(telah direvisi)
Setelah Ren menyelesaikan urusannya, Antares akhirnya bisa makan malam. Semua penduduk desa akan keluar saat langit mulai berwarna oranye. Para pria menyiapkan meja panjang dan kursi sementara para wanita sibuk memasak disekitar alun-alun desa. Api melahap kayu bakar dalam tungku, sementara uap air mengepul dari panci merupakan pemandangan yang wajar didesa. Namun makan bersama seperti festival mungkin hanya ada didesa Ini saja. Entahlah, Antares belum pernah meninggalkan desa sejak ia dilahirkan.
Antares segera bergabung bersama orang-orang yang duduk mengitari meja panjang. Hampir semua pria sudah berada disini, termasuk para penjaga, anak-anak, dan si kakek Steve.
"Akhirnya kamu datang juga, aku mulai berpikir untuk mengunjungimu dengan sekeranjang buah segar." katanya dengan seringai lebar.
"Aku tidak tahu apa yang kamu maksudkan, tapi aku akan menerimanya dengan senang hati." Katanya dengan riang.
Steve mendecak lidahnya dengan sedikit kesal. Kemudian mulai bercerita dengan tawa lebar.
"Hei Ant, apa badanmu baik-baik saja? kau tahu tadi siang, kau dihajar oleh Steve." Febri berbisik pada Antarws dengan suara lirih.
Oh, jadi itu maksud dari perkataan Steve? Tiba-tiba Antares bisa merasakan kedua ujung mulutnya tertarik lebar. Yang mana membuat Febri dan anak-anak lain yang melihatnya sedikit bergidik. Senyumannya itu, kadang bisa sangat menakutkan.
"Ah, jangan khawatirkan itu. Bukankah kalian harusnya mengkhawatirkan diri kalian sendiri, terutama setelah melewati latihan semacam itu?" tanyanya dengan polos.
"Nah, kami baik. Setelah istirahat sejenak, aku masih bisa berlari beberapa putaran lagi." kata salah satu anak.
"Jangan remehkan kami lho, cepat atau lambat kami akan jauh lebih kuat darimu Anatares! Kami akan mengalahkanmu!" kata anak yang lainnya.
"Heh, mari lihat berapa tahun yang kalian butuhkan untuk mencapai levelku!" Antares sedikit mengunakan nada sarkasme disini, namun sepertinya mereka tidak menyadarinya.
"Hahaha!"
"Memiliki impian itu bagus, tapi itu bukan berarti kalian bisa ceroboh dan seenaknya sendiri. Kalau kalian masih nekat pergi kehutan, ayah pasti akan menghukum kalian dengan sangat berat. Berapa kali harus ayah katakan untuk tidak pergi kehutan, ha! " seru salah satu ayah dari sekumpulan anak-anak tersebut.
"Kami tidak akan melakukannya lagi!" Seru salah satu anak yang ketakutan.
"Aishh... Antares, aku tahu ini permintaan yang berat untukmu, tapi tolong awasi anak-anak ini dengan baik."
"Baiklah paman, lagipula aku punya banyak waktu luang."
"Nah, Antares merupakan salah satu anak spesial yang terlahir dengan talent, jadi wajar saja kalau dia bisa menjadi sekuat itu."
"Mm-mm, aku tidak akan terkejut bila Antares menjadi anggota kelompok pahlawan yang mengalahkan Dewa Jahat atau Great Demon."
"Mm Itu benar."
"Ya benar."
Tidak, sebenarnya aku sudah menjadi pelayan salah satu dewa jahat itu. //Seketika itu juga wajah Ren muncul di kepala Antares, dan bulu kuduknya berdiri serempak sebagai respon alami.
"Eh, papa apakah aku juga memiliki talent?"
"Sayangnya, papa juga tidak tahu. Mengapa kamu tidak bertanya kepada kakek Steve, mungkin dia tahu sesuatu."
Banyak anak-anak yang segera mengerumuni Steve dalam sekejap. Melihat wajahnya yang agak frustasi membuat Antares ingin tertawa. Tapi, bukankah kamu cukup bahagia karena populer dikalangan anak-anak, kakek?
"Hei Antares, apakah aku juga memiliki bakat?" tanya Febri yang duduk disebelah Antares.
Mungkin dia menyerah setelah melihat Steve yang tak berdaya. Atau mungkin karena terlalu banyak anak-anak yang mengerumuninya.
"Mari kita coba."
