“Iya Pak— Bu, kalau Saya pasti akan mendukung apapun yang akan mereka lakukan bila memang itu untuk menuju arah kebaikan. Apalagi pernikahan itu adalah ibadah. Tapi kembali lagi, Saya serahkan semua keputusannya sama putri Saya sendiri, karena dia lah yang nanti akan menjalaninya kedepan bersama Nak Wahyu," ujar Fatimah, Mamanya Wulan.
Kalau begitu sebentar ya Pak—Bu dan Nak Wahyu, Saya panggilkan anaknya dulu.
"Baik Bu—baik Tante," jawab mereka serempak.
"Wulan, Lan ... sini nak!”
"Iya Maa, sebentar," jawab Wulan.
Wulan datang dengan membawa nampan yang di atasnya tersedia minuman dan cemilan yang akan di suguhkan pada keluarganya Wahyu dan Mamanya.
Dia meletakan minuman dan cemilan itu di meja.
"Silahkan di minum, Om .. Tante .. Mas Wahyu. Silahkan dicicip juga cemilannya, maaf hanya suguhan ala kadarnya," ucap Wulan.
"Terima kasih," jawab mereka.
"O iya, ada apa Maa tadi panggil Wulan ?," tanya Wulan pada Mamanya.
"Ini Wahyu dan keluarganya datang ke sini untuk melamar kamu, kalau Mama terserah kamu saja karena kamu lah yang nanti akan menjalaninya ke depan bersama Wahyu," kata Fatimah pada anaknya.
"Emmm .. Wulan udah pikir baik-baik Ma dan Wulan menerima lamaran Mas Wahyu, Wulan juga berharap keputusan yang Wulan ambil benar, karna Wulan hanya ingin menikah satu kali dalam seumur hidup," ucap gadis itu pada Mamanya.
Mendengar jawaban gadis itu, Wahyu beserta keluarganya mengucapkan “Alhamdulillah."
"Terima kasih Wulan, kamu bersedia menerima lamaran anak Om dan Tante. "
Hati Wahyu pun merasa berbunga-bunga, dia secara simbolis memasangkan cincin di jari manis tangan kanan Wulan sebagai tanda gadis itu adalah calon istrinya sekarang.
Obrolan selanjutnya, mereka pun membahas kapan waktu pernikahan akan dilangsungkan dan memutuskan tidak perlu terlalu banyak mengundang orang, cukup dengan mengundang beberapa saudara, kerabat serta beberapa teman-teman kerja kedua calon mempelai.
Setelah di sepakati bersama, pernikahan akan dilaksanakan dua bulan lagi, calon kedua mempelai juga sepakat mengadakan acara pernikahan yang sederhana saja.
Yang penting mereka menikah secara sah, di mata hukum dan agama dengan di saksikan beberapa saksi dari pihak keluarga, kerabat serta teman-teman mereka.
Selepas acara lamaran resmi beberapa hari lalu, mereka semua sibuk mempersiapkan untuk acara pernikahan yang akan dilangsungkan dalam waktu dua bulan lagi. Karena kesibukan mereka, waktu tak terasa cepat berlalu.
Senin siang, di saat Wulan masuk kerja, dia menyerahkan kartu undangan untuk atasan dan teman-teman kerjanya.
“Siang bebb, ini kartu undangan pernikahan gue buat elu dan teman-teman semua dan ini kartu undangan khusus buat boss.”
“Wahh .. akhirnya elu jadi nikah juga sama pangeran berkuda besi, bebb ?," tanya Kiki pada sahabatnya.
“Loe pikir calon suami gue satria baja hitam?,”kebanyakan halu loe, beb!”dumel Wulan.
“Cie-cie yang nggak rela calon suaminya dibilang pangeran berkuda besi,”goda Kiki ketika melihat kekesalan sahabatnya.
“Bukan nggak rela beb, cuma mana ada pangeran berkuda besi, itukan cuma khayalan oneng,”balas Wulan sambil menjitak kepala sahabatnya.
“Awww .. sakit dodol", iya- iya gue minta maaf, abisnya kan gue sedih mau di tinggal best friend gue," ngeles Kiki.
“Ihh alay banget sih beb, gue itu cuma mau married bukannya mau koit,”balas Wulan dengan geregetan melihat tingkah sahabatnya yang alay.
“Betul juga ya beb .. ya sutra lah, pokoknya gue do'a kan acaranya nanti berjalan lancar seperti jalan tol,”ujar Kiki.
“Aamiin", thanks ya beb," balas Wulan.
Di lain tempat, Wahyu pun sedang memberikan kartu undangan untuk atasan dan teman-teman kantornya.
“Mantap bro, akhirnya elu melepaskan gelar jomblo juga nih. Coba kalau kemarin-kemarin elu kagak nembak tuh cewek, pasti gelar jomblo loe abadi selamanya deh,”ucap Fadli menggoda sahabatnya.
“Iya bro, thanks ya untuk supportnya,”kata Wahyu pada sahabatnya.
“Sama-sama bro," balas Fadli.
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, Wulan mendengar Wahyu mengucapkan ijab kabul sambil menjabat tangan Budiarto, Omnya Wulan sebagai wali pengganti sang ayah yang telah tiada.
“Ananda Wahyu Mahendra, Saya nikahkan kau dengan keponakan Saya yang bernama Wulandari binti Subroto dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai.
“Saya terima nikah dan kawinnya Wulandari binti Subroto dengan mas kawin tersebut," ucap Wahyu dengan lantang dalam sekali tarikan nafas saja.
“Gimana saksi, SAH?”, SAHHHH ... sorak para sanak-saudara, kerabat dan teman-teman kedua mempelai.
“Alhamdulillah".
Mereka semua mengucapkan syukur dan memanjatkan doa bersama, agar kedua mempelai menjadi keluarga yang sakinah mawadah dan warohmah.
Kemudian acara di lanjutkan dengan memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai di atas pelaminan.
Di mulai dengan teman-teman Wahyu, Fadli dan kawan-kawannya.
“Selamat ya bro, akhirnya lepas juga gelar jomblo abadi loe. Semoga kalian langgeng terus sampai maut memisahkan, jaga bini loe baik-baik ya bro, jangan pernah sakiti hati seorang istri,”ucap Fadli pada sahabatnya.
“Aamiin, makasih bro atas do'anya .. makasih juga udah datang. In Syaa Allah gue akan jaga istri gue baik-baik,”balas Wahyu
“Selamat menepuh hidup baru ya bro, semoga SAMAWA,”ucap kawan-kawan Wahyu yang lain.
“Aamiin, thanks ya guys atas do'anya,” ucap Wahyu.
Selanjutnya di lanjutkan dengan teman-temannya Wulan. Di mulai dengan Kiki, sahabatnya.
“Beb, selamat menempuh hidup baru ya, semoga kalian langgeng terus sampai kakek nenek, cepat ngasih gue keponakan yang lucu-lucu, pokoknya do'a yang terbaik dari gue buat kalian,”ucap Kiki pada kedua mempelai.
“Thanks ya beb, atas do'anya. Iya nanti gue kasih elu ponakan yang lucu-lucu kaya emaknya deh, hehehe," ucap Wulan sambil terkekeh.
“Oke beb, gue tunggu ya Wulan dan Wahyu juniornya,”goda Kiki.
“Mulai error nih bocah," dumel Wulan ketika mendengar omongan sahabatnya yang mulai ngelantur.
Kemudian di teruskan dengan teman-teman Wulan yang lain memberikan selamat kepada kedua mempelai.
“Selamat ya Wulan dan Wahyu, semoga SAMAWA dan cepat dapat momongan.”
“Aamiin, makasih atas do'anya guys. Ayo silahkan dinikmati jamuan hidangannya,”ucap Wulan pada teman-temannya.
Setelah itu di lanjutkan dengan foto bersama teman-teman kedua mempelai dan sanak saudara serta kerabat dari kedua mempelai.
Tiga jam kemudian acara pernikahan pun selesai, kedua mempelai memasuki kamar pengantin untuk membersihkan diri dan beristirahat melepaskan lelah sejenak.
Mereka istirahat di kamarnya Wulan, karena acara pernikahan itu memang di adakan di rumah pengantin wanita bukan di gedung. Dan mereka memang sepakat untuk tinggal sementara di rumahnya Wulan agar Mamanya tidak kesepian.
Menjelang makan malam, Wulan melayani sang suami dengan rasa bahagia, dia mengambilkan makan dan mengisikan minum untuk suaminya. Mereka pun makan bertiga dengan Fatimah, Mamanya Wulan.
Selesai makan malam, Wulan membantu Mamanya membereskan meja makan dan mencuci piring di dapur.
Setelah beres di dapur, dia membuatkan secangkir kopi untuk sang suami yang sedang duduk santai di ruang keluarga sambil menonton tv.
“Ini Mas kopinya," ucap Wulan.
“Makasih ya sayang," balas Wahyu.
”Ihh apaan sih Mas," gerutu Wulan dengan pipi merona merah karena malu mendengar sang suami memanggilnya sayang.
“Lohh .. kan kamu sekarang istri Mas, wajar dong kalau Mas panggil kamu sayang,”ucap Wahyu.
“Iya sihh, tapikan malu Mas,”kata Wulan.
”Nggak perlu malu Yank, masa sama suami sendiri malu,”balas sang suami.
“Yank-Yank peyang kali,”dumel Wulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
selamat pengantin baru wulan dan wahyu..
2023-11-22
0