Kekhawatirannya hilang saat mendapati satu kiriman foto dari asisten pribadi cucunya yang berhasil membuat senyumanya mengembang.
Kakek Wilan mengamati sebuah foto yang memperlihatkan cucunya, dibelakangnya ada cucu dari sahabat baiknya yang telah menghadap Sang pemberi hidup.
"Zifana Aurora Manda," lirih kakek Wilan.
"Lihat Herlambang, cucumu dan cucuku sangat serasi. Walau saat ini hubungan mereka tampak tidak baik baik saja, aku yakin ada cinta diantara keduanya. Aku tau cucuku salah, tapi aku sudah mencoba menghukumnya. Dan saat ini, aku harap Zifana juga bisa membuka kembali hatinya untuk Delon," ucapnya.
Kakek Wilan mengamati keserasian Delon yang melangkah diikuti Zifana itu, beliau membayangkan kejadian yang terjadi di saat itu.
...Flash back...
"Bi, Itu kenapa Amel dan gisel berlarian?" tanyanya.
"Anu Tuan, Non Elia kecelakaan," ucapnya panik.
Kakek Wilan tampak memejamkan matanya. Dia tampak hawatir pada keadaan buyutnya.
"Ya sudah, kembali bekerja bi," ucapnya.
"Oh iya Tuan, kemaren ada yang mencari Tuan, dan menitipkan ini," ucap pelayan itu sambil menyerahkan sebuah amplop kecil pada Kakek Wilan.
"Wanita cantik itu bilang, jika kakek kenal dengannya, kakek harap menghubungi nomer yang tertera," ucap pelayan itu.
Kakek Wilan menatap amplop itu dan membukanya. Ditatapnya foto sahabat baiknya.
"Herlambang Sinatria," lirihnya.
Kakek .Wilan kini menatap sebuah kartu nama yang bernamakan lengkap Zifana aurora manda Sinatria.
Deg
Jantung kakek Wilan tampak bergetar hebat.
"ZA? Zifana Aurora?" lirih kakek.
Apa artinya Zifana adalah cucu dari sahabatnya? Pantas saja dia seperti tidak asing ketika melihatnya, wajahnya teduh, dan dia sangat menyukainya bila bersanding dengan Delon.
"Terima kasih Bi," segera kakek mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Halo kek," sahut suara di sebrang.
"Andreas, kau tau keberadaan Zifana?" tanyanya.
Andreas tampak bingung, kenapa kakek Delon menanyakan keberadaan cucu menantunya? Padahal selama ini tidak ikut campur apapun.
"Nona Zifana ada di depan sekolah Elia, Kek. Elia kecelakaan, Tuan Delon sedang bertengkar dengannya dan menyusul Elia kerumah sakit," ucap Andreas.
"Apa yang menyebabkan mereka bertengkar?" tanyanya dengan panik.
Pada Akhirnya Andreas mengirim vidio dari apartemen yang dikirimkan oleh salah satu orangnya.
"Kau tahan Zifana, aku akan ke sana, sebelum itu matikan semua CCTV!" ucapnya dan segera dilaksanakan oleh Andreas.
Andreas yang melihat Zifana terduduk di depan mobil tampak mendekat, membawa sebuah payung untuk istri bosnya.
Andreas duduk dan mendekat ke arah Zifana.
"Nona, berdirilah, sebaiknya anda berteduh. Mungkin Tuan Delon dalam keadaan yang tidak baik, tapi kakek Wilan akan kesini menemui Anda," ucap Andreas yang saat itu juga tidak mengetahui kenapa Kakek Wilan memintanya menahan Zifana.
Zifana saat itu tampak terkejut, menatap ke arah Andreas. Kakek Wilan? Bukankah itu adalah sahabat kakeknya?
"Dimana kakek Wilan?" tanya Zifana yang seolah meminta penjelasan.
"Sebentar lagi dia ke sini Nona. Maaf, aku harus segera menemui Tuan Delon. Aku akan memintanya ke sini nanti, kau jangan kemana mana," ucap Andreas dan meninggalkan Zifana.
Zifana menatap kepergian Andreas dan segera mencari tempat berteduh. Sepeninggalan Andreas, datanglah sosok lanjut usia yang keluar dari mobil.
"Zifana," ucapnya.
Zifana menatap lelaki lanjut usia itu, menganggukan kepalanya dan menatap ke arah kakek yang kini tampak menatapnya dengan intens. Kakek Wilan memeluk Zifana dengan erat.
"Kau, mirip sekali dengan almarhum kakekmu," ucapnya kemudian melepas pelukannya.
Zifana yang tadi tampak bersedih kini terlihat bahagia. Tapi, bagaimana bisa Andreas mengenal kakek Wilan?
Kakek Wilan kini mengambil ponselnya lagi dan membuat panggilan pada Andreas.
Andreas yang baru saja meminta Delon kembali ke sekolah segera mengangkat telponnya.
