Di bawah keputus asaan dia hanya bisa menutup mata. Melihat penjagaannya mengendur serigala itu dengan senang hati menggigit leher pria parubaya itu.
Tiba-tiba sosok pria muda berlari dan menendang serigala hingga terpental 10 meter jauhnya. Pria kecil itu juga memukul dan menendang serigala lain yang membuat mereka terlempar juga.
Serigala itu terjatuh ketanah ada yang menabrak pohon menghasilkan bunyi yang cukup keras. Namun seperti yang di harapkan dari serigala, fisik mereka cukup kuat. Setelah terlempar bangkit kembali dan menggeram ke arah pria muda yang menendangnya.
Serigala itu memamerkang taring panjang yang terlihat tajam. Menatap tajam ke arah Lue Yi dengan cermat. Seperti memilah-milah bagian mana yang enak untuk di makan dulu.
Lue Yi juga memperhatikan ini, sepertinya kedatang nya tidak membuat mereka takut. Mereka malah senang karena stok makanan bertambah.
Sedikit senyum muncul sudut bibir Lue Yi. Sorot matanya menatap tajam ke tiga serigala itu dengan mengejek. "Sepertinya aku harus memberi tau, siapa predatornya disini."
Dengan dua belati batu di tangannya dia melesat maju untuk menyerang serigala itu. Serigala itu seperti mengerti apa yang ingin di lakukan Lue Yi, mereka juga berlari untuk mengeroyok bocah sombong itu. Ahkirnya perkelahian antara bocah 14 tahun dan 3 serigala besar terjadi.
Di sisi lain Pria parubaya membuka matanya dengan tak percaya. Dia melihat pemandangan seorang bocah yang sekarang sedang bertarung dengan tiga serigala. Gerakan bocah itu cukup luwes, dia melawan 3 serigala itu dengan tenang. Tidak ada jejak kepanikan dan buru-buru dalam tatapannya. Gerakannya juga efesien dan bocah itu akan memanfaatkan celah untuk menyerang serigala itu dengan baik.
Hal ini membuat pria itu menatap kosong ke arah pertarungan. Ini membuatnya sedikit pusing dan kesulitan untuk berpikir.
Dalam ke adaan darurat dia telah di selamatkan. Lalu yang menyelamatkan adalah bocah yang bahkan lebih muda dari anaknya.
Dan yang lebih penting adalah gerakan itu. Ketenangan dalam bertarung itu, tidak mungkin untuk di pelajari 2 atau 3 tahun belaka. Hal ini hanya di miliki oleh seorang yang telah berlatih atau berburu selama puluhan tahun. Tidak mungkin bocah itu belajar berkelahi sejak dia dalam kandungan ibunya.
Apa ini yang namanya jenius?
Semakin dia berpikir semakin dia pusing jadi dia mulai untuk menenangkan pikiranya dan memperhatikan pertarungan.
Tidak lama setelah itu pertarungan selesai dengan kemenangan bocah itu tentunya. Ketiga serigala itu tergeletak di sana penuh darah, jelas mereka mati.
Di sisi lain bocah itu tidak dalam kondisi yang baik. Badannya di penuhi cakar dan darah merah segar keluar dari situ. Beberapa tulang rusuk patah dan tangan kanannya tergelintir. Tentu saja melawan 3 serigala sekaligus bukanlah hal yang muda. Lagipula dua tangan tidak cukup untuk menahan 4 pukulan sekaligus, apalagi 6 pukulan.
"Cih, rusak lagi." Bocah itu membuang belatinya yang rusak dan berkata dengan tidak senang.
Dia menatap ke arah pria parubaya yang tergeletak di sana kemudian berkata. "Apa kau sudah mati?"
Kata-kata tidak berperasaan membuat bulu kutuk pria itu berdiri. Dia kemudian bangkit dan berkata. "Saya masih hidup tuan, trima kasih atas kemuraan tuan telah menyelamatkan saya."
Pria itu juga tau sementara Lue Yi masih muda tapi dia sangat kuat. Di dunia yang memiliki kekuatan, mereka yang kuat akan di hormati.
Ini adalah hukum dasar yang terjadi dimasyarakat secara normal. Jika anda tidak hormat lalu orang yang kuat itu dalam kondisi hati yang tidak baik. Dan jika orang kuat itu ingin anda menjadi abu maka anda tidak bisa menyalakan siapa-siapa. Anda hanya bisa menyalakan diri sendiri karena tidak sopan.
Makanya orang-orang lemah, terutama mereka yang tidak memiliki dukungan akan lebih hormat. Di dunia yang kematian bisa datang kapan saja, tidak ada salahnya berhati-hati. Lagipula tidak ada orang yang mau mati konyol karena tidak sengaja menyinggung perasaan orang yang seharusnya tidak boleh di singgung.
Faktanya Lue Yi juga berpikir begitu. Lagipula hidup dan mati pria itu bukan urusannya. Kalopun pria itu harus mati di makan serigala, maka dia hanya bisa menyalahkan nasib karena begitu kejam.
Ya meskipun pada ahkirnya dia menyelamatkannya. Itu karena kalo bapak itu mati maka semua usahanya akan menjadi tidak berguna. Tentu saja dia menyelamatkannya bukan tampa tujuan.
Dia sudah di hutan selama 1 bulan lebih. Dia ingin pergi ke pemukiman warga untuk mendapatkan informasi atau semacamnya. Jadi setelah melihat bapak ini dia berniat menyelamatkannya supaya bisa membantunya ke kota.