Antares berfikir untuk mencoba sesuatu pada saat itu, dan kebetulan Febri bertanya padanya.
Antares meminta Febri menjulurkan tangannya, kemudian ia juga melakukan hal serupa. Butiran cahaya mulai terbentuk di telapak tangan Antares, bergabung menciptakan sebuah kartu hitam yang kosong diantara telapak tangan keduanya.
<< Card Memory
Name : Febrian Feats
Age : 11 tahun
Race : Human
Title : • Tail
Level : 2
Atribute : 7
Special skill :
- Beastialfication type Wolf
>>
Ekor huh? hehe, aku tidak paham maksudnya.
"Kamu bisa berubah menjadi Werewolf dengan bebas."
"O-Oh! Benarkah!" Febri berteriak hingga menarik perhatian semua orang.
"Apa yang terjadi Feb?"
"Antares bilang aku bisa berubah menjadi Werewolf! Bukankah itu keren!"
"Apa itu benar Anta?"
"Yup, itu benar. Aku juga tidak menyangka kalau Febi memiliki talent semacam itu."
"Oh.... Tunggu sebentar...."
Semua orang terdiam untuk sejenak, sebelum kekacauan melanda desa tersebut.
Tentu saja, semua orang akan bersemangat setelah mengetahui kalau ada seseorang yang bisa melihat bakat tersembunyi mereka, terutama anak-anak. Selanjutnya, Antares menghabiskan sore dengan mengecek bakat semua orang satu persatu.
Kira-kira ini yang mereka dapatkan, Pyro, Hidro, Geo, Anemo, Dendro, Electro, Ferro, Cryo, Thermal, Elektromagnetic type menipulasi, hingga aneka ragam kemampuan seperti berjalan diatas air, bergerak tanpa suara, tembus pandang, melayang selama beberapa detik, meramal cuaca, hingga menambah akurasi tembakan, memperkuat seseorang ketika menggunakan pedang atau kapak, dan sebagainya.
Kupikir talent itu sendiri terbagi menjadi tiga tipe.
Enhancement/Buff : tipe yang memperkuat sesuatu :
- Supernatural Accuracy
- Sword Affinity
- Hand of Combat
- etc
Divination : untuk mengumpulkan informasi
- Weather forecast
- Mana Eyes
Rule-Defying : yang sesuai namanya, melampaui aturan.
- Water Step
- Soundless Motion
- Invisibility
- Flight
- etc
Awalnya aku ingin menambahkan tipe pengendali. Namum setelah kupikir lagi, mengendalikan api bisa masuk kedalam ketiga kategori tersebut baik itu Enhancement maupun Rule-Defying. Itu juga sama untuk kasus yang lain seperti air, angin, tanah, petir, dan skill tipe transformasi.
[World Memory] milik Antares itu sendiri berada dalam kategori Rule-Defying, namun itu tetap memberikan kemampuan tipe penguatan.
Bukan tidak mungkin akan ada seseorang yang berteleportasi menggunakan kobaran api dimasa depan. Itu merupakan salah satu cara termudah untuk membedakan satu skill dengan yang lainnya ketika diawal fase.
Tentu saja, Antaras menyimpan memory semua orang. Siapa tahu kemampuan tersebut akan berguna dimasa depan.
Jujur saja, itu membuatnya penasaran dengan talent [Dragon Blood] yang dimiliki Steve. Antares ingin tahu bagaimana dia berkembang dimasa depan selain kesombongannya. Menurut pengalamannya, [Dragon Blood] memberikan efek kontrol yang lebih baik dalam penggunaan sihir dan skill elemental, perkembangan fisik layaknya ras naga dimana selalu berada dalam kondisi optimal, dan mana dalam jumlah besar. Dengan level 5 saat ini, membuatnya memiliki mana yang setara penyihir level 10. Untuk alasan ini pula mengapa Steve bisa tetap dalam kondisi primanya meski telah memasuki usia senja, malahan dia terus bertambah kuat setiap hari berganti. Walau perbedaan kekuatan tersebut sangat tidak signifikan, mungkin baru terlihat perbedaannya ketika setahun telah berlalu.
"Baiklah, kurasa itu sudah semuanya. Kalau begitu kita mulai saja makan malam hari ini!" Kepala desa berseru dengan penuh kegembiraan.
Dia tahu kalau Talent yang didapatkan oleh para penduduk hanyalah kemampuan tingkat rendah seperti membuat api kecil di tangannya atau berjalan diatas air dalam 5 langkah dan lebih dari itu akan tenggelam. Namun, mengetahui talentnya sendiri jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Malahan, setiap talent yang ada akan sangat berguna untuk perkembangan desa.
