Angin pagi berhembus dengan tenang, bersemilir kesana-kesini memberikan kesejukan. Arzenio delon wilantama, lelaki tampan berusia dua puluh sembilan tahun tengah berdiri di balkon ruang kantor miliknya dengan tegak.
Lelaki yang memegang kendali Wilantama grup dan juga ZA grup itu menghela napas panjang sambil memegang ponselnya dengan tangan kirinya, berbicara dengan orang di sebrang sana. Tangan kanannya berada di saku celana.
Netranya menatap indah suasana sekitar yang sebulan ini tak dirasakannya. Ya, baru dua hari ini dia aktif di kantornya. Rambut pendeknya bergerak kesana kesini karna terpaan angin.
"Jadi bagaimana? Apa nanti kita bisa bertemu Tuan? Kami sudah mengadakan beberapa kali pertemuan dengan asistenmu, dan aku ingin kau turun tangan untuk melihat tempat yang kita sepakati, dengar dengar kau berada di luar negri sebulan ini," ucap suara lelaki di sebrang sana.
Delon menghela napas panjang, jadi Andreas menutupi aibnya dari rekan bisnisnya? Bukan ke luar negri, dia ada di rumah, depresi membuatnya dalam perawatan. Dan beberapa hari terakhir bolak balik ke pesantren milik ustad Habib. Belajar agama disana.
"Kita bertemu nanti. Aku akan mengirimkan alamatnya kepadamu, Tuan," ucap Delon dengan tenang.
"Oke, senang bertemu dengan anda Tuan. Bagi saya bertemu dengan orang hebat seperti anda adalah momen yang langka. Saya tunggu informasi tempatnya Tuan Delon," ucapnya lagi.
"Anda terlalu berlebihan Tuan, aku tidak sehebat yang kau pikirkan. Bahkan aku bukan manusia sempurna, aku juga banyak melakukan kesalahan," lirih Delon.
Hati Delon begitu sesak, bayangan wajah seseorang menyelinap masuk dalam pikirannya. Delon memejamkan matanya, merasakan kesedihan yang berulang kali datang dan pergi dari benaknya. Memainkan emosi jiwanya. Jika tidak bisa mengendalikan dirinya, dia akan membanting apa yang ada di depannya. Tapi, semenjak bersama Ustad Habib emosinya lebih baik, dia bisa mengendalikan dirinya.
"Kau terlalu merendah Tuan, aku tunggu kedatanganmu. Selamat pagi," ucap orang di sebrang kemudian mematikan sambungan teleponnya.
"Selamat pagi," ucap Delon kemudian menutup ponselnya.
Delon memandang ke bawah sana, mengamati lalu lalang mobil yang kesana kesini melewati jalanan. Delon menghela napas panjang, dia mencoba tersenyum.
"Zifana Aurora manda," Lirih Delon sambil menatap ke arah sekitarnya.
Pandangan matanya fokus pada pedagang di gang sana. Beberapa pedagang kaki lima berjajar rapi disana. Delon melihat makanan ala desa, berwarna hijau, bulat, di bungkus daun pisang berwarna hijau, dan juga bertabur kelapa muda.
Delon tersenyum, ingin sekali dirinya makan makanan itu. Delon memutar langkahnya. Tak mau menunggu lagi, dia harus segera manikmatinya.
"Kau mau kemana Tuan?" Andreas yang baru saja datang menatap ke arah Delon.
Tanpa menjawab, Delon segera menekan tombol lift menuju ke lantai bawah. Andreas tampak ikut masuk ke dalam lify.
"Tuan, maaf mengganggu," ucap Andreas.
Delon menoleh dan menatap ke arah Asisten yang tampak panik yang memandang ke arahnya.
"Iya, ada apa?" tanya Delon sedikit ketus pada bawaha yang sengaja dia cuekin itu. Baginya Andreas menyembunyikan sesuatu darinya.
"Maaf Tuan, pesanan mobil dari PT Sakura sampai sekarang belum datang, karna masih dalam proses. Tapi perjanjian yang kita buat, hari ini sudah harus dikirim, lalu bagaimana jika mobil yang ada kita kirim dulu? Mereka akan membatalkan jika tidak dikirim hari ini," ucap Andreas panjang lebar menjelaskan pada atasannya.
Delon tampak terdiam, dia mencoba menenangkan hatinya. Pasalnya mobil yang dibicarakan oleh Andreas adalah mobil yang rencananya disiapkan untuk Zifana. Bagaimana bisa Andreas mengusulkan hal itu?
Delon mencoba tetap tenang, menghadapi ide yang baginya sangay konyol itu. Delon menghela napas panjang dan mengeluarkan dengan pelan.
"Bisa kirimkan alamat ke nomorku? Aku akan datang kesana dan bicara padanya," ucap Delon kemudian melangkahkan kakinya keluar dari lift yang nyaman itu.
"Baik bos," jawabnya.
Andreas mengirimkan alamat pada Delon kemudian mengikuti langkah Big Bos keluar dari Lift.
Delon melewati beberapa karyawan dan karyawati yang tengah sibuk merapikan area kerja. Serentak semua mata memandang ke arahnya, mereka berdiri meninggalkan pekerjaan sejenak dan berdiri tegak seolah memberi hormat pada Big Bos tampan mereka yang terkenal tegas dan sangat bertanggung jawab itu.
Delon keluar dari kantor dan berjalan ke arah gang. Netranya melihat ke arah penjual yang ada di sana.
Andreas menautkan alisnya, dia terus mengikuti langkah Delon. Kenapa bosnya ke sana? Apa yang mau dia beli? Dia mengamati bosnya itu dengan seksama.
Sampailah Delon di depan penjual makanan yang dia inginkan. Makanan yang baginya sangat menggiurkan.
"Ini apa namanya?" tanya Delon.
"Itu namanya klepon Tuan," jawab pedagang.
Delon tersenyum dan menatap satu bungkus makanan yang berada di meja itu.
"Saya mau ini bu,"
"Saya mau ini bu,"
Ucap Delon dan seseorang yang berada tepat di sampingnya secara bersamaan. Mereka mengulurkan tangan bersamaan juga.
Deg
Jantung Delon berdetak hebat.
"Suara itu,"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Senin berkah, yuk jangan lupa dukung author...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sandisalbiah
apa Zifana hamil thor..? dan Delon ngidam krn pengen makan kelepon pdahal nama mknan itu aja dia gak tau... tp masih meraba krn konflik meraka belum ketauan kr di dua bab ini, Delon yg pernah depreai dan Zifana menghilang tp blum tau apa konfliknya...
2023-05-18
0
M akhwan Firjatullah
klepon ..
makanan yg croot d dalem....
2022-11-18
1
Nok Hana
lanjut up,semangat thorr
2022-11-14
2