"Otaknya sengklek sebelah kali tuh bocah, dikira kita anak kecil apa, disuruh cuci tangan, cuci kaki, minum susu terus bobo," gerutu teman-temannya Wulan sambil tepok jidat dan geleng-geleng kepala.
Keluar dari pintu cafe, kepala Wulan menengok ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan pria itu, ketika dia melihatnya, dia berjalan cepat menghampiri Wahyu yang lagi duduk di atas motornya.
Melihat gadis itu berjalan ke arahnya, dia pun turun dari atas motornya dan menyapa gadis itu sejenak," udah selesai kerjaannya Lan?," tanya Wahyu.
"Udah Mas, maaf ya jadi lama nungguin aku beres-beres dulu," kata Wulan yang merasa tidak enak karena telah membuat pria itu lama menunggunya.
"Santai aja kali Lan .. yuk naik," ucap Wahyu.
"Oke Mas," jawab Wulan.
Mereka pun berangkat menuju rumah gadis itu, di tengah perjalanan Wahyu berkata,
"Lan, mampir makan nasi goreng dulu yuk, perut Mas lapar nih, kita ke tempat nasi goreng langganan aku. Mau ya, temenin Mas makan?."
"Boleh Mas, kebetulan aku juga lapar nih, pengen makan yang pedas-pedas dan panas," ujar Wulan sambil nyengir.
Sepuluh menit kemudian mereka sampai di kedai nasi goreng langganan Wahyu, mereka memesan dua porsi nasi goreng dan dua gelas jeruk panas.
Nasi goreng pesanan mereka pun datang, sambil menyantap makanannya, mereka saling bertukar cerita dengan di iringi gelak tawa.
Setelah menghabiskan makan dan minumnya, mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah Wulan.
Empat puluh lima menit menempuh perjalanannya, akhirnya Wulan tiba di rumahnya.
"Terima kasih ya Mas, sudah mau antar aku pulang, malah sampai traktir aku makan nasi goreng juga. Maaf aku jadi merepotkan Mas Wahyu nih," ucap Wulan.
"Sama-sama Lan ... tidak merepotkan kok, kan aku yang nawarin antar kamu pulang dan makan nasi goreng. Ya udah, masuk gih. Met istirahat ya," ucap Wahyu pada gadis itu.
"Oke Mas .. sekali lagi terima kasih ya dan hati-hati di jalan,”balas Wulan.
"Oke Lan, thanks ya.”
Sejak malam itu hubungan Wulan dan Wahyu semakin dekat. Di saat ada waktu Wahyu suka mengajak gadis itu jalan, entah itu pergi nonton ke bioskop, jalan-jalan ke mall atau sekedar makan di luar.
Wahyu juga rajin menjemput gadis itu saat pulang kerja dan mengantarkannya pulang.
Orang-orang yang melihat mereka pasti akan mengira sepasang kekasih, pada kenyataannya kedekatan mereka hanya sebatas berteman.
Pada sabtu sore gadis itu diajak main ke rumah orang tuanya Wahyu, disana dia di perkenalkan dengan kedua orang tuanya Wahyu.
"Assalamualaikum," salam Wahyu.
"Wa'alaikumsalam," jawab Mama dan Papanya.
"Ma .. Pa, kenalin ini Wulan teman Wahyu."
"Wulan, Om .. Tante," ucap gadis itu sambil mencium punggung tangan kedua orang tua Wahyu.
"Silahkan duduk Nak," persilahkan Kusmiati, Mamanya Wahyu.
"Terima kasih Tante,”jawab Wulan sambil tersenyum.
"Nak Wulan teman satu kantor dengan Wahyu," tanya mereka.
"Bukan Om, Tante .. kalau Saya kerja di cafe, sebagai kasir disana. Mas Wahyu dan teman-temannya tamu langganan di tempat Saya kerja, jadi kita sering bertemu dan akhirnya berteman," tutur Wulan.
"Oh gitu, tadi Tante kira Wahyu bawa calon istrinya loh," ucap Mamanya Wahyu sambil tersenyum.
Mendengar kata-kata dari Mamanya Wahyu, gadis itu tertunduk dan pipinya merona merah karena malu.
Melihat pipi gadis itu merona merah karena malu akibat ulah Mamanya, Wahyu cepat-cepat menegur Mamanya, "Ih Mama apaan sih, kasihan tuh Wulan jadi malu dengar Mama ngomong kaya gitu."