Bukan berarti dia tidak memikirkan ini sebelumnya. Dia sudah lama mencari di ingatan tuan muda keluarga Lue. Lagipula siapa yang mau hidup di hutan selamanya. Tapi siapa yang tau kalo dalam pikiran bocah bau itu hanya ada judi dan wanita, bagaimana mungkin dia tau sesuatu seperti geografis.
Hal ini membuatnya mengutuk diam-diam, kenapa dewa harus menyuruhku berenkarnasi ke tubuh seorang sampah. Setelah memikirkan dia berenkarnasi hidup kembali, membuatnya menghela nafas dengan syukur.
Dan setelah melihat pria parubaya ini dia memiliki harapan.
Tapi sayangnya ada 3 serigala. Walaupun kekuatannya sudah meningkat sampai tahap 1 tranformasi. Melawan 3 serigala sekaligus masih merupakan hal yang bodoh.
Jadi dia terpaksa untuk menunggu serigala itu lengah lalu menyerangnya pada titik vital. Tapi siapa yang tau bapak itu begitu bodoh dan tertrekam oleh salah satu serigala. Jika pria parubaya itu mati maka semua usahanya akan sia-sia. Jadi dia terpaksa mengambil tindakan.
Dengan itu dia menggunakan serangan menyelinap untuk menyerang serigala. Meskipun dia harus membayar sedikit harga tapi pada ahkirnya dia lah yang tertawa di ahkir. Meskipun dia tidak puas karena menderita beberapa luka. Namun melihat pihak lain mati membuatnya dapat menghibur dirinya sendiri.
"Lupakan saja formalitas itu, sekarang kita kembali saja ke tempatmu." Lue yi mendesaknya dengan acuh-takacuh.
"Kalo begitu tuan, bagaiman saya memanggil anda?" Sambil menakupkan tinjunya pria parubaya itu bertanya dengan sopan.
Lue Yi dedikit berpikir sabil menggosok dagunya. "Hmm, kamu bisa memanggilku Luye."
Dia bukan bocah Lue Yi yang dulu jadi lebih baik untuk memutuskan hubungan dengan keluarga Lue.
"Jadi itu tuan Luye, orang-orang memangil saya Paman Tang. tuan Luyi jangan ragu untuk memanggil Tang di masa depan." Tang berkata dengan ekpresi tulus. Walaupun kakinya terluka cukup dalam dia masih bisa berdiri.
"Kalo begitu tuan Tang apakah kita akan kembali." Luye berkata dengan tidak sabar.
"Tunggu, bagaimana dengan serigala itu?" Mengatakan itu sambil menunjuk ke arah beberapa mayat serigala di sana.
"Bagaimana menurutmu?"
Tang tersenyum sambil menggosok tangan nya dan bertindak seperti rubah tua yang licik "Saya bisa membantu anda merawat daging, mengkuliti bulu dan menemukan penjual untuk membelinya, bagaimana."
Melihat perubahan sifat yang tiba-tiba ini membuat Luye ingin tertawa. Dia benar-benar melupakan kalo dia hampir saja mati.
Tapi melihat idenya Luye tidak bisa tidak setuju. Lagipula dia berniat pergi ke kota. Bukankah hanya hal bodoh jika dia pergi tampah membawah uang sedikit pun.
"Lalu...?" Pandangan Luye sangat tenang seperti dia adalah bocah polos yang tidak tau apa-apa.
Namun hal ini hanya membuat Tang merinding. "Tidak, tidak aku tentu saja tidak akan meminta apapun."
Bagaimanapun yang membunuh serigala itu adalah Luye jadi dia tidak berhak untuk hasilnya.
"Bagaimana bisa seperti itu? Jangan bilang aku adalah bos jahat yang tidak menggaji pekerjanya? bagaimana kau memberi keluargamu makan?" Luye bicara dengan senyum cerah terpancar di wajahnya.
Senyum itu malah menakut-nakuti Tang. "Tentu saja saya tidak berani bos, saya akan mengambil 10 persen dari hasil jual."
"Apakah itu cukup?" Luye berhenti untuk menakut-nakutinya.
"Tentu saja itu lebih dari cukup bos." Tang sekarang merasa tenang dan memanggil Luyi dengan sebutan bos.
"Apakah serigala begitu mahal?" Tanya Luye dengan ekpresi ingin tau.
"Tentu saja, saya biasanya berburu setiap 1 bulan sekali dan itupun hanya berburu rusa, kelinci dll paling besar adalah babi hutan, sedangkan untuk serigala mereka sangat ganas kebanyakan pemburu akan perpikir untuk menghindari mereka." Tang menjawab dengan antusias.
"Jadi begitu, jumlah barang sangat sedikit." kata Luye.
"Tidak hanya itu tapi bulu serigala adalah hal yang di minati pasar, jadi harganya bisa 10x lipat dari babi hutan." Tang mengatakan itu dengan jujur.
"Kalo begitu lakukan tugasmu."
"Baik bos." Tang segera pergi untuk merawat daging serigala, menguras darah dan mengulitinya. Dia seperti sudah terbiasa, hal-hal itu di lakukan dengan sangat baik.
Setelah selesai mereka berdua berjalan menuju ke desa tempat tang tinggal sambil membawa mayat serigala di pundak mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments