Bab 2. Giok Biru

Kuil-kuil Dewa yang ada di alam spiritual ramai didatangi oleh berbagai ras yang berdoa. Mereka datang membawa persembahan sesuai dengan kemampuan mereka.

Lonceng yang berbunyi dari kuil-kuil yang ada di seluruh alam spiritual menimbulkan gelombang suara yang terhubung satu sama lain dan menghasilkan sebuah gelombang energi. Energi tersebut terkumpul menjadi satu lalu membumbung ke langit.

Menurut legenda, energi itu akan memantul ke arah tempat kelahiran penguasa baru. Semua orang menghadap ke langit dan menanti pantulan cahaya muncul.

Di Bukit Harimau, sebuah cahaya dari langit meluncur menuju ke tempat sisa pembantaian. Seketika api menjadi padam dan gerimis turun di saat cuaca cerah tanpa awan.

"Apa ini?" Wu Bai Hu berjalan naik ke atas bukit bekas tempat tinggal ras harimau putih.

Setelah hujan mereda muncul bias pelangi yang sangat indah. Sesaat dia terlena dengan keindahan itu lalu pandangan matanya beralih pada sesuatu yang lebih menarik. Cahaya kebiruan memancar di antara puing-puing rumah yang terbakar.

Sebuah pemandangan yang luar biasa muncul di hadapannya. Dia melihat tubuh dan jiwa orang-orang dari ras harimau yang telah meninggal terserap masuk ke dalam giok berwarna biru yang bersinar itu.

"Luar biasa. Apakah giok itu adalah pusaka yang berharga peninggalan suku ini?" Bai Hu mengernyitkan keningnya.

Setelah menyerap seluruh mayat yang ada di sana, cahaya giok biru meredup lalu perlahan hilang. Wu Bai Hu berjalan mendekatinya. Tangannya terdorong untuk mengambilnya meskipun dia tidak ingin.

Giok biru itu kini telah berada di dalam genggaman Wu Bai Hu. Dia melihat giok itu masih bersinar meskipun tidak seterang sebelumnya. 

Wu Bai Hu terpaku melihat giok itu dan terus menatapnya. Tiba-tiba saja, giok biru itu kembali melayang di udara dan bergerak mendekati wajahnya. Dia tampak ketakutan dan bergerak mundur untuk menghindarinya, tetapi giok biru terus mengejarnya.

Wush!

Giok biru melesat cepat seperti angin memasuki kening Wu Bai Hu.

Rasa perih bercampur panas membuat Wu Bai Hu berteriak sangat kencang. Giok biru melesat menembus kulit dan tulang tengkoraknya. Saat itu juga tubuhnya kembali berubah menjadi seekor harimau putih. 

Penerobosan giok biru itu tidak meninggalkan bekas luka. Rasa sakit yang dia rasakan pun telah menghilang. Giok biru itu kini telah menyatu dengan keningnya tepat di tengah kedua matanya.

Di kejauhan terdengar suara banyak orang yang datang ke tempat itu setelah mereka melihat sinar langit yang mengarah ke sana. Wu Bai Hu merubah dirinya menjadi manusia lalu pergi mencari tempat yang aman.

Setelah giok biru itu menyatu dengan tubuhnya, dia merasa ada yang berbeda dengan dirinya. Tubuhnya terasa ringan dan mampu berlari dengan sangat kencang. Andai dantiannya tidak mengalami kerusakan, maka seluruh kekuatan yang ada di dalam giok biru akan terserap ke dalam tubuhnya.

"Tidak ada yang boleh tahu jika aku masih hidup. Aku adalah satu-satunya ras harimau yang selamat. Aku memang memiliki keberanian, tetapi semua itu tidak akan cukup untuk melawan musuh yang kuat." 

Langkah Bai Hu yang biasa menjadi berkali lipat jauhnya dengan kekuatan giok biru. Setelah berjalan begitu jauh, perutnya merasa sangat lapar.

Insting binatang yang dia miliki menjadikannya menjadi sangat peka terhadap keadaan di sekitarnya. Dia bisa merasakan pergerakan binatang buruan yang akan dijadikannya mangsa.

Seekor unggas hutan sedang bersembunyi dibalik semak-semak. Ada juga seekor kelinci yang melompat pergi untuk menjauh dari arah belakangnya. Wu Bai Hu tersenyum menyeringai. Dengan langkah tak bersuara dia mendekati semak lalu menerkam unggas hutan yang bersembunyi di sana.

"Kena kau!"

Bai Hu mengeluarkan kuku-kukunya yang tajam lalu membersihkan unggas itu dan siap membakarnya. Jiwa manusia Felix Chow menolak untuk memakan binatang itu hidup-hidup seperti yang biasa dilakukan oleh ras harimau.

