampai datang kerumah orang tua, sebab aku tak ingin kena semprot dan ceramah mama lagi.

Ceklek, pintu rumah utama orangtua telah kubuka.

Kaki langsung saja berjalan ke ruang tengah, yang sudah ada orang tua sedang duduk santai ditemani teh kesukaan mereka.

"Kenapa kamu lama banget sih? Dasar perawan malas, berani-beraninya kamu pagi tadi ngatain orang tua sendiri?" ucap Mama menghampiriku yang baru datang.

"Aaa ... awww, sakit ... sakit, Ma!" Suaraku kesakitan saat telinga telah terjewer.

"Sudah ... sudah, kalian ini pagi-pagi sudah main ribut saja," cegah Papa.

Mamapun telah melepaskan jeweran telinga, tapi mukanya masih kelihatan tak senang dan kesal terhadapku.

"Kamu duduk, Dilla!" suruh Papa.

Plaaaak, sebuah majalah telah kuatnya terdarat dimeja kaca.

"Apa ini, Pa?" tanyaku penasaran.

"Lihat saja sendiri, apa yang tengah kamu lakukan!" ucap beliau tak mau memberitahu.

Tangan sudah sibuk membolak-balikkan majalah, dan betapa terkejutnya diri ini, saat fotoku yang tengah diburamkan dibagian wajah, tegah duduk santai makan bersama si Reyhan pacarku.

"Ya ampun, apa ini? Mati aku, kenapa foto-fotoku bersama Reyhan bisa tersebar luas begini. Mati ... matiiiii, jika papa akan marah besar padaku hari ini," guman hati yang sedang takut.

"Itu benar kamu 'kan?" tanya apapa dengan tatapan serius.

Aku tak bisa berkata-kata, sebab rasanya mulut ini kelu tak bisa menjawab. Ketar ketir juga menghadapi orantua yang bakalan menghakimi.

"JAWAB," bentak Papa.

Karena aku tersentak kaget, tanpa ragu lagi langsung segera ingin kujawab.

"Iiiiya-ya, Pa!" jawabku terbata-bata.

"Apa dia seorang artis?" tanya Papa lagi.

"Iya, Pa?" jawabku sambil menundukkan kepala.

Benar-benar mati dah hari ini. Sudah semalam kencan tidak berjalan mulus, eeeh paginya malas kena apes kemarahan pulak.

"Kamu gak boleh berhubungan lagi sama dia, dan mulai hari ini kamu putuskan dia," suruh Papa.

"Apa? Enggak ... enggak, Pa. Dilla gak mau putus dengannya, sebab aku sangat mencintainya. Lagian bukankah Mama sudah menyuruhku untuk segera menikah? Jadi sekarang aku akan ungkapkan, bahwa dia itu adalah calon yang ingin kunikahi," terangku berusaha membela diri.

"Kok Mama yang disalahin? Kamu bisa menikah, asalkan tidak boleh dengan kalangan artis, sebab bagi Mama artis itu banyak drama, dan pastinya suatu saat nanti pasti kamu akan disakiti, sebab dia akan tergoda dengan cewek-cewek yang lebih cantik diluaran sana dibandingkan kamu," ujar Mama tak menyetujui.

"Tapi Ma, Pa. Aku benar-benar mencintai dia," jawabku ngotot.

Ingin mempertahankan Reyhan sebab dia pacar lama dan semenjak kami sama-sama masih sekolah.

"Gak ada tapi-tapian. Pokoknya kami tidak setuju, jika kamu berhubungan dengan artis itu, mulai sekarang hubungan kalian harus putus. Kamu harus jauhi dia, sebab bisa berakibat fatal mencemarkan nama baik perusahaan, mengerti!" terang Papa yang kekuh ingin diriku putus.

"Kami akan mengawasi kamu, sehingga kamu harus dikawal oleh seorang kepercayaan Papa, biar tak berulah memalukan keluarga lagi. Panggilkan dia, Ma!" suruh beliau.

