apa hanya halusinasi

"Chin Sun!! Ku mohon."

Mulut ku sekarang terasa begitu kaku dan sulit untuk bicara lebih banyak lagi. Hingga tak lama kemudian tiba tiba cahaya dari luar tampaknya mulai gelap, ini seolah olah hari mulai menjelang malam.

"Bagaimana bisa??".

Tak hanya itu, dinginnya lantai ini juga semakin menusuk satu persatu badan ku. Kaki ku rasanya mulai mati rasa karena terlalu lama duduk dengan posisi yang tidak benar. Dan darahnya yang hampir mengenai badan ku semakin terlihat jelas di mata ku.

Sembari menyadarkan diri agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan, aku berusaha mengangkat kepala ku dan menyeka air mata yang terus mengalir tanpa henti ini.

Aku berusaha melihat kembali sosok yang begitu amat ku rindukan dan sekedar untuk memastikan saja jika ia masih berada di sana tapi yang membuat ku akhirnya menyesali keputusan ku itu adalah.

"HUAHHH."

Aku berteriak dengan sangat keras sambil mencoba menjauh dari sana tapi apalah daya. Kaki ku sekarang sudah benar benar mati rasa. Sosok yang sekarang berdiri di depan ku ini sekarang bukan lah Chin Sun.

"Dimana Chin Sun?"

Pertanyaan itulah yang berkali kali melintas di kepalaku.

"J—Jangan kemari!! Berhenti disana!! Jangan mendekat ku mohon!!" aku berteriak meski dengan suara yang tak cukup keras.

Sosok yang sedang berdiri di depan ku benar benar sangat menyeramkan hingga membuat bulu kuduk ku berdiri dan aku pun mulai merasakan bahwa adanya perubahan suasana dingin di sini yang semakin terasa mencekam dari sebelumnya.

Dia membawa dua buah pisau di tangan kanan dan kirinya, sosoknya benar benar sangat hitam seolah di selimuti oleh gumpalan berwarna hitam pekat di sekujur tubuhnya.

Perawakan nya hampir menyerupai manusia dengan adanya penampakan tangan serta kaki itu. Tubuhnya menjulang cukup tinggi serta kurus.

"Ku mohon!! Jangan lakukan itu!!!!".

Tubuhku semakin gemetar saat melihatnya yang kian semakin mendekat kearah ku. Aku sungguh tak bisa melarikan diri dengan tubuh dan kaki yang seperti ini.

"TIDAK!!!".

Tangannya mulai melayang seakan akan sudah siap untuk menusukan kedua pisau itu kearah ku dan itu semakin di perlihatkan nya. Perlahan demi perlahan ia mulai mengangkat kedua tangannya sembari memperlihatkan sudut lancip pisau itu yang sangat tajam seolah olah sudah pernah di asah sebelumnya.

Dan hal itulah yang semakin membuat ku tidak berdaya saat melihatnya.

"JANGAN!!!!"

Aku berteriak sangat keras sampai aku bisa merasakan teriakan ku sendiri yang mulai menggema di dalam kelas ini.

****

"Eun Bin!!" teriak seseorang seraya terus memegangi bahu ku dengan cukup kuat dan karena hal itu lah akhirnya aku berhasil bangun.

"Eun Bin ada apa? Mengapa kau berteriak seperti itu, apa kau baik baik saja??" tanyanya dengan wajah cemas.

"Apa? "sahut ku terkejut.

Mataku mulai menelaah sudut demi sudut ruangan kelas sembari menunjukkan ekspresi tak percaya.

"Apa yang terjadi?" gumamku.

"Eun Bin apa kau mengigau?" ucap salah seorang yang berada di kelas.

Ternyata sekarang masih jam istirahat dan sekarang hanya ada lima murid yang berada di kelas termasuk diriku sendiri.

"Mengigau?" aku menatap lekat kearah nya.

"Iya setelah masuk ke kelas ini kami melihat mu tidur bertelungkup di meja lalu selang beberapa detik kemudian kau tiba tiba berteriak dan membuat kami ikut terkejut."

"Apa kau baik baik saja?" tanyanya lagi.

"Iya sekarang aku baik baik saja" sahutku seraya mulai bangkit dari kursi lalu berjalan pergi keluar kelas.

"Jika aku tertidur, apakah benar itu hanya mimpi?" ucapku dalam hati.

Aku kemudian berjalan menjauh dari kelas menuju sebuah toilet.

"Apakah benar itu hanya mimpi atau ini merupakan sebuah pertanda bahwa kau mendengarkan keinginan ku untuk bisa membantu mu tadi?" batinku.

Perasaan ku sungguh tak karuan. Aku mulai mencuci muka ku di wastafel sembari menarik nafas dengan panjang.

"Hei.. Hei!! Apa kau sudah dengar? Beberapa siswa yang lain katanya melihat murid baru di kantor kita, dia siswa laki laki" ucap seseorang.

"Benarkah? Apakah dia setampan pangeran di sekolah kita ini?" sahut yang lainnya lagi.

