Bismillah....
Happy Reading.....😊😍😜😝
*
*
*
Pagi menyapa, suara kicauan burung kenari menambah kesan keindahan, tak lupa sinar yang terpancar begitu terang di sambut dengan udara yang sejuk mampu menembus tulang membuat orang malas untuk meninggalkan kasur yang empuk.
Namun tidak dengan para pekerja keras, pagi - pagi mereka telah berangkat dengan kerjaan masing - masing.
Pagi ini Reza terbangun dari tidurnya, ia segera melihat jam yang ada di pergelangan tangan nya, jam masih menunjukkan pukul 06.30 menit. Ia menatap ke arah Adiknya yang masih setia dengan tidur panjang nya.
"Dek kapan kamu sadar? Apakah mimpi mu terlalu bagus sehingga kamu enggan membuka mata?" guman Reza.
Dari balik kamar mandi ruangan tersebut, keluar lah wanita paruh baya yang tak lain Bik Rumi.
"Tuan muda sudah bangun? Maaf bibik tidak membangunkan, " ujar Bik Rumi merasa bersalah.
"Tak apa bik, lagian saya tidak ada kesibukan juga, yasudah saya bersih- bersih dulu, " ucap Reza sambil melangkah ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian Reza keluar dengan keadaan segar, ia nampak lebih fresh dari hari kemarin kemudian ia menghampiri Bik Rumi.
"Bik,, bibik pulang aja dulu, biar saya yang jaga Nara di sini, bibik juga butuh istirahat banyak dari kemarin terlihat capek!" ujar Reza.
"Nggak papa emangnya kalok bibik tinggal?" tanya Bik Rumi.
"Iya bik, nanti biar saya pesanin taxi aja ya." Bik Rumi hanya mengangguk.
"Oh ya Tuan Muda , Dokter berpesan kalok Nona nara sudah sadar langsung panggil Dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, jangan terlalu khawatir Nona Nara baik - baik saja tidak ada penyakit berat hanya saja kesadarannya belum dapat di pastikan, " jelas Bik Rumi.
"Syukurlah bik, saya lega setelah mendengar nya."
"Tuan Muda yang sabar ya."
Setelah beberapa menit, Reza membantu Bik Rumi meyiapkan barang yang akan di bawa pulang. Tak lama taxi yang di pesan pun datang untuk mengantarkan Bim Rumi ke kediaman William.
Sedangkan Reza, ia memeriksa pekerjaan nya untuk sementara sambil menunggu Nara sadar.
"Ja- jangan pe- per gi...! " guman seorang perempuan yang sedang terbaring.
Suara tersebut mengalihkan pandangan Reza ke arah Adik nya ,ia menaruh HP nya dan menghampiri sang Adik.
"Dek ... bangun... " panggil Reza lembut.
Perlahan mata itu terbuka dan yang pertama ia lihat hanyalah dinding putih dan bau obat menyeruak masuk ke hidung nya . Pandangannya jatuh kepada sosok orang yang ia rindukan selama ini, entah itu mimpi atau nyata? Pikir nya. Ia bangun perlahan ingin menggapai wajah tersebut.
"Ka- kak Reza..." gumannya lemah.
Reza langsung menghambur memeluk Adik nya. "Dek kamu sudah sadar kan? Ini Kakak." tanya Reza tak sanggup lagi air mata yang ia tahan kini terjatuh.
"Kakak kapan pulang, hiks.. aku rindu sama Kakak aku nggk mau Kakak pergi lagi hikss.. hiks... jangan pergi!!!! " kata Nara menangis sambil memeluk tubuh kakak nya erat.
Reza mengelus pelan rambut sang adik sambil memberikan kecupan kepadanya. "Iya kakak janji mulai sekarang nggak bakalan ninggalin kamu dek Kakak janji!"
Nara hanya terdiam, biarlah air matanya tumpah dalam pelukan sang kakak dia terlalu capek dengan takdir yang ia miliki, dia terlalu lelah menghadapi semuanya sendirian. Di cambuk di pukul , di tampar berkali - kali semua ia hadapi sendirian tanpa kehadiran sang kakak di sampingnya yang selalu melindungi nya.
Reza semakin mengeratkan pelukannya, menyalurkan rasa kasih sayang setelah di tinggal lama ke Negeri yang sangat jauh.
"Udah dek jangan nangis lagi oke? Keep spirit oke?!"
"Adek gak mimpi kan Kak? Ini beneran Kakak bagaimana Kakak bisa ada di sini?" tanya Nara masih setia menyandarkan kepalanya di ada bidang Reza.
