Keesokan harinya,Santi datang berkunjung kerumah pribadi Edward.Dia mengajak serta Putri teman lamanya bernama Zoya untuk makan siang bersama dirumah itu.Zoya menenteng satu rantang besar makanan yang dia beli di restauran,tapi dia mengaku kalau dia sendiri yang memasaknya.
Ting...Tong...
Bel berbunyi,Lolita bergegas keluar untuk membuka pintu.
Ceklek....
Pintu terbuka lebar,alangkah kagetnya dia saat mendapati Nenek tersayangnya tengah berdiri diluar sana.Lolita melompat ke pelukan Santi,lalu menangis tersedu sedu.
"Bagaimana kabarmu sayang?"Santi mengelus rambut cucu angkatnya lembut.
"Aku baik baik saja Nek,Nenek sendiri bagaimana?"Tanya Lolita balik sambil menyeka air mata.
"Kabar Nenek baik,"sahut Santi dengan sebuah senyuman ramah.
Lolita melirik kearah wanita dewasa yang ada disebelah Neneknya.Dia terlihat cantik dan anggun dengan dres bunga bunga yang dia kenakan.Siapa dia?Apakah dia saudara Papi juga?Begitu kira kira isi pikiran Lolita saat ini.Zoya melempar senyum kecil kepada Lolita,Lolita membalasnya dengan senyuman yang sama tapi sedikit sinis.
Mereka bertiga langsung masuk kedalam rumah,beberapa saat kemudian Edward keluar kamar dan menemui mereka.Dia melirik sekilas kearah Lolita,lalu kembali memfokuskan pandangannya pada sang Ibu.
"Bu,kenapa tidak bilang kalau mau main kesini?Aku bisa menyuruh orang untuk menjemput Ibu,"ucap Edward.
"Tidak perlu,Ibu kesini ditemani Zoya.Putri teman dekat Ibu yang bernama Tante Riri.Kamu masih ingat dia kan?"Tanya Santi antusias.
"Ingat dong Bu,kami sering bermain bersama dulu,"sahut Edward.
Pria itu menyodorkan tangannya kepada Zoya,keduanya saling bersalaman satu sama lain.Lolita merasa panas,karena keduanya terlalu lama berjabat tangan.Seperti orang yang saling merindukan.
"Bagaimana kabarmu Edward,lama tidak berjumpa?Kamu semakin tampan saja ya,"goda Zoya tanpa melepas jabatan tangan Edward.
Mendengar ucapan Zoya perut Lolita terasa mual,gombalan wanita itu terlihat receh dan tidak berkualitas.
"Terimakasih pujiannya,kamu juga terlihat cantik.Tidak hitam dan dekil seperti dulu,"balas Edward dengan sedikit candaan.Candaan yang membuat hati Lolita merasa cemburu,orang yang disukainya kelewat akrab dengan wanita lain.
Puas basa basi,Santi mengajak orang orang tersayangnya itu untuk makan siang bersama.Kebetulan,Zoya membawa satu rantang besar makanan yang dia bawa dari rumah.Zoya mengkalim bahwa makanan itu adalah masakannya dan menjamin rasanya akan enak.
Benar saja,saat Edward menyantap nasi lauk rendang buatan Zoya,dia langsung menggoyang goyangkan kepalanya.Senyum senang merekah indah diwajahnya,dia merasa bahagia karena bisa memakan rendang dengan rasa yang otentik.
Lolita murung,dia akan kalah telak jika nekat bersaing dengan wanita itu.Lolita tidak bisa memasak makanan,membuat mie rebus pakai telor saja dia tidak bisa.Edward sangat suka makan makanan rumahan,sementara Lolita?Hanya bisa memesan makanan lewat aplikasi online.
"Kamu suka?"Tanya Zoya.
"Suka sekali,"sahut Edward singkat.
"Kalau begitu makan yang banyak ya,biar badan Papi gemuk dan sehat seperti anak sapi,"sambung Lolita asal.
Santi dan Zoya tertawa karena merasa celotehan gadis berumur 20 tahun itu sangat lucu.Tapi Edward hanya diam tanpa mengeluarkan reaksi sedikitpun.
Zoya menatap wajah Lolita dengan tatapan remeh.Seperti Lolita yang tidak suka pada Zoya,Zoya juga tidak suka pada Lolita.Zoya menganggap Lolita adalah benalu yang harus segera disingkirkan dari sisi Edward.Kelak,saat mereka berdua menikah.Zoya akan menendang Lolita dari rumah Edward.
Lolita menyantap sedikit makan siangnya,lalu pamit kepada Neneknya untuk mengerjakan tugas kampus dikamar.Lolita berbohong,dia bukan ingin mengerjakan tugas kampus tapi ingin meluapkan emosinya dengan menangis sendirian disana.