"Halo kek,"
"Siapkan satu apartemen untuk Zifana, pastikan tidak ada yang mengetahui keberadaannya," ucap kakek Wilan.
Zifana hanya bisa terdiam, dia benar bernar tak tau apapun tentang apa yang dilakukan kakek di depannya.
"Baik kek, satu apartemen kosong di samping apartemen Tuan Delon," ucap Andreas.
"Terimakasih Andreas," ucap Kakek Wilan dan menutup ponselnya.
"Zifana, kau ikut kakek. Kita ngobrol banyak banyak nanti," ucap Kakek Wilan dan diangguki oleh Zifana.
Zifana mengikuti langkah kakek yang menyebutnya mirip dengan kakeknya itu. Dan dipastikan dia adalah sahabat kakeknya.
Tak berapa lama kemudian, sampailah mereka di depan sebuah apartemen. Zifana membelalakan matanya saat menyadari mereka berhenti di lokasi yang sama dengan apartemen Delon.
Zifana tampak memejamkan matanya, hatinya sakit, dia tidak mau melihat Delon. Dia harus pergi.
"Ayo kita turun," ajak kakeknya.
Zifana menggelengkan kepalanya. Kakek Wilan tampak memejamkan matanya.
"Kakek mengenal Andreas, apa artinya Kakek mengenal Delon?" tanya Zifana dan mampu membuat Kakek tampak membuka matanya.
Kakek Wilan menatap Zifana dan menatap ke arah wanita cantik yang kini telah menjadi cucu menantunya itu.
"Ya, kamu benar. Selain sahabat kakekmu, kakek adalah kakek dari suamimu, sayangnya kakek baru saja mengetahuinya tadi jika kau adalah cucu dari sahabatku," ucap Kakek Wilan dan berhasil membuat air mata Zifana mengalir deras.
Zifana menghela napas dalam, sesak merajai hatinya. Kenapa takdir membuat cerita yang begini dalam hidupnya?
"Zifana, maafkan Delon, tetaplah berada di sampingnya," ucap kakek Wilan.
Zifana menggelengkan kepalanya. Dia menatap lelaki lanjut usia di depannya. Setelah Delon memintanya pergi, apa dia sanggup untuk tetap disampingnya?
"Menjadi posisi saya sangat sulit Kek. Menjadi orang ketiga antara Delon dan istrinya bukan hal yang mudah. Mungkin ini yang terbaik untuk pernikahan saya dan Delon kek. Saya mencari kakek hanya ingin menepati amanat yang ditinggalkan oleh kakek saya, dan setelah itu saya harus pergi," ucap Zifana.
Kakek Wilan memejamkan matanya, dia menatap ke arah Zifana dengan sedih.
"Zifa, tidakkah kau bisa bersabar sedikit lagi? Ada hal yang kamu harus tau kalau sebenarnya istri Delon hanya...." kakek menghentikan ucapnya karna Zifana menyelanya.
"Kek, maaf. Untuk saat ini Zifana tidak berkenan mendengar apapun tentang Delon, Elia, istri Tuan Delon, Zifana tidak mau mendengar apapun. Tekat Zifa sudah bulat, Zifa harus pergi jika kakek berkenan memberi tau sesuatu apa yang dititipkan kakek saya untuk saya," ucapnya.
Kakek Wilan tampak memejamkan matanya, dia tau betapa sakitnya Zifana. Tapi dia juga tidak bisa menyalahkan Delon, karena Delon yang terluka karna Vely, pasti memiliki trauma yang mengakibatkannya lebih seleksi dalam melakukan seauatu. Bahkan untuk menentukan perasaannya dia sangat hati hati. Jujur pada Zifana juga tidak mudah, masalalu Zifana yang jahatnya seperti Vely juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi Delon.
"Oke, kalau itu yang kamu mau Zifa. Kakekmu menitipkan dua perusahaan pada kakek. ZA grup dan juga Sakura grup. Sakura grup adalah perusahaan yang kakek pegang. Itu bisa langsung kamu hendel, tapi ZA grup Delon yang pegang, jika kamu berniat memenuhi amanat kakekmu. Ambil ZA grup dari Delon dulu, setelah itu kamu bisa pergi meninggalkannya, jika itu keputusanmu," ucap kakek pasrah.
Zifana tampak terkejut. Dia menggelengkan kepalanya. Air matanya mengalir. Apa yang harus dia lakukan?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Flas back off...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kakek Wilan menatap ke arah ponselnya dan tersenyum saat panggilan dari Zifana masuk dalam ponselnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sandisalbiah
masih samar thor.. jd belum paham bener inti permasalahan nya..
2023-05-18
0
Popy Setyaningsih
kenapa aku jadi ga ngerti ya? ada flashback knapa zifana bsa pisah sama delon kan? apa ini sequel dari novel sblmnya?
2023-02-25
0
Nurliana Saragih
Kan aku dah bisa nebak kalo Kakek sama Andreas kerja sama untuk ngerjain Delon,bagus juga sih.
2022-12-24
0