Sesudah dari tempat pemakaman, Nata segera pulang ke rumahnya, sungguh untuk saat ini Nata masih teramat bersedih, ia kembali pulang ke rumah dalam keadaan hati yang rapuh.
Sayangnya ketika ia kembali bukannya mendapat penguatan dari sang ayah, Nata malahan di buat semakin terpuruk, sekarang ayahnya mala bersikap dingin terhadapa dirinya.
Nata juga memiliki seorang adik yang bernama Natalio, Natalio saat ini sedang berada di luar negeri bersama ketiga sahabatnya.
Natalio yang saat itu berada di Paris sudah mendapat info mengenai bundanya yang meninggal, ia dan ketiga sahabatnya memutuskan untuk segera kembali dan dapat diperkirakan besok pagi Lio sudah akan tiba di Jakarta.
Natalio sudah mengetahui, apa yang menjadi penyebab bundanya meninggal, ia merasa begitu kecewa sekaligus terpuruk ditambah dengan kabar dari orang rumah yang mengatakan jika kakaknya mendapat perlakuan tidak baik dari sang ayah.
Nata gadis cantik itu untuk saat ini hanya diam dan menangis di kamarnya, ia tidak ingin keluar dari dalam kamar, rasanya ia terlalu kecewa jika harus melihat wajah orang yang membuat bundanya meninggal.
Tok tok tok ... terdengar suara ketukan pintu.
"Nona Nata, ayo non sekarang segera makan malam, semuanya sudah siap ." Ucap seorang pelayan dari balik pintu.
Mendengar ucapan dari pelayannya, ia dengan segera menghapus air matanya dan segera keluar dari kamar.
"Nona Nata yang sabar yah non, ikhlaskan nyonya biar nyonya juga tenang di sana." Ucap kepala pelayan yang merasa iba dengan keadaan dan keterpurukan Natalia.
"Terima kasih bi, kalau begitu Nata ke bawah dulu yah." Ucap Nata dengan sambil memaksakan senyum.
Bi Ina sebagai kepala pelayan merasa iba dan juga merasa semakin sedih kala melihat senyum dari nona Nata, apa lagi senyum itu menunjukan luka dalam yang tidak bisa ditutupi dengan begitu muda.
Dan juga bi Ina merasa sangat sedih kala mendengar penyebab nyonyanya meninggal dunia, tak lain dan tak bukan adalah salah dari tuan besarnya sendiri, masalah bertahun-tahun lalu ternyata belum benar-benar selesai.
"Selamat malam." Sapa Nata dengan wajah datarnya.
"Hmmm." Menjawab dengan tak kalah datarnya.
Sesudah ia menyapa sang kepala keluarga dengan segera Nata mengambil makanan untuk dirinya sendiri, dan memilih untuk tidak banyak bicara dengan ayahnya.
Begitupun dengan ayahnya atau tn Nelson, ia sama sekali tidak melirik kepada Nata, bahkan tidak menunjukkan rasa penyesalan sedikitpun, hal itu tentu membuat Nata semakin geram dan merasa tidak terima.
"Habis ini ada yang perlu kita bicarakan." Ucap tn. Nelson di tengah-tengah kegiatan makan malam mereka.
"Hmm." Entahlah Nata terlalu enggan untuk terlalu banyak berbicara.
Setelah hampir dua puluh menit menggabiskan makanan yang ada, akhirnya kedua orang tersebut segera berpindah keruang tamu untuk membicarakan suatu hal.
"Langsung saja to the point, saya sama sekali tidak ingin berbasa-basi dengan anda." Ucap Nata ekspresi datar.
"Mulai besok istri saya akan tinggal di sini, suka ataupun tidak kamu harus tetap menerima mereka, dan kamu juga harus menghargai istri dan juga kedua putri saya, dan hargai putra saya." Ucap tn. Nelson dengan begitu lancar tanpa memikirkan perasaan Nata.
"Tidak akan sampai kapanpun saya tidak akan setuju jika keluarga haram anda tinggal di rumah ini." Bentak Nata dengan tatapan yang berubah menjadi sangat tajam, bahkan tangannya sampai terkepal menahan gejolak amarah yang ia meninggi.
"Apa katamu, kamu sama sekali tidak ada hak untuk melarang saya, lagi pula rumah ini dibeli pakai uang saya, ibu anda dulu hanyalah seorang yang miskin, dan saya adalah orang yang lebih berhak atas rumah ini." Ucap tn. Nelson dengan tatapan meremehkan tidak lupa tatapan sinisnya.
"Oh benarkah, kalau memang benar beliau adalah orang miskin, untuk apa anda menikahinya, dan Kalau memang begitu keputusan anda saya yang akan keluar dari rumah ini." Ucap Nata dengan senyum yang tak bisa di artikan.
"Bagus kalau begitu, saya juga sama sekali tidak ingin melihatmu di rumah ini, silakan pergi jauh dari keluarga saya." Jawab tn. Nelson dengan senyum sinis.
"Tapi untuk malam ini saya masih di sini, besok tepat ketika mereka datang keluar dari rumah ini." Ucap Nata dan langsung beranjak dari tempat duduk.
"Saya tidak menjamin jika keluarga anda hidup bahagia setelah Apa yang kamu lakukan kepada bunda saya." Ucap Nata sebelum meninggalkan keluarga.
Ketika Nata ingin memasuki kamarnya, terlihat bi Ina yang sudah menunggu dirinya untuk berbicara.
"Non sebenarnya ada yang perlu saya bicarakan." Ucap bi Ina kepada Nata, Nata dengan segera memberhentikan niatnya untuk masuk ke kamar dan menganggukan kepala.
"Yah bi, mau bicara apa ?" Tanya Nata kepada bibinya, bibi yang membantu sang bunda merawat ia dan juga adiknya Lio.
"Bisakah kita bicara di dalam saja ?" Tanya bibi kepada Nata dan terus memperhatikan keadaan sekitar, ia ingin memastikan tidak ada orang yang menguping pembicaraan keduanya.
"Yah tentu saja boleh, mari silakan masuk." Ucap Nata mempersilakan bi Ina untuk masuk.
Terima kasih, jangan lupa memberikan dukungan kalian sebagai pembaca untuk para penulis yah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Skolastika Nur Intan Kusuma
coba aq baca di episode selanjutnya. makin seru g ya???
2022-08-31
0
Rinto Hotang
lanjut
2022-08-19
0
"Candy75
tetap semangat thor, semakin banyak pengalaman menulis semakin bagus karya yg dihasilkan
2022-08-18
0