BAB 1

Pada suatu siang hari di sebuah cafe, "Hai Lan .., masuk shift pagi atau siang nih?," tanya seorang pria yang datang ke cafe itu.

"Eh ... Mas Wahyu, aku masuk shift siang Mas. Mas Wahyu pasti janjian makan siang sama Mas Fadli ya?," tanya Wulan.

 "Iya nih, Mas janjian sama Fadli siang ini, cuma manusianya belum datang juga, tau kemana tuh manusia," ucap Wahyu sambil terkekeh kecil.

 "Ya udah ditunggu aja Mas, bentar lagi juga orangnya pasti datang," ucap Wulan kepada laki-laki itu.

 "Oke Lan .. kalau gitu Mas cari meja dulu ya, takut nggak kebagian meja, kan cafe disini selalu ramai kalau jam makan siang," ucap Wahyu pada gadis itu.

 "Sip .. silahkan Mas, aku juga mau kembali bekerja nih," sahut Wulan.

 "Oke, met bekerja ya Lan," ucap Wahyu kembali.

 "Makasih Mas," balas Wulan.

Tak berapa lama akhirnya orang yang di tunggu Wahyu pun datang, mereka langsung memesan menu makan siang masing-masing.

Tak lama pesanan makan siang mereka pun datang, mereka menyantap dan menghabiskan makan siangnya.

Setelah makan siang mereka habis, Wahyu dan Fadli kembali memesan dua cangkir kopi dan mereka melanjutkan mengobrol santai sambil menikmati kopi mereka.

Setelah tiga jam di cafe, mereka beranjak dari mejanya untuk membayar apa yang mereka pesan di kasir.

"Lan ... jadi berapa total semuanya ?," tanya Wahyu.

"Mau di gabung apa di pisah nih Mas bonnya?, kalau di gabung jadi enam puluh lima ribu," ucap Wulan.

"Gabung ajalah Lan, gampang nanti Fadli bayar ke Mas langsung aja, betul nggak Fad?," tanya Wahyu ke Fadli.

"Yoi bro .. tapi gue bayar akhir bulan ya, he he he," canda Fadli sambil tertawa.

"Dih, malu-maluin aja loe bayar akhir bulan, katanya orang kaya," timpal Wahyu.

Melihat kelakuan kedua pria itu bercanda, Wulan ikut tertawa.

"Ini bonnya ya Mas," kata Wulan.

Setelah membayar bonnya, Wahyu dan Fadli pun pamit pada gadis itu.

"Kita pamit duluan ya Lan, masih ada kerjaan yang harus kita selesaikan nih, maklum harus kejar target dari boss," ucap mereka.

"Oke Mas, pada hati-hati dijalan ya, semoga targetnya tercapai," balas Wulan.

"Oke, thanks Lan," jawab Wahyu dan Fadli serempak.

Begitu mendekati pintu keluar cafe, tiba-tiba Wahyu berbalik dan bertanya pada Wulan, "by the way nanti pulang kerja jam berapa Lan?."

"Oh ... aku pulang jam sepuluh malam Mas, kan masuk shift siang," jawab Wulan.

"Mas Wahyu jemput dan antar kamu pulang boleh nggak nanti malam?, bahaya cewek pulang malam," ucap Wahyu.

Mendengar perkataan sahabatnya, Fadli langsung berdehem, "ehem .. ada yang lagi mau pendekatan nih rupanya," ledek Fadli pada Wahyu.

Sambil menepuk bahu sahabatnya, Wahyu membalas,-

"apaan sih bro, gue kan kasihan aja liat cewek pulang malam sendiri, kalau ada apa-apa dijalan gimana?, suka aneh-aneh aja loe pikirannya."

"Beneran juga gak papa kali bro, gue dukung kok dan loe itu harus gercep jangan sampai keburu diambil orang tuh cewek. Yang ada nanti elu gigit jari baru tau rasa," sahut Fadli lagi.

Mendengar kedua pria itu berdebat mengenai dirinya, Wulan lantas menengahinya.

"Udah .. udah .. jangan pada berdebat!, boleh-boleh aja Mas kalau nggak merepotkan. Malah enak aku dapat tumpangan gratis dan teman pulang, tapi nanti ada yang marah nggak kalau tau mas Wahyu jemput dan antar aku pulang?," tanya Wulan sambil nyengir.

"Ngga ada kok .. tenang aja Lan," ucap Wahyu.

