JCPA-05

Lolita diperbolehkan pulang kerumah,untuk beberapa hari kedepan Sinta akan menginap dirumah Edward untuk membantu merawat Lolita.Lolita kesal,kalau ada Sinta dirumah itu maka Zoya pasti akan lebih sering datang berkunjung disana.

Tebakan Lolita benar,pagi hari Zoya datang.Dia beralasan mengantar sarapan untuk keluarga itu.Saat Zoya dan Lolita hanya berdua,terjadi percakapan cukup serius antara mereka berdua.

"Setelah kami menikah,aku harap kamu ikut tinggal bersama Ibu Sinta saja.Rumah ini tidak besar,terlalu banyak penghuni tidak baik untuk kesehatan calon anak anak kami kelak,"oceh Zoya panjang lebar.

"Aku tidak mau keluar dari rumah ini,tanah dan rumah ini dibeli atas namaku.Rumah ini adalah hadiah ulangtahun ku yang ke-18 dari Papi,"sahut Lolita sombong.

"Dia menghadiahi bocah tengil seperti kamu barang semahal ini?Tidak masuk akal!"gerutu Zoya kesal.

"Yang tidak masuk akal itu kamu,belum juga menikah sudah berlagak ingin menguasai rumah beserta isinya.Tidak tahu malu!"Maki Lolita kasar.

"Dimana sopan santun mu?Aku adalah calon Mami mu!"Zoya naik darah.Dia menuntut dihormati oleh gadis tengil yang sedang terbaring di hadapannya itu.

"Sampai kiamat pun aku tidak akan mau mengakui kamu sebagai Mamiku.Dasar,perempuan matre!"Maki Lolita lagi.

Zoya menarik rambut Lolita dan menahannya untuk beberapa saat.Perlakuan kasar perempuan itu telah membuat kepala Lolita yang sakit jadi bertambah sakit,hingga membuat Lolita sedikit meringis kesakitan.

"Lihat saja nanti,aku pasti akan menghancurkan hidupmu bocah soal!"Ancam Zoya.

"Jangan senang dulu,karena aku punya hobi bertarung.Sebelum kamu menghancurkan hidupku,aku yang akan menghancurkan hidupmu terlebih dahulu,"Lolita menyeringai.

Dengan sedikit tenaga yang tersisa ditubuhnya,Lolita mendorong Zoya hingga terhuyung menubruk tembok.

"Anak sial!"Maki Zoya.

"Kuyang Tua! Berlagak cantik tapi tidak tahu diri.Lihat kulitmu yang sudah kendur dan dipenuhi keriput itu,nyamuk saja tidak sudi untuk menggigit kamu apa lagi Papi ku?"Hina Lolita.

Kesal diperlakukan tidak hormat oleh Lolita,Zoya keluar dari kamar itu untuk mencari tempat mengadu.Lolita sangat yakin,Zoya pasti akan mengadu yang tidak tidak pada Papinya.Tapi terserah dia saja,yang penting hari ini hatinya merasa puas karena bisa berbuat dzolim pada wanita setengah siluman itu.

Zoya memiliki wajah dua,akan sangat disayangkan jika Edward bisa jatuh kedalam pelukannya.Selain memperpendek umur,menikah dengan orang yang salah juga akan membuat hidup seseorang menderita baik itu didunia maupun diakhirat.

Malam harinya.

Edward masuk kedalam kamar Lolita.Seharian ini Lolita tidak keluar dari kamarnya,makan tidur didalam kamar,dilayani oleh Nenek Sinta.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?"Tanya Edward.Aura khawatir masih terpampang jelas disana.

"Sudah lebih baik,"sahut Lolita santai.

"Bagus,kalau begitu,"Edward sedikit menarik nafas lega.

awalnya Lolita ingin menyerah dan berhenti mencintai Edward.Tapi karena Zoya ternyata adalah manusia setengah siluman,Lolita mengurungkan keinginannya itu.Dia memutuskan untuk bersaing dengan Zoya memperebutkan hati Edward.

Lolita sungguh tidak rela jika Papinya sampai bertunangan dan menikah dengan wanita jahat itu.Seperti tidak ada wanita yang jauh lebih baik saja!

"Miss Kuyang sudah pulang?"Tanya Lolita asal.

"Kuyang?"Edward kebingungan.

