Saat melihat kearah jarum jam yang berada tepat di depan mata ku. Ternyata aku sudah tertidur selama 30 menit lamanya dan anehnya lagi aku tidak memimpikan apa pun. Tidak seperti tidur ku yang sebelum sebelumnya.
Aku tidak bisa mengingat apa tadi aku benar bermimpi atau tidak karena aku hanya merasa seperti baru saja berbaring dan memejamkan mata ku lalu terbangun dengan sendirinya.
Kepalaku terasa sangat berat saat aku mulai berusaha atau mencoba beranjak dari kasur ini seolah-olah badan ku di paksa untuk terus berbaring tak berdaya seperti itu.
"Aku harus pergi sekarang!!" lirihku sambil tetap mencoba untuk bangkit dari kasur. Namun.
GRAKK.
SUDAH TERLAMBAT.
Harusnya aku tidak pergi kesini dan sekarang aku menyesali keputusan ku ini.
"Lepaskan aku!!!"
Seolah aku tak di berikan ketenangan. Tiba tiba sesosok makhluk dengan sendirinya muncul di hadapan ku yang berusaha mencekik leher ku dengan sangat kuat.
Napas ku terengah-engah dan pandangan mata ku mulai agak sayup, aku tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang sedang berusaha mencekik ku terus menerus seperti ini dengan ganasnya seakan akan memiliki dendam pribadi denganku dan ia berusaha meluapkan dendamnya sekarang.
Namun, yang lebih mengerikan dan membuat ku semakin merinding adalah sosoknya yang benar benar terlihat tidak biasa.
"Aghhh lepaskan!!" mataku mulai berlinang saat melihat Chin Sun dengan sosoknya yang lebih mengerikan dari apa yang aku lihat sebelumnya di awal.
Perawakan nya yang seperti monster dengan rambut yang menyala seperti api, wajahnya memiliki luka bakar yang cukup serius jika di lihat dari dekat, serta tatapan matanya yang kosong dan gigi taringnya yang terlihat seperti sesosok vampir namun ia tidak memiliki dua taring saja, ia bahkan memiliki lebih banyak dari 15 taring yang masing masing memiliki ketajamannya masing masing dan itu semakin membuat ku merinding.
Di tambah, lampu di kelas ini mendadak mulai mati nyala mati nyala dengan sendirinya seolah konslet.
"T—Tolong.. Tolong lepaskan aku."
Aku berusaha menepis tangannya yang semakin kencang mencekik ku dengan kuat. Dan benar saja, tidak ada yang bisa ku lakukan jika hanya berusaha menepisnya.
Melihat tubuhnya yang kini berada di atas ku, aku kemudian berniat untuk bisa menendang area perutnya mengunakan kaki ku dengan tenaga yang aku punya. Karena sekarang, rasanya aku benar benar sudah tidak berdaya.
Namun meski sudah berusaha menendang nendang dengan kuat seperti ini, makhluk di depan ku ini tetap tak berkutik sama sekali.
"Apa aku akan mati seperti ini? Apa aku benar benar akan berakhir di sini? Sekarang dan di tempat ini??" batinku.
Pikiran pikiran itu membuatku semakin tidak sanggup untuk melawannya lagi.
Aku benar-benar tidak sanggup.
Bahkan sekarang aku hanya bisa menutup mata ku sembari berdoa dan berharap bahwa Tuhan bisa membantu ku kali ini.
Dan benar saja, tidak ada salahnya jika kita meminta pertolongan langsung kepada zat yang paling tinggi, sang penguasa sesungguhnya.
TOKK.
TOKK.
TOKK.
Terdengar dengan begitu jelas, ketukan suara pintu dari luar ruangan.
Dan tanpa sadar, aku mulai meneteskan air mata ku. Seakan-akan Tuhan benar benar mendengar kan doa ku dan sekarang mengirimkan pertolongannya untuk ku. Hal itu benar benar membuat ku amat sangat terharu.