Hati begitu kesal, saat orang tua telah ikut campur sama urusan percintaanku sekarang, ditambah lagi kini aku harus dikawal oleh seseorang. Mamapun sudah kembali dengan seseorang yang telah berjalan dibelakang beliau, dan matapun penasaran sekali melihat siapakah pilihan papa yang akan menjadi bodyguardku.

"Kenalkan Dia adalah Dio, anak dari teman Papa dikampung," jelas beliau.

"Ya salam, Papa apa gak salah memilihkan pengawal untukku. Body lumayan sih, agak kekar walau tak berotot, tapi mukanya itu sungguh tak bermutu dan kelihatan culun sekali," guman hati yang terheran-heran atas pengawal pilihan orang tua.

"Dia, Papa? Jadi pengawalku? apa gak salah? Hahahha, wajahnya aja nggak ngeh gitu, kelihatan culun begitu, hahahaha!" gelak tawaku puas mentertawakan.

"Dilla!" pekik Mama yang membekap mulutku tiba-tiba.

"Maaf ya, Dio. Anak tante Dilla ini memang kurang ajar, dan ngak ada akhlak dan sopan-sopannya!" ujar Mama masih membekap mulutku.

Meronta dan ingin bersuara.

"Iya, Tante. Saya paham kok!" tutur katanya yang  halus.

"Kamu bisa diam ngak? Kalau ngak bisa, Mama tidak akan melepaskan bekapan ini!" Ancaman.

Kepala hanya mengangguk-angguk setuju, sehingga tangan Mama sudah cepat menyingkir dari mulutku.

"Apa gak salah papa memilih dia?" tanyaku lagi, sebab sudah merasa aneh.

"Pilihan Papa gak akan salah, sebab Dio bisa ilmu bela diri," Pembelaan beliau berkata.

"Iya Kak, papa ngak salah memilih kak Dio. Selain hebat bela diri, dia pintar juga lho! Bisa bantu-bantu Andi mengerjakan soal-soal yang sulit, nih contohnya!" pembelaan adik laki-lakiku, yang sudah menyerahkan buku pelajarannya.

Mata mencoba memastikan apa yang dikatakan adikku Andi, apakah benar atau tidak ucapan dia, dan pada kenyataannya memang benar, yang mana rumus matematika rumit tak kumengerti, begitu mudahnya diselesaikan.

"Gimana?" tanya Mama.

"Terserah kalian 'lah! Yang penting kalau itu baik menurut kalian semua, aku hanya bisa jadi anak penurut," Kepasrahanku menjawab.

"Ok baiklah, Dio. Kamu kemasi barang-barang kamu didalam, lalu nanti kamu ikut dengan Dilla ke rumahnya," suruh Mama.

"Apa, Ma?" kekagetanku.

Hadeh, ternyata harus tinggal serumah.

"Apa? Kenapa? Dio 'kan pengawal kamu, jadi ya harus 24 jam mengawasi dan menjaga kamu," keluh Mama.

"Tapi gak harus tinggal sama aku juga, Ma! Aku 'kan anak perawan satu-satunya milik Mama," alasanku mengalihkan.

"Justru ada Dio 'lah Mama pasrahkan keperawanmu, biar dia bisa menjaganya," bantahan beliau.

"Tapi, Ma."

"Gak ada tapi-tapian, Dilla. Kamu gak usah takut sama Dio, keselamatanmu pasti akan terjamin jika bersamanya," pembelaan Papa terhadap Mama.

Menyebalkan sekali harus terpojok atas permintaan orangtua.

"Iya, Non. Kamu tenang saja, aku jamin aku takkan berbuat aneh-aneh sama sekali padamu," simbatan Dio yang kini ikut-ikutan pulak.

"Ciiih," decihku tak percaya.

Dengan terpaksa kini aku menuruti saja keinginan keluarga, sebab aku tak ingin ada keributan lebih atas masalah pengawal. Lagian Dio kelihatan culun dan tak bisa apa-apa, pasti akupun nanti dapat mengelabui maupun lolos darinya, saat ingin keluar berkencan dengan kekasih hati.

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf 🤎ˢʰᵉʸₙᵤᵣ𝒻ₐ₳Ɽ💔

❤️⃟Wᵃf 🤎ˢʰᵉʸₙᵤᵣ𝒻ₐ₳Ɽ💔

emang bener sih apa kata orang tua dilla.. jadi pacar ato istri artis itu banyak drama..apa apa dipublish.. jadi konsumsi publik..

semoga dio bisa tahan y jadi pengawal Dilla

2024-12-10

3

𝚁𝚎𝚢 𝙽𝚊𝚛𝚊

𝚁𝚎𝚢 𝙽𝚊𝚛𝚊

otomatislah ikut nampang kan yg jd pasanganmu emang artis ya udah pasti jd sorotan

2024-05-08

1

𝚁𝚎𝚢 𝙽𝚊𝚛𝚊

𝚁𝚎𝚢 𝙽𝚊𝚛𝚊

masa ngomong sama orang tua gitu. padahal kan mamanya khawatir tuh,harusnya seneng mamanya perhatian

2024-05-08

2

lihat semua
Episodes
1 Kencan Satu Tempat Dengan Dua Pria
2 Visual Pemeran
3 Ketahuan OrangTua
4 Kesal Pada Bodyguard Sendiri
5 Bagaikan kucing Dan Tikus
6 Kekesalan Sama Si Pengawal Bocil
7 Rencana Kabur Lagi
8 Ngompol Akibat Terborgol
9 Obrolan Sayur Kelor
10 Si Pengawal Yang Memergokki
11 Tak Akan Kubiarkan Majikan Macam-macam
12 Rasa Bersalah
13 Mengajak Jalan-jalan Bagian 1
14 Mengajak jalan-jalan Bagian 2
15 Berkunjung Ke Rumah Pacar
16 Mengalahkan Pengawal Dengan Tindakan
17 Kemarahan Pengawal
18 Tidak Enak Didiamkan
19 Terpaksa Memaafkan
20 Ketemu Pacar Ke Dua
21 Ingin Selalu Mencintainya
22 Ingin Terus Bersamanya
23 Malam Yang Bikin Tidak Fokus
24 Lingerie Bikin Grogi
25 Perubahan Di Salon
26 3 Cogan Tampan Hadir Di Ultah
27 Ketegangan Diantara Kami Bertiga
28 Perasaan Aneh Tentang Arti Bucin
29 Terpesona
30 Menagih Kado Ulang Tahun
31 3 Pria Dalam Satu Tempat
32 Mengajak Bersantai
33 Diperkenalkan Pada Semua Pengusaha
34 Emosi Saat Ketahuan
35 Pertengkaran Dan Pengusiran
36 Ada Kesedihan Mengusirnya
37 Terkuaknya Siapa Dio Sesungguhnya
38 Rindu Akan Kehadirannya
39 Kaget Pengakuan Dia Hamil
40 Ingin Kupinang Engkau
41 Pusing Ketika Banyak Masalah Yang Datang
42 Teringat Saat Bersamanya
43 Mencari Jejaknya
44 Dipaksa Ingin Menikah Siri
45 Mengingtai Rumahnya
46 Berusaha Melepaskan Ikatannya
47 Perkelahian Sengit Bagian 1
48 Perkelahian Sengit Bagian 2
49 Khawatir Akan Keselamatannya.
50 Akhirnya Bangun
51 Dituduh Yang Enggak-enggak
52 Kaget Atas Sikapnya
53 Kekompakan Kedatangan Orangtua.
54 Perjodohan Yang Berlanjut 1
55 Perjodohan Yang Berlanjut 2
56 Dia Kembali Menakuti
57 Keanehan Sikapnya Romantis
58 Emosi Memuncak Pacar Pertama
59 Emosinya Masih Ada
60 Rencana Tunangan
61 Pertunagan Akan Resmi Dilakukan
62 Perlakuan Yang Romantis
63 Mendengarkan Gosip Yang Tidak Enak Didengar
64 Sedih Dia Dihina
65 Kaget Berlilit Handuk Saja
66 Membeli Baju
67 Pesan Ibu
68 Ijab Qabul Yang Salah
69 Kaki Sakit Dimalam Pesta
70 Hiasan Kamar Yang Bikin Kaget
71 Banyak Ngeles Jika Dia Meminta Sesuatu
