Haripun semakin lama semakin mengelapkan warnanya, dan akupun kini tengah siap-siap untuk berdandan menemui kekasih hati yaitu Reyhan.
Saat menuruni anak tangga, kulihat Dio hanya duduk santai sedang membaca koran, dengan kaca mata andalannya yang terlihat bagiku sangat cupu.
"Kamu mau kemana, Non?" tanyanya yang kini sudah berdiri.
"Biasa, ada hal penting diluar, jadi kamu jaga rumah ini!" suruhku.
"Kamu mau kencan lagi?" imbuhnya bertanya.
"Mau tau aja urusan orang," ketusku menjawab.
Sibuk membenahi tas selempang yang terus mlorot. Rambut tersibak terus agar bisa tertata rapi. Hari ini tidak mau menor berias, sebab kekasih hati suka polesan dikit yang masih bisa menampakkan kenaturalan wajah.
"Tunggu! Jangan lanjutkan langkahmu itu," cegahnya yang sudah berdiri didepanku.
"Ya ampun Dio, ada apa lagi? Minggir kamu," suruhku.
"Gak bisa," tegasnya dia menjawab.
"Apa maksudmu ngak bisa? Minggir, aku mau lewat. Sudah terlambat, dan tidak ada waktu untuk melayani ocehanmu itu," ulang suruhku.
"Tuan besar sudah berpesan kalau Non Dilla tidak boleh kemana-mana, apalagi sampai keluar untuk berkencan," terangnya.
"Heh Dio, kamu itu siapa? Kamu hanya bawahanku, jadi tidak usah menghalangi atasan mau cari hiburan, minggir!" ujarku yang sudah mencoba melangkah ke kiri tapi Dio ikut juga ke kiri, dan saat ke kanan dia juga ikut ke kanan.
"Hadeh, kenapa ngikut melulu sih?" Dengan geram ingin kucekik lehernya.
Sudah menyentuh bahunya agar bisa secepatnya menepi. Membiarkan aku lewat bebas. Tanduk lama-lama akan keluar jika si Dio terus saja menghalangi.
"MINGGIR, Dio!" pekikku marah.
"Gak bisa."
"Papaku itu tidak ada disini, jadi kamu itu ngak usah lebay sok jadi pengawal setia," tekanku kesal.
"Gak bisa ya gak bisa, titik tidak ada koma, paham. Walau tuan memang tidak disini tapi aku sudah diberi amanat untuk menjaga kamu, Non."
Akupun yang dibuat geram, sudah menatap tajam wajah Dio akibat kesal, dan kini berusaha mencari celah untuk berusaha melarikan diri dari hadangannya.
"Eeeeeeiiiiit ... tunggu, mau kemana!" cegahnya yang sudah mencekal tanganku, saat aku hampir saja bisa lolos melarikan diri darinya.
"Lepas Dio ... lepas, aku ini majikanmu! Kamu itu harus nurut apa kataku, lagian cuma sebentar aku mau keluar, jadi cepetan lepaskan," pintaku berusaha menarik tangan dari cengkraman tangan Dio.
"Ngak bisa. Sekarang ikut aku,"
Tanpa banyak kata lagi, Dio sudah menarikku menaiki tangga, dan sekarang aku digiring untuk memasuki kamar sendiri.
"Lepaskan aku, Dio!" rengekku.
"Diam, Non. Harus nurut mulai sekarang."
Dia masih saja menarik paksa tangan.
Klek ... klek, suara kunci telah diputar Dio untuk mengurungku.
"Aaahcchh ... Dio si*lan. Kamu itu benar-benar pengawal yang mengesalkan, awas saja kamu. Brok ... brok, buka Dio ... buka ... brok!" kekesalanku berteriak-teriak dalam kamar.
"Kamu ngak akan kemana-mana malam ini, Non. Jadi selamat menikmati bobok manis dalam kamar kamu," balas teriak Dio menjawab dari luar kamar.
"Iiiih, benar-benar pengawal kurang ajar, masak majikan sendiri dikurung. Awas saja kalau aku bisa keluar dari sini, akan kubunuh kamu nanti," Hati berbicara sendirian.