Beberapa orang terlihat melintas di depan toilet ini dan tentunya itu merupakan hal yang wajar.

Entahlah aku tidak bisa mendengar obrolan mereka dengan jelas dan sekarang suara mereka semakin lama semakin tenggelam bagai tertelan.

Dikelas.

Pembelajaran kembali di lanjutkan. Materi yang sedang di jelaskan oleh Guru kali ini tampaknya tidak bisa ku cerna dengan baik.

Di pikiran ku sekarang selalu teringat dengan sosok Chin Sun yang sudah aku liat sebelumnya, aku sungguh merindukannya. Bagaimana bisa aku melupakan apa yang barusaja ku lihat meski aku tidak tahu itu mimpi atau hanya halusinasi ku semata tapi yang jelas aku harus mencari tahu kebenarannya.

"Anak anak, Bapak minta perhatian kalian semua sekarang. Bapak ingin memperkenalkan murid baru yang akan bergabung di kelas kita ini."

"Wah benarkah?".

"Aku tak sabar bertemu dengannya."

Gemuruh bisik bisik murid di kelas ini bagai bersahutan satu sama lain tanpa henti.

"Eun Bin? Apa kau sakit??" tanyanya sembari melihat kearah ku.

Hal itu sontak membuatku berhenti melamun seketika.

"A—Apa? Tidak Pak, saya baik baik saja" sahutku yang semakin bingung karena melihat wajahnya yang semakin terlihat cemas.

"Eun Bin, hidungmu?" ucap salah seorang siswa di kelas ku.

Seketika suasana di kelas menjadi sangat sunyi di tambah kedatangan murid baru yang ingin di perkenalkan oleh Pak Guru tadi juga barusaja berjalan masuk ke dalam kelas ini dan sekarang ia berdiri tepat di samping Pak Guru.

Tentu ini menjadi terasa memalukan untuk ku.

Namun, tak lama kemudian tatapan semua murid kembali tertuju ke depan membuat ku sedikit tenang, aku mulai menyeka hidungku dan ternyata benar, wajah cemas mereka menunjukkan bahwa aku sedang tidak baik baik saja, ada darah yang keluar dari hidung ku dan semakin lama malah semakin banyak.

Aku bergegas menelaah kolong di bawah mejaku, sementara di depan sana sudah saling berbicara yang aku sendiri bahkan tidak menghiraukan nya sama sekali.

Aku tidak bisa menemukan tisu di bawah kolong meja ku sedangkan darahnya terus menerus keluar dengan derasnya, ini bukan pertama kalinya aku mimisan tapi mengapa mimisan ini seperti tidak biasa, apa yang terjadi. Lalu karena sudah merasa muak akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke toilet saja.

"Pak saya ingin izin ke toilet" ucapku dengan tangan yang berusaha terus menutup hidung sendiri dengan rapatnya.

"Iya Eun Bin dan cobalah untuk beristirahat di UKS jika kau memang tidak enak badan, Bapak akan memberikan mu izin."

"Iya Pak" sahutku sambil berlalu berjalan keluar kelas.

Namun, belum sempat aku berjalan melewati Pak Guru dan si murid baru ini tiba tiba, pandangan mata ku dengan murid baru itu bertemu. Aku berpikir ada apa dengannya yang menatap ku seakan penuh dengan tanda tanya. Entahlah.

Setelah pergi ke toilet aku berjalan menyusuri lorong kelas menuju ke ruang UKS yang berada tak jauh dari toilet ini.

Sesampainya di UKS, mata ku menjelajah sekitar dan aku menyadari bahwa tak ada siapapun di sini, tidak seperti biasanya kadang ada petugas UKS yang selalu menjaga di sini tapi mengapa sekarang aku tidak melihatnya.

Aku tidak ingin pusing memikirkannya, aku mencoba mencari tisu dan untungnya aku menemukan nya. Lalu setelah sedikit membaik aku mulai merebahkan badan ku sejenak saat melihat ranjang kecil yang ada di sana. Badanku yang dari tadi terasa tertusuk dan lelah mulai menghilang dengan sendirinya setelah aku merebahkan badanku dengan posisi yang cukup nyaman ini.

Suasana tenang dari ruangan kosong ini membuat ku merasa lebih baik dari sebelumnya, hembusan angin yang kian meniup gorden di samping aku berbaring sekarang juga mulai terasa anginnya.

Aku terlelap dengan nyenyaknya hanya dalam hitungan menit setelah mataku yang dari tadi sudah tidak karuan arahnya melihat sudut demi sudut ruangan UKS ini.

UKS ini tak jauh berbeda dengan UKS di sekolah sekolah lainnya.

WUSHHH.

Tiupan angin yang kian kencang semakin menghantam gorden dengan kuatnya. Harusnya sebelum tertidur lelap aku sebaiknya menutup jendelanya.

Terpopuler

Comments

thor

thor

duh mana malam lagi🥶😭

2024-06-13

0

canvie

canvie

thriller abisss

2024-06-10

0

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

semangat kak

2024-05-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!