Bismillah 🤲
Happy Reading 📖... 😊😍😜😝
*
*
*
Di sebuah hutan yang cukup luas , nampak bangunan yang cukup megah. Beberapa orang memakai baju serba hitam dengan senjata yang di kalungkan , mereka terlihat berkumpul sambil bercanda bersama teman - temannya yang lain.
Saat sedang asyik nya , keluarlah tiga pria berjalan ke arah mereka.
"Komandan Bima ,mau kemana? " tanya seorang laki - laki.
"Ke rumah sakit, nemuin Reza. " jawab Bima.
"Loh ada apa dengan Tuan Reza? "
"Iya, Tuan Reza kenapa di rumah sakit? "
Pertanyaan dari para anak buahnya yang terlihat khawatir.
"Kalian jangan khawatir, dia hanya menjaga Adik nya di sana kebetulan kami di suruh kesana sambil bawa makanan, " jawab Aldo seadaanya.
"Owh kirain Tuan yang sakit."
"Udah lah kami pergi dulu ya, jaga Mansion baik - baik kalok ada bahaya langsung telpon saja tetap awasi sekitar kalian jangan ada yang lengah faham!! " ucap Bima tegas.
"Faham!!" jawab temannya serentak.
Reza William bukan lah pekerja biasa ,namun ia adalah salah satu Ketua Mafia paling kejam dalam dunia gelap. Reza adalah pemimpin yang tak mengenal ampun saat melawan musuh nya , bahkan disaat ada yang menghalangi sebuah bisnis nya maka orang tersebut harus bersiap kehilangan nyawa dalam keadaan tragis.
Ethan mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, saat dalam perjalanan ia mampir di sebuah Kedai kecil ia memberhentikan mobil nya.
"Kenapa berhenti Al?" tanya Ethan.
"Mau beli makanan sebentar, " jawab nya.
Ia turun lalu membeli makanan yang sudah di beritahukan oleh Reza, setelah mendapat makanan yang di pesan oleh Reza, ia kembali masuk kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit.
Lima belas menit kemudian mereka sampai dan memasuki ruangan Nara yang sebelumnya sudah di beritahukan oleh Reza.
"Reza, " sapa Bima langsung nyelonong masuk.
"Syukurlah kalian cepet sampai , makanan nya mana? " tanya Reza.
"Ini sesuai pesanan ya." Aldo langsung menyerahkan kresek hitam tersebut.
"Thanks..!"
"Biasa aja."
Nara hanya terdiam menatap mereka, Ethan yang sedari tadi melihat arah tatapan Nara pun menghampiri nya di ikuti oleh Bima dan Aldo.
"Hai apa kabar? " tanya Bima ramah.
Nara yang di tanya bingung mau menjawab apa ? Karena ia terlalu malu dengan orang baru
"Dek,,, jangan takut atau malu, mereka temen - temen Kakak, " kata Reza , Nara hanya mengangguk.
"Apa kabar?" tanya Bima lagi.
Dengan gugup ia menjawab. " Ba baik Kak... "
"Bima, " ucap Bima saat tau ucapan Nara terhenti.
"Iya he... Kak Bima, " jawab nya nyengir ia menggaruk tengkuk yang tak gatal.
"Tidak usah malu ya, kamu bisa menganggap kami sebagai kakak mu juga..!" ujar Bima tersenyum.
"Iyah."
"Udah? Sekarang kamu makan ya!! Terus minum obat nih, pesenan kamu udah ada. Tapi ingat makan pedas nya cuman kali ini kalok hari lain nggak boleh awas aja!! " ancam Reza sambil memberikan kresek hitam berisi makanan serta Cilok yang di pesan.
"Aku tidak bisa janji ya Kak." balas Nara dengan gerakan cepat ia mengambil kresek tersebut.
"Hmmm sudah mulai bertingkah ya?!"
Semua tertawa melihat kerandoman mereka , namun Nara tidak perduli hanya peduli dengan makanan nya.
"Kak setelah ini kita pulang ya?" ucap Nara sambil membuka bungkusan makanan nya.
"Nggak boleh,,, kamu tetap disini sampai benar - benar pulih.!" jawab Reza langsung menolak.
Nara mengerucutkan bibir nya. " Yah Kakak, aku tuh bosen disini, yang di lakuin hanya tidur makan terus minum obat..."
"Namanya juga kamu sakit dek, kalok sudah sembuh ya kamu kayang , pargoy nggak papa, " jawab Reza ngarang ,lagi - lagi membuat yang lain tertawa.
"Ada - ada aja kamu Za. " kekeh Ethan yang membuka laptop nya.
"Ish Kak Reza!!! " teriak kesal Nara.
"Udah makan, nggak usah berisik..!" tegas Reza.
Nara hanya menurut dengan perasaan kesal ia melahap makanan tersebut, keringat mulai bercucuran karena saus cilok yang begitu pedas dan di campur kedalam makanan nya . Saat memakan cilok ia kembali menambah saus nya membuat Reza ngeri bersama yang lain.
"Nggak pedes apa dek? " tanya Reza.
"Kamu nanya???? " jawab Nara iseng dengan trend yang viral di sosial media.
"Bhahahah ,,Za kamu kena juga sama adik kamu hahahha..." tawa Aldo renyah saat itu.
"Sialan kamu Al,, udah diem kamu..!" kesal Reza.
Nara menutup mulut menahan tawa melihat kakak nya yang kesal, sembari melihat tiga teman kakak nya yang sedang sibuk dengan kerjaan masing - masing.
"Kak pengen pulang boleh ya,, aku mau masuk kuliah bosen disini.." ucap Nara.
Reza yang melihat keringat yang membasahi wajah adik nya, segera mengeluarkan sapu tangan dan mengusap kening serta wajah Nara.
"Ya boleh ya,,, please..!!" ucap Nara dengan wajah memelas.
"Ish ngeselin kamu ya,, udah tau kelemahan Kakak, " jawab Reza karena ia paling tak bisa melihat wajah memelas dari adik nya.
"Tapi boleh kan?" tanya Nara lagi.
"Iya - ya,,, nanti Kakak ngomong sama dokter deh, " balas Reza mengalah.
"Yeeeahh pulang!!! " teriak nya girang sambil memeluk sang Kakak nya, "thanks ya kakak muach." memberikan suara kecupan, karena tidak mungkin mencium kakak nya di depan temannya sendiri malu nya sampai ujung dunia mungkin ???
"Hmm,, yasudah kalok makanan nya sudah habis langsung minum obat terus istirahat lagi ya , Kakak ada kerjaan sebentar," ucap Reza.
"Oke."
Setelah selesai makan seperti yang di ucap kan oleh Reza , Nara segera meminum obat dan langsung merebahkan tubuh nya , karena ia belum terlalu pulih ia masih merasakan lemas pada bagian tertentu dengan cepat ia memejam kan matanya.
Reza memandang ke arah adik nya hanya tersenyum dan melanjutkan kembali berkutat di layar laptop nya melakukan kegiatan transaksi ilegal , tentu saja mereka harus siap jika sewaktu-waktu kegiatan mereka sudah di cium polisi.
"Aldo kamu sudah menyiapkan kan barang - barang nya? " tanya Reza namun pandangannya tak lepas layar.
"Sudah Za, kita hanya tinggal memperketat penjagaan jarak jauh jika sewaktu-waktu terjadi keadaan di luar kendali, " jawab Aldo serius.
"Bagus aku akan percayakan semuanya padamu, " ucap Reza.
Aldo mengangguk, lalu Bima yang melihat keseriusan mereka ikut mengeluarkan suara.
"Za kamu mau pergi nanti malam? " tanya Bima mengerutkan kening.
"Hmmm entah lah, "jawab Reza bingung.
"Kalok kamu mau pergi yasudah pergilah , biar nanti aku sama ethan yang menjaga Nara, " ujar Bima santai sambil meminum es boba yang tadi sempat ia beli di jalan menuju ke rumah sakit.
"Thanks buat kalian..." ucap Reza tersenyum simpul.
"Kalok Nara sudah pulang berarti kamu ikut pulang Za ? " tanya Ethan.
"Sementara waktu untuk pemulihan nya aku mau bawa dia ke mansion kita dulu, " jawab Reza.
"Emang nya nggak bahaya? "
"Enggak Et,,, kamu belum tau siapa dia sebenarnya, " kekeh Reza ,namun mereka hanya menggidik kan bahu.
"Oh ya aku lupa mau konsultasi dengan dokter dulu kapan Nara bisa pulang, " ucap Reza sambil beranjak dari duduk nya , ia segera keluar ruangan setelah di balas anggukan oleh teman - temannya.
Setelah menyusuri koridor rumah sakit, ia mengetuk pintu ruangan dokter itu.
"Masuk!" ucap seorang dokter dari dalam.
Reza segera masuk dan duduk di sebuah kursi yang di sediakan.
"Apa yang bisa kami bantu?" tanya dokter tersebut ramah.
"Kapan adik saya bisa pulang dok? " tanya Reza.
"Dari kemarin kami tidak menemukan gejala berbahaya pada pasien, tapi mungkin karena kondisi nya belum pulih makaknya membuat tubuh nya terasa lemas. Siang ini kami akan memeriksa pasien setelah cukup baik pasien boleh di pulangkan, " jawab Dokter tersebut.
"Baik Dok terimakasih saya permisi, " ucap Reza segera beranjak pergi.
"Iya sama - sama. "
Reza kembali masuk kedalam ruangan sang adik dan ikut bergabung bersama teman - temannya.
"Gimana hasil nya Za ?" tanya Aldo.