"Iya Lan, kamu tenang aja, sahabat Mas Fadli ini jomblo akut loh .. ha ha ha," seloroh Fadli sambil tertawa.

"Wah wah wah ... sahabat nggak ada akhlaknya loe, buka aib gue," dumel Wahyu sambil menoyor kepada sahabatnya.

"Udah ah, ayo kita jalan .. yang ada kagak beres-beres kerjaan kita ini mah," ajak Wahyu pada sahabatnya.

"See you nanti malam ya Lan," pamit Wahyu.

"Oke Mas," jawab Wulan.

Wulan adalah gadis berusia dua puluh sembilan tahun, yang lincah, periang dan supel, bekerja di sebuah cafe sebagai kasir. Dia sudah bekerja di sana selama satu tahun. Dia bekerja karna harus memenuhi kebutuhan dirinya dan juga ibunya, mereka hanya hidup berdua setelah sang ayah pergi untuk selamanya.

Selepas lulus Sekolah Menengah Atas dia langsung mencari kerja untuk meringankan beban ibunya. Dalam satu tahun bekerja itulah dia berkenalan dan berteman dengan Wahyu dan Fadli para pria berusia tiga puluh dua tahun yang bekerja di cabang salah satu perusahaan farmasi di daerahnya.

Mereka berdua selalu menjadi tamu langganan di cafe tempat dia bekerja, untuk makan ataupun sekedar berkumpul dengan teman-temannya. Fadli sahabat Wahyu sudah berkeluarga, dia baru memiliki satu orang anak perempuan yang berusia tiga tahun.

Setelah beberapa jam, waktu jam kerja Wulan pun berakhir, sebelum pulang dia mengecek semua pekerjaannya dengan teliti.

Tak berapa lama dia pamit pada teman-temannya," eh guys .. gue balik duluan ya, jemputan gue udah datang tuh .. see tomorrow all ," ucap Wulan. “

"Oke Lan .. hati-hati di jalan ya," balas teman-temannya.

"Cie cie .. rupanya elu di jemput sama pangeran berkuda motor salah satu tamu langganan di cafe kita ya beb?," tanya Kiki sahabat Wulan.

"He he he iya beb .. lumayan dapat jemputan gratis, jadi irit ongkos juga kan gue. Doi tadi siang nawarin gue, ya gue sikatlah .. rejeki kan nggak boleh ditolak, kapan lagi ada yang nawarin jemput dan antar gue balik," ucap Wulan sambil terkekeh

"Dasar loe beb, cewek matre cap kapak," ejek Kiki.

"Ya elahh beb, elu pikir gue minyak angin apa," gerutu Wulan.

" Eh tapi ya beb, kalau dilihat itu laki kayanya ada hati sama elu deh. Nggak mungkinkan kalau nggak ada hati sama elu, doi mau repot-repot jemput dan antar elu pulang. masa elu kagak merhatiin sihh beb?," tutur Kiki pada sahabatnya.

"Kalau ngga ada hati, mati dong bebb, ha ha ha," canda Wulan sambil tergelak.

 

"Ihh dasar oneng loe, beb!," gerutu Kiki dengan kesal.

"Tau ah bebb .. gue nggak perhatiin sampai kesana juga, gue mah anggap doi hanya sebagai teman, nggak lebih," ujar Wulan.

"Ya udah, kita tunggu aja tanggal mainnya," sahut Kiki.

"Loe pikir film bioskop apa pake tunggu tanggal mainnya segala!," balas Wulan.

"Dasar bocah gila," dumel Ki mendengar omongan sahabatnya yang selalu ngeles kaya bajaj itu.

"Yo wes lah .. gue balik ya guys. Pada hati-hati dijalan, langsung pada pulang yak. Jangan pada ngelayap, sampai rumah jangan pada lupa cuci kaki, cuci tangan, minum susu terus bobo, biar besok kerja pada sehat dan kuat. Bye guys!," pamit Wulan sambil melambaikan tangan pada teman-temannya.

Terpopuler

Comments

Sri Lestari

Sri Lestari

Hai readers, terima kasih banyak telah memberikan like dan vote nya. Terima kasih juga sudah mengikuti cerita Penyesalan Seorang Suami dari awal sampai akhir. Semoga kalian suka ya🥰Mohon maaf apabila masih banyak kekurangannya dalam penulisan ceritanya. Jangan lupa Like dan Vote nya ya. Like dan vote kalian sangat berarti bagi ku. Salam manis dan salam sehat selalu.🙏🤗🥰

2022-11-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!