"Calon istrimu yang sial itu,"jelas Lolita kasar.

"Sayang,kamu tidak boleh berkata seperti itu pada calon Mami mu,"Edward marah.

"Hanya aku yang pantas untuk menjadi calon istri Papi,aku akan buktikan itu!"Ucap Lolita.

"Anak keras kepala!"gerutu Edward lirih.

❣️❣️❣️

Keesokan harinya.

Lolita bangun lebih pagi untuk memasak sarapan.Hari ini dia tampil sedikit berani dengan memakai pakaian pres body dan bagian dada terbuka.Dia sengaja melakukanya untuk menunjukan kepada sang Papi kalau dia bisa tampil dewasa.Dia sudah besar dan bukan seorang anak kecil lagi.

Edward pergi kedapur untuk mengambil air minum,matanya melotot saat melihat penampilan Lolita yang mirip dengan wanita penghibur diluar sana.Edward tau Lolita sedang berusaha untuk menggoda dan meruntuhkan benteng pertahanannya.

"Lolita,capat ganti bajumu!"Perintah Edward

"Loh,kenapa memangnya?Bukanya baju ini bagus untukku?"Lolita menolak perintah sang Papi.

Edward menelan ludah.Baju itu tidak hanya terlihat bagus ditubuh Lolita,tapi juga terlihat seksi.Hanya pria tidak normal saja yang tidak terangsang saat melihat gadis secantik Lolita memakai pakaian seperti itu.

"Papi tidak suka kamu memakai pakaian itu!"Lanjut Edward.

"Tapi Tante Zoya selalu memakai pakaian seperti ini?Kenapa Papi tidak memarahinya?"

"Itu karena..."Edward kehabisan kata kata.

Melihat Papinya gugup,Lolita mengambil inisiatif untuk mendekatkan diri pada Edward.Dia menyentuh dada bidang pria itu,memberi pijatan kecil dan sedikit meremas.Edward menahan tangan Lolita agar tidak melanjutkan permainan nakalnya.

"Stop!"Bentak Edward.

Lolita tersentak,dia terdiam seperti patung tanpa bisa bergerak.Sementara Edward melarikan diri kedalam kamarnya.

Didalam kamar pribadinya.

"Astaga,perasaan apa ini?Aku menikmati sentuhan putri angkat ku sendiri?"Gerutu Edward.Dia menjambak rambut cepak nya pelan.

"Gadis itu,semakin lama semakin nakal.Aku harus bagaimana menghadapinya?"Edward merasa sangat putus asa.

Edward sangat yakin,Lolita tidak akan menyerah begitu saja kepadanya.Gadis muda itu sangat keras kepala dan teguh pendirian.Watak yang seperti itu dia dapatkan dari mendiang orangtuanya,alias rekan kerja dari Edward.Jika terus seperti ini,Edward bisa benar benar jatuh kedalam perangkap cinta Lolita.

Tok...Tok...Tok...

Terdengar suara seseorang mengetuk pintu.Edward tersadar dari lamunannya yang singkat tapi mendalam.

"Siapa?"Tanya Edward.

"Ibu,"sahut Santi.

"Masuklah,"ucap Edward.

Santi membuka pintu dan masuk kedalam kamar putra semata wayangnya.

"Kamu kenapa?"Tanya Santi.

"Aku tidak kenapa napa kok Bu,hanya sedikit pusing saja,"Edward berbohong.

"Kalau pusing jangan berangkat ke pabrik,istirahat saja dirumah ya,"pinta Santi.

"Tidak Bisa Bu,aku banyak pekerjaan di pabrik,"sahut Edward.

"Ya sudah kalau begitu.Ayo,kita sarapan dulu,"ajak Santi.

Suasana ruang makan sedikit hening.Lolita cemberut karena dibentak oleh Edward,dia merasa sedikit sakit hati.Edward tidak pernah membentaknya sebelumnya.Jangankan membentak,marah juga tidak pernah.

Sementara Edward hanya fokus pada makanan di piringnya saja.Dia sama sekali tidak melirik kearah lain,apa lagi memperhatikan wajah Lolita yang sedang marah dan cemberut.

Santi melirik kearah Lolita sekilas,lalu melirik kearah Edward.Sepertinya dua orang itu sedang tidak akur,tapi karena apa?Sepertinya santi perlu menyelidikinya.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!