Saat mendengar ketukan itu aku mulai mencoba berusaha membuka kembali mata ku yang sudah terasa sayup sayup ini walau dengan keadaan tubuh yang sudah mati rasa. Aku benar benar berharap, bahwa ada seseorang yang akan datang membantu ku.
"Apa ada orang di dalam?" ujarnya sambil terus mengetuk pintu dengan perlahan.
"T—Tolong!! Tolong aku" rintih ku dengan suara yang tidak terlalu jelas terdengar. Sosok atau mungkin bisa ku sebut sebagai makhluk biadap ini sekarang sedang cengengesan dengan senangnya sambil menambahkan power cengkramannya.
"Mengapa ini terkunci? Apa ada orang di dalam!!"ujarnya lagi.
"Tunggu apa? Aku tidak mengunci pintunya, bagaimana bisa pintu itu terkunci?" ucapku dalam hati.
Dari suaranya, aku yakin, orang yang berada di depan pintu itu adalah seorang laki laki. Suara ganggang pintu itu juga mulai terdengar, semakin memberontak karena berusaha ingin di buka.
BRAKK.
Aku tidak bisa menolehkan kepala ku kesamping tapi aku yakin posisi ku sekarang ini pasti sangat mengenaskan, keringat ku yang terus bercucuran, rambut ku yang sudah acak acakan, rok ku yang mungkin terbuka atau terangkat semakin membuatku terlihat kacau balau.
"Apa ini semua hanya mimpiku semata? Mengapa orang yang baru saja mendobrak pintu itu tidak langsung membantu ku? Apa dia tidak melihatnya atau mungkin ini hanya ilusiku semata" ucapku dalam hati.
Namun, tiba tiba aku mendengar suara nafas yang sangat jelas terdengar di telinga ku yang membuat ku semakin yakin bahwa itu bukan berasal dari ku.
"M—MAKHLUK APA INI SEBENARNYA!!!".
Jika ia juga bisa melihatnya itu artinya aku memang tidak berhalusinasi.
"HEI LEPASKAN DIA!!!" ujarnya sembari mulai berlari mendekat kearah ku sambil membawa tongkat bisbol di tangannya.
Yang kemudian.
BUGHH.
Aku yang melihatnya juga ikut terkejut. Ia memukul makhluk di atas tubuh ku ini menggunakan tongkat bisbol itu hingga menciptakan suara pukulan yang nyaring, hingga makhluk ini berhenti dan melepaskan cengkraman tangannya yang dari tadi mencekik ku dengan kuatnya.
Lalu tiba tiba tubuh dari makhluk itu berangsur angsur hancur lembur bagai di sapu ombak laut namun dengan warna hitam pekatnya.
Serpihan badannya terlihat berserakan di lantai lalu semakin lama semakin menghilang bagai di tiup angin.
"Hahh... Hahh."
Nafas ku, aku tidak bisa mengontrolnya. Ini membuat detak jantung ku semakin terpompa kencang, aku benar benar tidak bisa bernafas sekarang.
"Hei!! Ada apa dengan mu? Hei bernafas lah!!" ucapnya sambil menggoyangkan badan ku dengan cukup kuat.
"HEI BERNAFAS LAH!" ujarnya lagi hingga dengan begitu tiba tiba.
Dia langsung mencoba menolong ku dengan memberikan ku nafas buatan dan hal itu sontak berhasil membuat ku terkejut setengah mati.
Namun tampaknya ini jauh lebih baik karna aku sedikit lebih bisa bernafas dari sebelumnya. Dari bawah sini, di posisi ku sekarang ini, aku berusaha untuk melihat lebih jelas lagi orang yang barusaja memukul makhluk yang mengerikan tadi.
Setiap detail wajahnya begitu terlihat spesifik, ujung hidungnya yang mancung hingga mengenai wajah ku, serta bulu matanya yang tampak panjang dan lentik ini benar benar terlihat dengan jelas serta bibirnya yang kering itu juga bisa aku lihat dan aku rasakan sekarang.