72 Masih Memberikan Alasan
73 Semua Sepakat Honeymoon
74 Mau Pergi HoneyMoon
75 Dicuekkan
76 Aku Yang Kurang Berani
77 Berani Mangusai Bibirnya
78 Berhasil Membobol Pertahanan
79 Kacoa Besar Bikin Kaget
80 Malu Jika Mengingat Kecoa
81 Keromantisan Di Pantai
82 Pulang Ke Indonesia
83 Siap-siap Mau Ke Pesta
84 Dihina Karena Miskin
85 Kemesraan Menepi
86 Ketemu Sama Orang Aneh
87 Tamu Yang Mencurigakan
88 Bahaya Padamnya Lampu
89 Ancaman Penyusup Yang Melukai
90 Perkelahian Sengit
91 Saling Baku Hantam
92 Mengejar Untuk Menangkapnya.
93 Dia Masih Belum Sadar
94 Masih Penasaran Sebabnya
95 Semua Terjelaskan
96 Urung Berangkat Kerja
97 Sibuk Membantu Pekerjaan Istri
98 Mendapat Serangan Lagi
99 Kesengitan Dikejar Musuh
100 Melawannya Tak Kenal Takut
101 Masuk Rumah Sakit
102 Kunjungan Membawa Makanan
103 Mengenang Masa Dulu
104 Tamu Yang Tidak Diharapkan
105 Dia Masih Membelanya
106 Kebohongan Diam Demi Kebaikan
107 Makin Eneg Dia Bermulut Manis
108 Mertua Tidak Senang Dia Datang
109 Masih Saja Merasa Tidak Bersalah
110 Saling Kompak Membersihkan Rumah
111 Etika Berhubungan dengan istri
112 Manjanya Seorang Istri
113 Pemotretan Kerja Sama
114 Diikuti Sampai Restoran
115 Pulang Terhalang Obrolan
116 Berita Perselingkuhan
117 Aku Butuh Menyendiri
118 Emosi Jiwa Saat Tahu Menantu Selingkuh
119 Perdebatan Orangtua
120 Dalam Kesendirian Merenungi Nasib
121 Pelukan Mantan Yang Menenangkan
122 Ingin Minta Penjelasan
123 Dia Kembali Tapi Tak Bisa Kusentuh
124 Diculik Bandit
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Kencan Satu Tempat Dengan Dua Pria
2
Visual Pemeran
3
Ketahuan OrangTua
4
Kesal Pada Bodyguard Sendiri
5
Bagaikan kucing Dan Tikus
6
Kekesalan Sama Si Pengawal Bocil
7
Rencana Kabur Lagi
8
Ngompol Akibat Terborgol
9
Obrolan Sayur Kelor
10
Si Pengawal Yang Memergokki
11
Tak Akan Kubiarkan Majikan Macam-macam
12
Rasa Bersalah
13
Mengajak Jalan-jalan Bagian 1
14
Mengajak jalan-jalan Bagian 2
15
Berkunjung Ke Rumah Pacar
16
Mengalahkan Pengawal Dengan Tindakan
17
Kemarahan Pengawal
18
Tidak Enak Didiamkan
19
Terpaksa Memaafkan
20
Ketemu Pacar Ke Dua
21
Ingin Selalu Mencintainya
22
Ingin Terus Bersamanya
23
Malam Yang Bikin Tidak Fokus
24
Lingerie Bikin Grogi
25
Perubahan Di Salon
26
3 Cogan Tampan Hadir Di Ultah
27
Ketegangan Diantara Kami Bertiga
28
Perasaan Aneh Tentang Arti Bucin
29
Terpesona
30
Menagih Kado Ulang Tahun
31
3 Pria Dalam Satu Tempat
32
Mengajak Bersantai
33
Diperkenalkan Pada Semua Pengusaha
34
Emosi Saat Ketahuan
35
Pertengkaran Dan Pengusiran
36
Ada Kesedihan Mengusirnya