Pikiran sedang mencoba mencari cara, supaya bisa keluar dari kamarku sendiri, dan segera menemui Reyhan. Sudah terlambat, bakalan kena abaian si pujaan hati dah.
"Gimana bisa keluar dari sini, ya?" hati bertanya.
Netra telah melihat fokus ada jendela dan selimut, sehingga idepun telah datang untuk segera melarikan diri sebelum Dio masuk dan mengetahuinya. Selimut yang panjang sudah kusambung-sambung dengan kain sarung, sehingga panjangnya bisa sampai ketanah halaman rumah. Selimut yang memanjang sudah kuikat dipagar besi pembatas rumah. Higheelspun sudah kulempar duluan, dan kini aksikupun telah terjalankan dengan perlahan-lahan turun berpegangan pada selimut.
"Huuuf ... selamat ... selamat," Kelegaanku menghembuskan nafas, yang akhirnya bisa kabur juga.
"Heh, Non. Kamu mau kemana? Berhenti ngak dari situ!" teriak Dio mencegah.
Dia sudah menatap ke bawah, saat aku berhasil lolos. Wajahnya kelihatan kesal. Sorot mata tajam yang ada api kemarahan.
"Wleeek, aku tidak akan menuruti perintah kamu, sebab akan pergi dari sini secepatnya, bye ... bye!" ujarku meledeknya, yang kini sudah berlari menjauh.
Kaki sudah tergesa-gesa berlarian kecil, untuk segera menuju mobil yang terparkir.
"Hey, Non. Berhenti nggak! Kubilang berhenti kamu disitu. Jangan menentangku, dan berani kabur dari sini," pekik Dio turun, yang sudah memakai selimut yang kupakai kabur tadi.
"Duh, gawat. Pengawal sialan itu, ternyata mau menangkapku lagi."
Karena panik akan tertangkap Dio, kunci mobilpun sampai tidak berhasil-hasil membuka pintunya, sebab tangan terasa bergetar. Terlihat Dio suda mulai menginjak tanah, sehingga akupun begitu panik.
"Aaah ... sial ... sial, kenapa Dio bisa cepat sekali turun," gerutu hati sudah gemetaran dan panik.
Takut jika tertangkap lagi, maka kaki sudah berancang-ancang ingin berlari.
"Jangan kemana-mana kamu Non Dilla. Heey kamu tunggu ... tunggu disitu. Jangan lari. Aku bilang berhenti ... berhenti kamu ... berhenti," teriak Dio yang kini sudah mengejarku yang tengah berlari.
Kaki sudah sekuat tenaga berlari sekencang-kencangnya, agar bisa lolos dari kejaran si kutu kupret Dio.
"Kalau bisa kejar aku, hahahha! Kamu ngak akan bisa mengejarku. Heeeh ... heeh, huuf. Ayo Dio kejar," simbatanku yang berhasil duluan jauh dari kejaran Dio.
"Dasar cupu, ternyata kalah juga kamu."
Hati terasa gembira sekali, akhirnya bisa lolos juga dari si cupu Dio itu.
"Yes. Akhirnya bisa lepas dari pengawal si cupu itu."
Nafaspun sudah mulai ngos-ngosan, sehingga keringatpun telah bercucuran melunturkan make-upku.
"Jangan harap kamu bisa lari ... tunggu ... tunggu, Non!" Kejaran Dio yang sudah mulai dekat mengejar.
"Mati aku ... mati ... mati, jika Dio bisa menangkapku. Bisa-bisa kencan akan berakhir gagal total," bathin merancau takut.
Kini sudah manambah power untuk berlari sekencang-kencangnya. Tapi sangat kesal, saat menoleh kebelakang Dio mengejarku tanpa menyerah. Bagaikan kucing dan tikus kami terus bekerjar-kejaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf 🤎ˢʰᵉʸₙᵤᵣ𝒻ₐ₳Ɽ💔
wkwkwkwk.. kenapa jadi ngakak gini by di bab ini.. astaga dila dio.. kalian mirip tom end jery😂😂
2024-12-10
2
𝓓𝓮𝓪
pasti bosen kalo suruh jaga rumah
2024-05-08
1
💜ˡᵉⁿรωεεƭყ💋™
hussstt.... kalo nebak koq benar sech dio wkwk..
2024-05-08
0