Didalam kamar,Lolita merenung.Kenapa Tuhan mentakdirkan dirinya untuk bertemu dengan Edward jika pria itu tidak bisa dimiliki?Kenapa kehidupan begitu sangat mempermainkan perasaanya?
❣️❣️❣️
Santi dan Zoya telah pulang,Lolita keluar dari kamar untuk menemui Papinya.Lama mencari,akhirnya Lolita menemukan sang Papi sedang memberi makan hewan hewan peliharaanya dibelakang rumah.Ada burung,kelinci dan beberapa ekor Ayam jago.
"Papi,papi sengaja ya bersikap seperti itu kepada Zoya untuk memanas manasi aku?"Lolita berani menyuarakan isi hatinya.
"Memanas manasi?Memang hatimu itu kompor rusak sampai Papi harus memanas manasi hatimu?"Sahut Edward ketus.Hal itu membuat Lolita bertambah kesal.
"Apa Papi tidak tau,Nenek berniat menjodohkan Papi dengan wanita genit itu?"Lanjut Lolita.
"Tentu saja Papi tau,makanya Papi menyambut Zoya dengan baik karena Papi menyukainya,"ucap Edward.
Deg,,,
Jantung Lolita seakan berhenti berdetak,dadanya terasa panas dan sesak.Ucapan Edward begitu menyayat hati seperti sebuah pedang yang dirancang khusus untuk berperang.
"Papi jahat! Memangnya apa bedanya aku dengan Tante Zoya?Aku juga seorang wanita yang layak mendapat cinta dari Papi!"Lolita kembali menangis.
"Menyerah lah Lolita,perasaanmu pada Papi tidak akan pernah terbalaskan,"celetuk Edward lirih.
Edward telah menolaknya.Bukan hanya sekali,tapi berkali kali.Lolita harus tau diri,dia harus segera mengubur rasa cintanya kepada sang Papi didasar hati yang paling dalam.
"Maafkan Papi sayang,Papi sengaja melakukan hal ini agar kamu bisa melupakan perasaanmu pada Papi."Batin Edward.
Meski terlihat cuek,Edward sangat menghawatirkan keadaan Lolita.Anak gadisnya itu selalu saja melakukan hal konyol saat sedang marah,khususnya jika keinginannya tidak terpenuhi.
Oleh karena itu,Edward selalu mengawasi gerak gerik Lolita lewat layar CCTV yang terkoneksi langsung dengan ponselnya.
❣️❣️❣️
Hari ini,Lolita memutuskan untuk tidak pergi kuliah.Perasaanya sedang hancur dan keadaan wajahnya sedang kacau.Matanya memerah dan bengkak seperti baru saja mendapat bogem mentah dari seseorang.Menangis sepanjang jalan ternyata tidak hanya buruk untuk kesehatan,tapi juga untuk kecantikan.
Lolita mengambil sebuah paper bag yang tiba tiba ada diatas meja belajarnya.
"Itu pasti titipan Nenek,Papi masuk kedalam kamar saat aku sedang terlelap tidur,"batin Lolita.
Lolita membuka paper bag itu,ternyata isinya adalah satu set make up dan uang jajan sebesar tiga juta rupiah.Sinta memang sangat menyayangi Lolita,selama ini dia selalu menganggap Lolita sebagai cucu kandungnya sendiri.
Lolita tidak pernah memakai make up seperti gadis seusianya,Santi ingin melihat cucunya cantik seperti gadis gadis diluar sana.Tapi,Lolita tidak bisa berdandan.Sepertinya dia harus belajar otodidak lewat video YouTube dulu.
Tuk..Tuk..Tuk...
Suara pintu kamar diketuk.
"Lolita,cepat bangun sudah siang,"Teriak Edward dari balik pintu kamar Lolita.
"Iya,aku sudah bangun,"sahut Lolita malas.
"Papi akan mengantar kamu ke kampus,bersiap siaplah,"ucap Edward dengan nada sedikit tinggi.
"Hari ini kuliahku libur,Dosen pembimbingnya ada acara,"Lolita berbohong.
"Oh,ya sudah kalau begitu.Papi mau berangkat ke pabrik,sarapan mu ada diatas meja makan,"pesan Edward.
Edward keluar dari rumah dengan hati setengah gusar.Dia tau kalau Lolita masih marah kepadanya,karena itu juga Lolita tidak mau keluar dari kamar sekedar untuk menyapa dirinya seperti yang biasa dia lakukan setiap pagi.
Entah kenapa,hati Edward terasa sakit saat melihat putri angkatnya menangis.Sebuah rasa yang tidak bisa dijelaskan dengan kalimat dan kata kata.Mungkinkah karena dia terlalu sayang pada Lolita?Atau,karena sikapnya yang dirasa sedikit berlebihan untuk remaja yang baru memasuki tahap kedewasaan itu?Edward sendiri tidak tahu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Egois Edward menurut ku,Terus kenapa saat Loli didekatin pria lain kamu marah..
2025-01-15
0