Febri contohnya, walau dia levelnya masih rendah, dia bisa mengalahkan Goblin biasa dengan bertranformasi menjadi Werewolf.
Malam itu, Antares menerima porsi paling banyak di piring berkat insiden tersebut. Ia tidak tidak tahu apakah ini baik atau tidak untuk anak-anak itu, karena kekuatan bisa mengubah cara pandang seseorang. Tidak peduli apa alasannya, bullying pasti akan terjadi. Atau ia hanya terlalu berfikir negatif untuk semua ini.
Jika kalian melihat suasana makan malam hari ini, pemandangan di meja makan akan terbagi menjadi dua. Mereka yang tersenyum bergembira dan mereka yang menunduk kecewa.
Nah, karena tidak ada penyihir di desa ini, maka anak-anak yang bakatnya berkenaan seputar itu hanya bisa belajar otodidak. Sementara Antares harus mengawasi mereka yang memiliki agak kuat seperti elemental kontrol. Agar mereka tidak mati dengan cepat. Anak seperti mereka, mereka tipe yang akan menantang bahaya dengan sembrono.
Aku penasaran mengapa tidak ada yang memiliki bakat seperti menciptakan bayangan (clone), tamer, atau necromancy. Ren mungkin akan menyukai skill semacam itu, hehe.
"Makan yang banyak agar kamu bisa menjadi lebih kuat!"
"Makanlah sepuasnya karena hari ini adalah hari spesial."
Kemudian mataharipun terbenam, membiarkan langit malam berkuasa sekali lagi. Memandangi bintang di cakrawala dari atas menara seolah menjadi rutinitas yang hampir selalu Antares lakukan. Bintang jatuh akan melesat setiap beberapa waktu sebelum akhirnya menghilang sesaat setelahnya. Keindahannya menjadi dambaan banyak orang namun tidak ada satupun yang bisa mendapatkannya.
Melihat bintang tersebut membuatku bertanya-tanya, apakah hidup itu berharga? Pertanyaan tersebut hanya bisa kita ketahui jawabannya ketika malaikat maut telah menjemput.
Sebuah bayangan muncul dalam sudut pandang Antares, menciptakan riak diudara. Keluar dari riak tersebut ialah seorang anak bak malaikat dengan rambut hitam-keunguan dan mata merah menyala berinti keemasan. Dia memiliki kulit seindah mutiara dan selembut sutra. Penampilannya sangat indah yang mana membuat dewi kecantikan merasa malu padanya.
Namun apa yang dilakukannya selanjutnya membuatnya terlihat seperti setan penggoda. Dia langsung bersarang diatas Antares, dengan mata yang sangat dekat dengannya. Kemudian menggigit lehernya. Wajah Antares sedikit memanas sebagai reaksi alami. Jika dia hanya anak laki-laki biasa, maka Antares tidak akan beraksi semacam itu. Karena Antares tahu bahwa Ren bisa berubah menjadi gadis remaja-wanita muda yang cantik jelita seperti Succubus, membuatnya sedikit tak nyaman.
"Mengapa kamu melamun seperti itu? Haruskah aku menyentuh bagian ini." Katanya dengan suara lembut sembari menurunkan tangannya ke bagian perut bawah.
"Ren... apakah kamu pernah mati?"
Ren sedikit memiringkan kepalanya mendengar pertanyaan berat yang tiba-tiba tersebut, kemudian dia tersenyum. "Kau tahu mengapa julukanku 'Dia yang Mengawasi dari Dunia Bawah?"
"Karena kamu penguasa dunia bawah seperti Hades?" jawab Antares sedikit ragu.
"Tidak, karena aku sudah mati dan tinggal di dunia bawah saat inu."
Begitukah? Jadi kamu bisa mengawasi dunia nyata dari dunia orang mati dengan kekuatanmu sendiri? Apakah kamu sekuat itu master? // Itu sedikit tak masuk akal, walau masih bisa di cerna oleh pikiran.
"Jadi kamu sudah mati?"
(to be continue)
♦♦♦
Name : Steve Emmanuel
Race : Human
Title : • Great Hunter of Astera Village • Guardian of Astera Village •
level : 8
Atribute
Strength : 25
Stamina : 21
Dexterity : 29
Magic : 26
Special skill
- Dragon Blood
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nurul
genshin?
2023-02-16
1