Rambutnya yang sedikit acak acakan membuatnya terlihat seperti barusaja di kejar-kejar oleh hantu. Namun, kembali lagi pada diri sendiri. Apa bedanya dengan ku yang sekarang pasti jauh lebih parah darinya.
"Cobalah untuk bernafas dengan baik sekarang" pintanya.
Dengan perlahan aku mulai mencoba mengatur nafas ku, mencoba mengontrolnya kembali agar terasa lebih baik.
"Hei.. Yang barusaja ku lihat tadi? Apakah itu nyata? Makhluk apa barusan yang barusaja ku lihat itu??".
Aku hanya mendengarkan nya dengan posisi ku yang masih berbaring dan menatap ke atas langit langit ruangan ini. Mendengar dari suaranya aku pikir ia sendiri pasti masih sangat syok dengan apa yang sudah ia lihat.
"Bisakah kau membantu ku duduk karna rasanya aku benar benar ingin muntah."
Ia membantu ku dengan sangat hati hati, merangkul bagian pundak ku dengan tangan kirinya dan tangan kanannya menjadi penopang kedua tangan ku.
Aku kembali mengatur nafas ku dengan perlahan, dan perlahan demi perlahan nafas ku kian kembali dengan normal. Bagian punggung ku sangat terasa amat menyakitkan karna rasanya aku sudah terlalu lama terbaring di kasur ini.
"Apa yang terjadi? Mengapa kau bisa berada di sini bersama makhluk itu?" tanyanya lagi dengan ekspresi yang benar-benar sangat penasaran.
Hingga ia menarik sebuah bangku yang tak jauh dari tempat ia berdiri sekarang dan meletakan nya tepat di depanku, sambil duduk ia bertanya sekali lagi namun kali ini dengan wajahnya yang benar benar sudah sangat membuat ku tidak bisa berkutik lagi.
Tatapannya kini benar benar mengerikan dan sorot matanya seakan akan penuh dengan kata siratan.
"Sebelum itu, apa kau bisa jauhkan tongkat itu dari ku sekarang?".
Dari tadi tangan kanannya memegang tongkat bisbol bahkan saat membantu ku bangkit untuk duduk tadi ia juga masi memegang tongkat itu.
"Baju olahraga? Apa sekarang mata pelajarannya adalah olahraga tapi Mengapa? Mengapa dia pergi ke UKS?" ucapku dalam hati.
Sebenarnya pertanyaan itu ingin ku tanyakan padanya langsung namun ada hal yang sebaiknya aku katakan segera yaitu menjawab pertanyaannya tadi karena rasanya sekarang ia benar benar sudah tidak bisa menunggu jawaban ku lebih lama lagi.
"Kau menanyakan pada ku apa yang sebenarnya terjadi? Sedangkan aku sendiri bahkan tidak tahu dan tidak mengerti situasi apa yang sebenarnya terjadi pada ku ini. Aku sendiri pun sungguh tak mengerti" ucapku sambil menundukkan kepala ku.
"Maafkan aku.. Sungguh aku benar benar lelah sekarang, apa kau tahu apa yang sekarang aku rasakan? Kepala ku seolah-olah bersiap untuk pecah dengan semua hal yang hari ini ku alami. Aku tidak bisa membayangkan kejadian apa lagi yang akan menunggu ku nanti, rasa takut, gelisah, gugup, merinding semuanya seakan akan mendorong ku ke dalam jurang kematian ku sendiri" gumamku pelan.
"Apa yang kau bicarakan? Apa kau baik baik saja??" tanyanya khawatir.
"Iya... Aku baik baik saja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
iron angel
pukul pakai tongkat bisbol nya/Scream/
2024-04-29
0
nina_alyno
si cowok pasti kaget banget tapi untung masih mau membantu
2024-04-29
0
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
berarti yang kali ini bukan lagi halusinasi
2024-03-25
0