37
Terkuaknya Siapa Dio Sesungguhnya
38
Rindu Akan Kehadirannya
39
Kaget Pengakuan Dia Hamil
40
Ingin Kupinang Engkau
41
Pusing Ketika Banyak Masalah Yang Datang
42
Teringat Saat Bersamanya
43
Mencari Jejaknya
44
Dipaksa Ingin Menikah Siri
45
Mengingtai Rumahnya
46
Berusaha Melepaskan Ikatannya
47
Perkelahian Sengit Bagian 1
48
Perkelahian Sengit Bagian 2
49
Khawatir Akan Keselamatannya.
50
Akhirnya Bangun
51
Dituduh Yang Enggak-enggak
52
Kaget Atas Sikapnya
53
Kekompakan Kedatangan Orangtua.
54
Perjodohan Yang Berlanjut 1
55
Perjodohan Yang Berlanjut 2
56
Dia Kembali Menakuti
57
Keanehan Sikapnya Romantis
58
Emosi Memuncak Pacar Pertama
59
Emosinya Masih Ada
60
Rencana Tunangan
61
Pertunagan Akan Resmi Dilakukan
62
Perlakuan Yang Romantis
63
Mendengarkan Gosip Yang Tidak Enak Didengar
64
Sedih Dia Dihina
65
Kaget Berlilit Handuk Saja
66
Membeli Baju
67
Pesan Ibu
68
Ijab Qabul Yang Salah
69
Kaki Sakit Dimalam Pesta
70
Hiasan Kamar Yang Bikin Kaget
71
Banyak Ngeles Jika Dia Meminta Sesuatu
72
Masih Memberikan Alasan
73
Semua Sepakat Honeymoon
74
Mau Pergi HoneyMoon
75
Dicuekkan
76
Aku Yang Kurang Berani
77
Berani Mangusai Bibirnya
78
Berhasil Membobol Pertahanan
79
Kacoa Besar Bikin Kaget
80
Malu Jika Mengingat Kecoa
81
Keromantisan Di Pantai
82
Pulang Ke Indonesia
83
Siap-siap Mau Ke Pesta
84
Dihina Karena Miskin
85
Kemesraan Menepi
86
Ketemu Sama Orang Aneh
87
Tamu Yang Mencurigakan
88
Bahaya Padamnya Lampu
89
Ancaman Penyusup Yang Melukai
90
Perkelahian Sengit
91
Saling Baku Hantam
92
Mengejar Untuk Menangkapnya.
93
Dia Masih Belum Sadar
94
Masih Penasaran Sebabnya
95
Semua Terjelaskan
96
Urung Berangkat Kerja
97
Sibuk Membantu Pekerjaan Istri
98
Mendapat Serangan Lagi
99
Kesengitan Dikejar Musuh
100
Melawannya Tak Kenal Takut
101
Masuk Rumah Sakit
102
Kunjungan Membawa Makanan
103
Mengenang Masa Dulu
104
Tamu Yang Tidak Diharapkan
105
Dia Masih Membelanya
106
Kebohongan Diam Demi Kebaikan
107
Makin Eneg Dia Bermulut Manis
108
Mertua Tidak Senang Dia Datang
109
Masih Saja Merasa Tidak Bersalah
110
Saling Kompak Membersihkan Rumah
111
Etika Berhubungan dengan istri
112
Manjanya Seorang Istri
113
Pemotretan Kerja Sama
114
Diikuti Sampai Restoran
115
Pulang Terhalang Obrolan
116
Berita Perselingkuhan
117
Aku Butuh Menyendiri
118
Emosi Jiwa Saat Tahu Menantu Selingkuh
119
Perdebatan Orangtua
120
Dalam Kesendirian Merenungi Nasib
121
Pelukan Mantan Yang Menenangkan
122
Ingin Minta Penjelasan
123
Dia Kembali Tapi Tak Bisa Kusentuh
124
Diculik Bandit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!