JCPA-04

Sore hari,sepulang kerja.Edward merasa suasana rumah jadi sedikit berbeda,tidak ada aktifitas dari Lolita putri angkatnya.

"Apa dia terus mengurung diri didalam kamar sejak tadi?"Batin Edward.

Khawatir telah terjadi sesuatu dengan Lolita,Edward langsung bergegas menuju kamar gadis muda itu.Pintu kamar terkunci dari dalam,Edward mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada jawaban.Akhirnya,dengan amat sangat terpaksa Edward mendobrak pintu kamar tersebut.

Braaakkkkk.....

Pintu kamar terbuka,Edward mencari Lolita dipenjuru kamar itu tapi tidak ada.Kemudian dia pergi ke kamar mandi pribadi Lolita.Alangkah terkejutnya Edward saat mendapati Lolita tengah terbaring dilantai kamar mandi,kepala gadis itu terluka dan berdarah.

Edward mengangkat kepala Lolita dan meletakkannya di atas pahanya.

"Loli,buka matamu sayang,"ucap Edward sambil menampar pipi Lolita pelan.Gadis cantik itu tetap tidak mau membuka mata.

Edward membopong Lolita,memasukannya kedalam mobil dan membawanya menuju rumah sakit.Lolita terlalu besar untuk jatuh terpeleset dikamar mandi dan terluka,apakah dia melakukan percobaan bunuh diri?Pikiran buruk bergelayut di otak Edward.

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit,Edward menangis.Dia merasa bersalah atas apa yang sedang menimpa Lolita kini.Dia merasa sangat takut kehilangan putri angkatnya,dia takut Lolita tidak bisa membuka mata lagi dan pergi meninggalkannya.

Tiba dirumah sakit,Edward langsung membawa Lolita ke UGD.Seorang Dokter dan beberapa orang perawat dengan sigap memeriksa keadaan Lolita,sementara Edward diminta untuk menunggu diluar.

Setengah jam kemudian,Dokter keluar ruangan untuk menjelaskan keadaan pasien yang baru saja ditangani olehnya itu kepada keluarganya.

"Dok,bagaimana keadaan putri saya?"Tanya Edward.

"Dia baik baik saja,sekarang juga sudah siuman.Anda jangan khawatir,"sahut pria berkacamata itu.

"Syukurlah kalau begitu,"Edward mengelus dadanya sambil menarik nafas lega.

"Ngomong ngomong,kenapa dia bisa terluka di bagian kepala?"Dokter itu sedikit penasaran.

"Sepertinya dia jatuh dikamar mandi,"sahut Edward.

"Oh,begitu.Minta dia untuk berhati hati saat berada dikamar mandi,"pesan Dokter.

"Baik Dok,terimakasih untuk bantuannya,"ucap Edward.

"Sama sama."Pria berjas putih itu pergi meninggalkan Edward dan bersiap untuk memeriksa pasiennya yang lain.

Pukul 20.00 malam,Lolita dipindahkan keruang rawat inap VIP.Edward dengan setia mendampingi Lolita meskipun gadis itu masih marah dan kecewa kepadanya.Beberapa kali Edward memaksa Lolita untuk memakan sesuatu,tapi dia terus saja menolak.

Edward mengambil ponselnya di kantong dan mengirim pesan singkat kepada Ibunya kalau Lolita sedang berada dirumah sakit.Tujuan utama Edward meminta Santi datang kerumah sakit adalah agar wanita matang itu mau membantunya membujuk Lolita untuk makan.

Beberapa jam kemudian,Santi tiba dirumah sakit.Dia menangis melihat kepala cucu kesayangannya terluka dan diperban.

"Sayang,apa yang terjadi padamu?"Tanya Santi terbata bata.

"Aku jatuh dari kamar mandi,"sahut Lolita.

"Kenapa bisa jatuh?Ceroboh sekali!"Santi memarahi cucunya pelan.

"Tiba tiba,kepalaku pusing Nek.Aku ingin berpegangan pada tembok malah terpeleset dan jatuh,"cerita Lolita.

"Apa kamu sedang tidak enak badan?Tanya Santi lagi.

"Tidak,"sahut Lolita pelit.

"Berarti kamu sedang banyak pikiran ya?Tebak santi.

"Iya Nek,"sahut Lolita jujur.

"Apapun masalah yang sedang kamu hadapi saat ini,jangan terlalu dipikirkan.Dibawa santai saja,jadi kepala kamu tidak pusing,"Santi mencoba memberi sebuah nasehat.

"Iya Nek,"kalimat itu keluar untuk kedua kalinya.

"Memangnya,kamu sedang punya masalah apa?Coba ceritakan ke Nenek."Santi memandang wajah cucunya lekat lekat.

Lolita membeku,dia melempar pandangan matanya kearah Edward.Edward menatap Lolita sekilas,kemudian membuang wajah kearah lain.Melihat sikap Edward yang dingin dan datar itu,Lolita mendengus kesal.

❣️❣️❣️

Lolita menutup mulut rapat rapat,dia tidak mau bercerita kepada Santi tentang masalah yang sedang dia hadapi.Bahkan hingga esok hari,gadis itu masih menolak diwawancari oleh sang Nenek.

Bagaimana mungkin Lolita bisa berkata jujur kalau dia memiliki masalah dengan Edward?Bisa bisa dia dimarahi oleh wanita cerewet itu karena telah bertengkar dengan Papi angkatnya sendiri.

Tak disangka,Zoya datang menjenguk.Dia membawa banyak makanan untuk Lolita seperti buah buahan dan aneka jenis roti.

"Bagaimana keadaanmu Nak?apa sudah baikan?"Tanya Zoya.Dia menyunggingkan senyum kecil seolah sedang meledek kesakitan Lolita.

"Baik,Tante,"sahut Lolita malas.

"Jangan panggil Tante dong,panggil saya Mami.Sebentar lagi,Mami dan Papi kamu kan akan bertunangan,"ucap Zoya dengan niat memanas manasi hati gadis muda itu.

"Apa?Bertunangan?"Lolita terkaget kaget.Bagaimana mungkin Edward akan bertunangan dengan wanita burik itu tanpa meminta izin padanya dulu?

"Iya.Memangnya Papi kamu belum cerita?"Zoya menggandeng tangan Edward yang sedang berdiri disisinya.

Lolita menatap Edward dengan tatapan tajam,Edward hanya diam tanpa mengeluarkan reaksi atau kata kata apapun.Ada rasa kecewa dihati Lolita,dia merasa tidak dianggap lagi keberadaanya oleh pria tampan berhidung mancung itu.

Lolita memalingkan wajahnya,dia meneteskan air mata.Edward benar benar tidak memberinya kesempatan untuk mendekatinya lagi.Sebegitu tidak pantaskah Lolita untuknya?

"Sayang,kamu kenapa?"Santi mengelus rambut Lolita lembut.

"Aku mau tidur,sebaiknya kalian semua keluar dari ruangan ini."Usir Lolita.

Edward menarik lengan Santi dan menyeretnya keluar ruangan.Sementara Zoya mengikuti dari belakang.

Di lorong rumah sakit,Santi duduk melamun.Dia memikirkan apa yang sebenarnya sedang terjadi kepada Lolita,kenapa sikap anak itu terlihat aneh sekali.Zoya mendekati Santi,dia duduk di samping calon Ibu mertuanya itu.

"Apa yang sedang Tante pikirkan?"Tanya Zoya.Dia berpura pura memasang wajah khawatir.

"Tante sedang memikirkan Lolita,sebenarnya dia itu kenapa?"Sahut Santi.

"Mungkin dia baru saja putus cinta Tante,namanya juga anak muda,"Zoya mulai mengeluarkan sebuah jurus untuk menghasut Sinta.

"Ah,benar.Kenapa Tante tidak kepikiran sejak awal ya.Sekarang apa yang harus Tante lakukan untuk menghibur anak itu?"Sinta meminta pendapat pada Zoya.

"Kenalkan saja dia dengan pria baru.Pria seusianya yang smart,berpendidikan dan berlatar keluarga baik,"celoteh Zoya dengan wajah riang dan gembira.

"Kamu benar juga,Tante akan segera mencarikan seorang pria untuknya,"Santi menganggap celotehan Zoya sebagai ilham yang perlu dituruti.

Didalam kamarnya,Lolita menangis sendirian.Dia merasa sedih dan tertekan karena tidak memiliki tempat untuk berbagi.Selama ini Edward lah yang selalu menjadi tempat berkeluh kesahnya.Tapi kali ini pria itulah yang menjadi sumber masalah dan dukanya.

"Papi jahat! Papi benar benar tidak punya hati dan perasaan,aku benci Papi!Maki Lolita dalam hati.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kenapa Peran Loli di sini harus jadi cewek LEMAH sih,Kesel aku..
Harusnya mulai sekarang kamu sudah bisa cuekin Edward,cari cowok lain,Jaga jarak dengan Edward..Nah saat itu kamu akan tau gimana perasaan Edward ke kamu,Kalo masih sama dgn sebelumnya,Ya udah tinggalin aja oetasaan mu ke dia,Udah tua juga..

2025-01-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!