"Lah .. Mama nggak salahkan Yu, berpikir kaya gitu. Habis selama ini kan kamu nggak pernah bawa perempuan ke rumah. Wajar dong kalau tadi Mama berpikir kamu pulang mau ngenalin calon istri kamu," goda Kusmiati pada anaknya.
"Ish Mama, bikin malu Wahyu aja."
"Mudah-mudahan saja kalian berjodoh ya," ucap Mamanya Wahyu.
"Ya ampun, Ma," desah Wahyu sambil menghela nafas dan geleng-geleng kepala.
Setelah beberapa jam di rumah orang tuanya Wahyu, gadis itu pun pamit pulang.
"Om .. Tante .., saya pamit pulang dulu ya.”
"Iya Nak Wulan, sering-sering main kesini ya,”ucap Kusmiati, Mamanya Wahyu.
"Iya Tante," sahut Wulan.
"Ma .. Pa .., Wahyu anterin Wulan pulang dulu ya.”
"Assalamualaikum,”pamit Wahyu dan Wulan serempak.
"Wa'alaikumsalam," jawab kedua orang tuanya Wahyu.
Ketika di motor, Wahyu pun berkata, pada gadis itu.
"Lan, maafin kata-kata Mama ku tadi ya, kalau udah bikin kamu merasa nggak nyaman," ucap Wahyu.
"Nggak papa Mas, namanya juga orang tua,”tutur Wulan.
Tak berapa lama, gadis itupun tiba di rumah.
"Makasih udah anterin aku pulang Mas. Mampir dulu yuk .. nanti aku buatin kopi, sekalian kenalan sama Mamaku,”tawar Wulan.
"Boleh, dengan senang hati malah," jawab Wahyu.
Setelah berkenalan dengan Fatimah, Mamanya Wulan dan ngobrol selama satu jam disana, Wahyu pun pamit pulang.
"Tante, Saya permisi pulang dulu ya,” pamit Wahyu pada Mamanya Wulan.
"Iya Nak Wahyu, hati-hati dijalan. Terima kasih sudah antar anak Tante pulang. Sering-seringlah main kesini," sahut Mamanya Wulan.
"Sama-sama Tante. In Syaa Allah nanti Saya main lagi, asal Tante jangan bosen aja liat Saya datang, hehehe,”balas Wahyu sambil terkekeh.
"Nggak kok, malah Tante senang kalau Nak Wahyu datang, rumah jadi ramai."
"Hehehe .. iya Tante, makasih, kalau gitu Saya pulang dulu.
"Assalamualaikum," pamit Wahyu.
"Wa'alaikumsalam," balas Wulan dan Mamanya serempak.
Esok paginya ketika gadis itu sampai di cafe, Kiki sahabatnya langsung menegur Wulan.
"Eh beb, kemarin elu dibonceng sama pangeran berkuda besi abis darimana tuh?.”
"Pangeran berkuda besi?, owh itu?. Ada deh .. kepo amat sih beb pengen tau aja gue abis darimana kemarin!.
"Emang elu tau gue kemarin boncengan sama Mas Wahyu, darimana beb?," tanya Wulan pada sahabatnya.
"Gue tuh kemarin liat elu di jalan sudirman, beb,”jawab Kiki.
"Oh gitu toh, gue kemarin diajak Mas Wahyu main ke rumahnya beb," tutur Wulan.
"Wow, diam-diam udah tahap ke pengenalan calon mantu sama mertua aja nih,”goda Kiki.
"Ish, apaan sih beb," gerutu Wulan dengan salah tingkah.
"Hahaha ... beneran juga nggak papa kali beb, asal jangan lupa aja undangannya buat kita semua, betul nggak friends?,”ledek Kiki lagi yang disambut dengan sorak sorai teman-teman yang lainnya.
"Sarap loe, beb," ucap Wulan dengan memutar bola matanya dengan malas, melihat kejahilan sahabatnya.
Sedangkan di tempat lain, di kantornya Wahyu, laki-laki itupun sedang terlibat obrolan serius dengan sahabatnya, Fadli.
"Gimana perkembangannya bro?," tanya Fadli pada Wahyu.
"Masih datar aja bro, kemarin sih gue ajak dia main ke rumah. Gue kenalin ke Bokap dan Nyokap juga, Bokap dan Nyokap gue welcome banget, malah dikira mereka, gue mau ngenalin calon istri gara-gara gue baru kali ini bawa cewek ke rumah," ucap Wahyu pada sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments