Lima belas tahun kemudian...
Lolita tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik,seksi dan menarik.Banyak pria yang tertarik pada kecantikan dan kemolekan tubuh gadis itu,tidak terkecuali Edward Papi angkatnya.
Selama ini Edward selalu menjaga jarak dengan Lolita,dia juga menahan pandangan matanya.Semua itu dia lakukan untuk mengendalikan dirinya sendiri agar tidak khilaf saat bersama putri angkatnya tersebut.
Lolita adalah berkah yang diberikan Tuhan kepada Edward,dia harus bisa menjaga dan merawat gadis itu dengan baik.Semenjak mengadopsi Lolita,Edward merasa ada perbaikan dalam ekonominya.Bisnis yang dia bangun dari nol mengalami banyak kemajuan.Kini,dia bisa berdiri diatas kaki sendiri,tidak menjadi pegawai seseorang lagi.
Pagi hari,Loli membantu asisten rumah tangga dirumah itu untuk menyiapkan sarapan.Dia juga membantu mencuci peralatan masak yang kotor.Loli memang ringan tangan,dia seolah tau bagaimana cara berterimakasih kepada keluarga yang mau mengasuhnya sejak kecil itu
Edward menarik kursi meja makan,loli langsung menghampiri pria itu dan menaruh banyak makanan diatas piring kosongnya.
"Ini untuk Papi,"Loli tersenyum manis.
"Kamu tidak perlu melakukan hal itu,aku bisa mengambilnya sendiri,"ucap Edward datar.
"Sekali kali melayani Papi sendiri,tidak ada salahnya bukan?"Loli memandang dengan tatapan genit.Jantung Edward dibuat berdetak kencang olehnya.
Edward mengalihkan perhatiannya pada makanan yang ada dihadapannya.Dia menyantap sarapannya dan menghabiskannya dalam waktu yang begitu cepat.
"Buru buru sekali?Memang Papi mau kemana?"Tanya Lolita.
"Tentu saja Papi mau ke pabrik,"sahut Edward.
"Boleh tidak,aku ikut?"Tanya Lolita lagi.
"Tidak boleh,kamu diam dirumah saja dengan Bi Surti!"Sahut Edward ketus.
"Papi,aku bukan burung.Kenapa Papi terus menerus melarang aku untuk keluar rumah?"Lolita merengek seperti anak bayi yang sedang meminta sebotol susu.
"Kalau Papi bilang diam dirumah,itu artinya ya diam dirumah.Paham?"Edward melotot.Hal itu membuat Lolita sedikit takut.
"Iya,aku paham."Ucap Lolita sambil memasang wajah cemberut.
Sejak lulus sekolah,Edward membatasi kegiatan Lolita diluar rumah.Entah apa yang membuat pria itu berubah,yang jelas Lolita sangat merasa tertekan karenanya.
Loli hanya boleh keluar empat kali seminggu,saat ada jam kuliah.Itupun harus dikawal oleh dua orang suruhannya karena takut Loli akan pergi melarikan diri,benar benar menyebalkan!
Karena ulah sang Papi,Loli tidak memiliki banyak teman.Dia merasa kesepian karena tidak memiliki tempat untuk berbagi suka maupun duka.Terkadang,Loli ingin kabur dari rumah dan pergi ketempat yang jauh.Tapi itu percuma,orang suruhan Edward pasti bisa menemukan Lolita kurang dari 24 jam.
❣️❣️❣️
Sore hari,Edward pulang terlambat.Dia menelfon rumah untuk menanyakan keberadaan Loli.Setelah mendengar ucapan Bi Surti kalau Loli sedang menonton drakor dikamar,Edward menarik nafas lega dan langsung menutup telfonnya.
Lolita melirik kearah jam dinding,waktu sudah menunjukan pukul 17.30 menit.Sepertinya Edward lembur di kantor dan baru akan pulang saat tengah malam.Ini kesempatan yang bagus untuk keluar rumah,Lolita akan segera kembali sebelum pria posesif itu pulang dari kantor.
Lolita mengambil tasnya,dia memasukan ponsel dan dompet kedalamnya.Kemudian Loli keluar rumah melalui jendela kamarnya.Situasi benar benar aman terkendali,tidak ada petugas keamanan yang berjaga.Tuhan sedang memberkatinya hari ini.
Loli berlari keluar pagar rumah,dia menghentikan sebuah Taxi dan melesat pergi menuju tempat favoritnya yaitu Cafe Lovely.Setiap malam minggu,Cafe itu mengundang banyak pria tampan bertubuh atletis untuk menari dan menyanyi disana.
Tiba dihalaman Cafe,Loli membayar ongkos Taxi sesuai tarif.Kemudian melangkah masuk kedalam Cafe dengan hati riang gembira.Loli memilih duduk di kursi paling depan agar bisa melihat pria pria menawan itu dengan lebih jelas.
Di kantornya.
Perasaan Edward gelisah tak menentu.Dia seolah tau kalau gadis kecilnya sedang melakukan sesuatu yang tidak baik.Edward mengecek ponsel,dia melacak keberadaan Lolita saat ini.Ternyata benar,Loli telah diam diam kabur dari rumah.Edward bergegas pergi menuju tempat Lolita berada.
Beberapa hari sebelumnya,Edward telah memasang alat pendeteksi di ponsel Lolita untuk berjaga jaga kalau gadis itu kabur dari rumah.Karena,belakangan ini Loli sering merengek minta ditemani keluar rumah.
Edward menerobos masuk kedalam Cafe,dia marah saat melihat Loli sedang berdansa dengan salah seorang penari pria.Edward langsung menghampiri Lolita,menarik lengannya dan memanggulnya seperti karung beras.
"Papi,apa yang sedang Papi lakukan disini?"Teriak Loli.
"Harusnya Papi yang mengatakan hal itu padamu,sedang apa kamu disini?Tanya Edward kasar.
"Aku hanya sedang menghibur diri,"celoteh Lolita tanpa ekspresi wajah bersalah.
"Ayo kita pulang kerumah,"Edward memaksa Lolita keluar dari Cafe.Tapi Lolita menolak,dia berpegangan dengan kuat pada kaki meja.
"Tidak mau,aku masih mau disini.Turunkan aku!"Gadis itu memukul mukul punggung Edward kuat.Tapi sayang,Edward tidak memperdulikan rengekan Loli.Bahkan bersikap seolah olah dia tidak mendengarnya.
Selama didalam mobil,Edward terus memberi siraman rohani kepada Lolita.Membuat kedua telinga gadis itu terasa panas dan kepalanya menjadi pusing seperti baru saja turun dari rollercoaster.
Lelah bertengkar,Loli memutuskan untuk diam dan menutup mulutnya rapat rapat.Dia memperlakukan Papinya seperti radio rusak,terus berbunyi tanpa didengar dan diberi respon.Hal itu membuat Edward naik darah dan menjewer telinga kiri Lolita.
"Awh...Sakit Papi!"Lolita menjerit menahan sakit.
"Itu pelajaran buat kamu,jangan pernah kabur lagi dari rumah.Mengerti?"Ucap Edward.
"Iya,aku mengerti."Lolita menundukkan wajahnya.Matanya berkaca kaca,kemudian butiran air segar mengalir tanpa henti membasahi pipinya.
❣️❣️❣️
Lolita menyeka air matanya,kemudian turun dari mobil dan berjalan dengan tergesa-gesa menuju kamarnya.Edward menyadari kalau putri kecilnya sedang bersedih karena sikapnya,dia langsung menyusul Lolita ke kamar untuk memberikan sebuah penjelasan padanya.
Lolita duduk disisi ranjang,dia memeluk boneka beruang kesayangannya dengan erat.Edward bisa melihat dengan jelas ekspresi wajah kecewa dan tertekan disana.
"Maafkan Papi sayang,Papi tidak bermaksud untuk memarahimu.Papi hanya khawatir terjadi sesuatu padamu,"Edward berjalan mendekati gadis itu.
"Aku sudah besar Papi,aku sudah bisa menjaga diri sendiri,"Lolita membela diri.
"Kamu tidak tau,betapa menyerahkannya dunia luar.Disana banyak pria berotak mesum dan jahat yang selalu mengincar gadis polos seperti kamu,"ucap Edward.
"Pria berotak mesum?Seperti apa contohnya?"Lolita memasang wajah bingung.
Cup,,
Tiba tiba,Edward mencium pipi Lolita.Lolita melebarkan matanya,terdiam kaku seperti manekin sebuah toko pakaian.Sementara Edward bersikap biasa saja,dia hanya sedang memberi contoh kepada putri angkatnya.Itu saja,tidak lebih.Begitulah isi pikiran Edward saat itu.
"Itu contohnya.Dan pria mesum itu bisa melakukan hal yang lebih dari sekedar mencium pipi,"ucap Edward.
Lolita berhenti menangis,rasa sedih dihatinya berubah menjadi rasa bahagia.Dicium oleh Edward adalah impian terbesarnya yang selama ini dia pendam dalam diam.Dan hari ini,impian besar Lolita telah terwujud.
Lolita merasa ada bunga bunga bermekaran dalam hatinya,begitu harum dan indah.Tak mau melewatkan momen terbaiknya dengan sang Papi,Lolita mengambil inisiatif untuk mencium balik Edward.
Cup,,,
Lolita mencium Edward tepat dibibirnya.Edward melotot,dia langsung mundur menjauhi putrinya beberapa langkah.
"Apa yang sedang kamu lakukan Loli?"Hardik Edward.
"Aku rasa,Papi sedang cemburu.Bukan sekedar khawatir kepadaku.Apa tebakanku itu salah?"Lolita menatap wajah tampan pria matang itu lekat lekat.
"Aku?Cemburu?Mana mungkin aku cemburu?kamu adalah putriku,"ucap Edward.
Batin Lolita merasa sakit saat mendengar Edward mengatakan kalau dia adalah putrinya.Sudah lama,Lolita menaruh hati pada pria itu.Tapi pria itu tidak juga kunjung menyadarinya.Apa perlu dia mengutarakan perasaanya terlebih dahulu pada Edward?Toh pria itu bukanlah Papi kandungnya.
"I love you,Papi,"celoteh Lolita lirih.Edward mendelik,dia tak menyangka Lolita akan melakukan hal senekat itu.Jatuh cinta kepada Papi angkat sendiri?Seperti tidak ada pria lain saja!
"Maaf,Papi tidak bisa menerima perasaan kamu.Papi adalah orang tua angkat mu,selamanya akan selalu begitu.Tidak ada yang bisa merubah kenyataanya."Sahut Edward mantap.
Pria tampan bertubuh tinggi tegap itu keluar dari kamar putrinya,meninggalkan gadis muda itu menangis sendirian.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kasian banget kamu Loli,Di kurung di sangkar emas..🤣🤣
2025-01-15
0
Qaisaa Nazarudin
Lolita udah umur 20 tahun dan Edward umur 45 tahun ya..
2025-01-15
0
Qaisaa Nazarudin
Edward udah tua apa gak nikah2 dia??
2025-01-15
0