Di alam spiritual, tidak ada peralatan modern yang bisa digunakan. Untuk membuat perapian, dia harus menggunakan batu untuk memercikkan api di atas ranting-ranting yang kering.

Aroma daging bakar yang lezat memancing kedatangan binatang-binatang lain yang ada di hutan itu. Namun, mereka segera mundur dan menyingkir ketika melihat Wu Bai Hu mengeluarkan auranya.

Ras harimau adalah ras penguasa yang sangat ditakuti. Pembantaian terjadi akibat kelengahan mereka. Musuh yang menyerang dengan tiba-tiba berjumlah sangat banyak dengan kekuatan sihir yang kuat, membuat ras ini terperdaya dan kalah.

'Saat ini aku hanya bisa mengaum dan menakuti binatang lemah ini. Aku ingin suatu saat aumanku bisa menggetarkan seluruh alam ini.' Wu Bai Hu menyemangati dirinya sendiri.

Hidup seorang diri dan menjadi yatim bukanlah hal pertama yang dia alami. Di kehidupan sebelumnya dia telah mengalami kegetiran yang sama. Kini dia memiliki satu tubuh dengan dua ingatan yang memaksa Wu Bai Hu yang masih anak-anak menjadi dewasa.

Setelah makanannya habis, dia kembali melanjutkan perjalanannya menembus lebatnya hutan. Tidak ada manusia di sana dan bisa dipastikan saat ini dia telah aman. Namun, dia tidak ingin bersantai sebelum benar-benar menemukan tempat yang nyaman untuk dia tinggali.

Langkah kakinya membawanya menapaki sebuah gunung berbatu yang menjulang tinggi. Pepohonan yang tumbuh di sana tidak setinggi di hutan yang dia lewati sebelumnya. Di tempat itu juga ditumbuhi oleh tanaman yang tampak terpelihara.

Wu Bai Hu berpikir pasti ada orang yang tinggal di sekitar tempat itu. Untuk memastikannya, dia berkeliling untuk mencari rumah atau  gubuk yang mungkin saja ada.

Hamparan taman bunga dan tumbuhan herbal kembali menyambutnya. Bai Hu terus berkeliling dan melihat-lihat keindahan itu. Langit senja yang berwarna jingga menambah kesan menakjubkan.

Seorang kakek tua berambut putih panjang dengan jenggot yang sama panjang dengan rambutnya sedang duduk bersila di atas sebuah batu. Ini bukan pertama kali baginya melihat orang yang sedang bermeditasi. Namun, sebagai Felix Chow ini pertama kalinya dia melihat seseorang melakukan kultivasi.

Dia begitu heran melihat cahaya energi warna warni berpendar di sekeliling tubuh kakek tua itu dan perlahan terserap ke dalam tubuhnya. Apa yang ada di alam spiritual tidak sama dengan yang ada di dunia manusia. Felix Chow harus mengesampingkan logika dan mempercayai hukum alam yang ada di tempat tinggalnya saat ini.

Beberapa saat dia tertegun melihat kakek tua itu sehingga dia terkejut dan mundur ke belakang ketika tiba-tiba dia menoleh ke arahnya. Wu Bai Hu terus bergerak mundur hingga kakinya membentur sebuah batu. Tubuhnya jatuh terduduk di atas batu membuatnya tidak bisa bergerak lagi.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Anak Muda? Aku baru pertama kali melihatmu, sudah lama tidak ada manusia yang datang kemari." Kakek tua itu merubah posisi duduknya setelah berputar menghadap ke arah Wu Bai Hu.

"Namaku Bai Hu, Kek. Aku sendiri tidak tahu bagaimana aku bisa sampai ke tempat ini." 

Wu Bai Hu mengatakan hal yang sejujurnya.

Kakek tua itu mengamati Wu Bai Hu dengan teliti. Dari ciri fisik yang dia miliki dan aura energi yang memancar dari tubuhnya, dia tahu jika remaja itu merupakan keturunan ras harimau. Namun, dia melihat lingkaran jiwa yang berbeda di atas kepalanya.

'Lingkaran jiwa bocah ini berbeda dengan seluruh makhluk yang ada di alam ini. Pasti dia memiliki latar belakang yang unik.'

Kakek tua itu berjalan mendekati Wu Bai Hu dan memintanya untuk mengulurkan tangannya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Dwi Ratna

Dwi Ratna

cakep

2022-11-30

0

☠ᵏᵋᶜᶟ ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ

☠ᵏᵋᶜᶟ ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ

Lanjut kaka

2022-11-15

1

Jhon paimo

Jhon paimo

next Thor

2022-11-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!