"Siang ini adik aku mau di periksa kalok sudah baik bisa pulang, " jawab Reza.
"Bagus lah kalok begitu."
"Iya ada kesempatan buat mulihin seni bela diri nya, " jawab Reza.
Ketiga temannya tercengang. " Ha..! Bela diri ? "
"Kompak banget...! " desis Reza.
"Heheh,, iya emang seriusan, Za ? " tanya Aldo.
"Yaiyalah, dulu pas waktu kecil kami tinggal bersama mendiang nenek karena Nara suka dengan film - film silat sampai - sampai nenek ku dulu memanggil seorang guru ahli bela diri dan mengajarkan kami berdua, " jawab Reza panjang lebar.
"Hebat dong ,terus apa lagi ? " tanya Ethan semakin kepo.
"Bukan hanya bela diri saja ,, dulu nara lahir prematur dan menyebabkan cacat bagian matanya , entahlah mungkin memang takdir yang mau nara istimewa setelah operasi mata penglihatan nya sangat tajam , dan memiliki kecerdasan rata - rata."
Ketiga temannya yang mendengar cerita Reza tentang Nara pun berdecak kagum. Nara dibilang culun karena ia cendrung pendiam dan kekerasan dari keluarganya termasuk sang ayah membuat nya menjadi lemah karena tidak ada seorang penyemangat untuk nya selalu bangkit, tapi kini sang kakak telah kembali dan saat nya lah Nara berubah.
"Hebat juga ya Za , ternyata sifat pendiam nya menyimpan begitu banyak misteri tentang jati dirinya, " ujar Bima.
"Betul, Bim, aku aja kalah sama dia, " jawab Reza.
Setelah lama mengobrol waktu siang sudah masuk dan datanglah beberapa suster dan juga dokter kedalam ruangan Nara.
"Pasien masih tidur Dok, " ujar Reza.
"Biarkan saja,, saya cuma meriksa tekanan darah dan detak jantung nya, " jawab Dokter tersebut.
"Baik Dok."
Lima menit kemudian dokter pun selesei dan keluar setelah memastikan keadaan Nara.
"Gimana hasil nya Dok? " tanya Reza.
"Pasien bisa pulang nanti, tapi jangan sampai lupa rutin minum obat sampai benar - benar pulih, dan luka di tangannya belum terlalu mengering jangan biarkan mengangkat yang berat - berat karena jahitan di tangannya bisa terlepas! " jelas dokter itu.
"Baik Dok terimakasih.!" dokter mengangguk dan langsung keluar dari ruangan tersebut.
Reza merasa lega setelah dokter mengizinkan adik nya untuk pulang, ia bisa menemukan banyak kesempatan untuk memulihkan kondisi Nara di markas sebelum ia kembali pulang kerumah.
"Siapkan saja dulu pakaiannya biar nanti sore kita langsung berangkat! " ujar Bima.
"Iya, Bim, santai aja..Bim baju Nara cuman satu yang di pakai yang lainnya masih bersih belum sempat ganti, " balas Reza.
"Terus baju kamu mana? " tanya Ethan lagi.
"Aku cuman bawa blazer sama baju yang kemarin aku pakek, " jawab Reza mengingat dirinya yang tergesa - gesa pulang demi menemui sang adik di rumah sakit.
"Yasudah nanti biar suruh Aldo aja yang beliin baju itu taruh dalam paper bag..!" ucap Bima.
"Hmm ngerti aja kamu Bim kalok aku pengen ganti."
"Yaiyalah, sudah Al pergi sebentar cari toko baju buat Reza! " langsung menyuruh Aldo.
"Iya Bim. "
Aldo langsung melangkah pergi,namun terhentikan oleh Reza. "Kamu mau ke toko nggak bawa uang buat bayar nanti apa ? "
"Ck.. eh Za aku punya uang sendiri lagian gaji yang kamu kasih juga masih numpuk di ATM." jawab Aldo santai.
"Kamu nggak pernah pakek emang? " tanya Reza.
"Iya,, aku tabung saja buat pulang kampung. " Aldo dengan segera melangkah keluar dari ruangan tersebut untuk mencari toko baju.
"Sialan tuh anak belum selesai ngomong main di tinggal.!" gerutu Reza.
Bima dan Ethan hanya menggeleng melihat kedua sahabat nya yang terkadang akur terkadang tidak, namun hal itulah yang bisa menciptakan keharmonisan di antara persahabatan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
𝓓𝓮𝓪
reza masih sakit aja hiks hiks kasian banget
2023-06-08
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻𝘼𝙎𝙍𝙄k⃟K⃠
ya Allab aku benar² penasaran sama makanan yg dipesan Nara lewat kakaknya,ternyata cilok 🤦🤣
2023-06-07
0
[ OFF ]
Aldo, uangmu yang numpuk di ATM buat aku saja ya kwkwkw
2023-05-22
0