"Bik Rumi yang menelpon, katanya kamu terluka dan masuk rumah sakit, " jawab Reza sambil melihat tangan adik nya yang di perban.
"Hmm ssh awh sakit Kakak jangan di pegang! " ujar Nara meringis ketika tangannya di sentuh.
"Lagian kamu ngapain sih pakek nyayat tangan segala?!" tanya Reza kesal melihat tingkah kecerobohan adik nya.
"Aku ingin mati aja Kak , daripada di siksa terus bahkan aku di katakan culun sama orang yang sudah aku percaya jauh - jauh hari, " jawab Nara merasa sedih.
"Siapa yang mengatakan kamu culun?" tanya Reza.
"Orang yang pernah aku sukai, " jawab nya keceplosan, "astaga!!" ia langsung membekap mulutnya sendiri.
"Nah berani sudah cinta - cinta? Siapa laki - laki itu jawab!" tegas Reza.
"Eeh- an- anu.. itu Kak..." ucap nya terbata.
"Jawab yang jelas....!!" tekan Reza.
"Iya dia sekarang pacar nya Kak Jennifer, " langsung menjawab , ia takut melihat ketegasan Kakak nya.
"Tau nggak kenapa kamu bisa di katakan culun dek?" tanya Reza membuat adik nya bingung.
"Kenapa? "
"Dek dengerin kakak ya,, kamu itu jangan terlalu pendiam, harus tegas menghadapi semuanya. Jangan sampai orang - orang di luaran sana mengira kamu perempuan yang tidak bisa dalam segala hal..!"
"Jangan pakai kacamata lagi, buang jauh - jauh kacamata itu!. Buat apa selama ini kamu belajar semua tentang dunia saat kita tinggal bersama nenek jika tidak kamu tunjukkan kepada dunia? Dunia ini keras dek, " jelas Reza panjang lebar.
Benar apa yang di katakan oleh Kakak nya, Nara terlalu pendiam dan tidak terlalu berbicara, ia pula jarang bergaul bersama teman kampus nya sehingga dirinya sering di jadikan bahan bullying oleh temannya.
Namun di balik itu, Nara adalah sosok yang sempurna meski ia pernah mengalami cacat ketika waktu kecil maka ketika besar ia harus menjadi sempurna dan menunjukkan kepada dunia bahwa dirinya itu hebat.
Nara hanya mengangguk. "Tapi kak susah buat seperti itu, nanti kalok aku dikerjain gimana?" tanya Nara.
"Kamu kan bisa bela diri dek, selama ini kayak nya kamu nggak pernah latihan ya? makaknya lemah? " ledek Reza.
Bugh!
Nara meninju lengan sang kakak menggunakan tangan kirinya.
"Ssh awh sakit dek..!" ringis Reza.
"Uhh makaknya jangan ngeledek lagi, ya emang aku nggak pernah latihan Kak di rumah takut sama Dady, " jawab Nara menunduk.
"Mulai sekarang jangan pernah tinggal di rumah sendirian , kemanapun kakak pergi kamu harus ikut!" putus Reza.
"Hmmm iya deh nurut sama Kakak aja, " jawab Nara pasrah.
"Nah gitu dong, gimana sedih nya udah hilang belum?" kekeh Reza.
"Kakak itu penyembuh semua luka yang telah di berikan oleh orang lain, Kakak itu segalanya bagiku jika Kakak pergi aku juga harus pergi karena aku takut tanpa kehadiran Kakak aku tidak sanggup lagi hidup menderita, karena seorang pahlawan dan penolongku meninggalkan ku, " jawab Nara panjang lebar.
"Dih gombal sama Kakak sendiri yahahah.." Reza tertawa renyah mendengar penuturan adik nya.
"Lah kok ketawa sih , ish nyebelin banget deh..!" kesal Nara.
"Heheh iya deh iya,, kakak nggak akan pernah pergi, kakak kan sudah janji dulu sama nenek sebelum nenek meninggalkan kita selamanya bahwa kamu tidak boleh terluka sedikitpun, " jawab Reza mengenang mendiang nenek nya.
"Aku rindu sama nenek Kak, " ucap Nara.
"Sama Kakak juga rindu, bagaimana kalok kita ke makam nya?" usul Reza.
"Ide bagus Kak,, tapi nanti kalok aku sudah pulih masih lemes, " jawab Nara merasa senang bisa ke makam nenek nya.
"Baiklah , oh ya lupa Kakak harus manggil dokter buat periksa kamu. " setelah di balas anggukan Nara , Reza segera keluar menemui dokter tak lama dokter bersama Reza masuk kedalam ruangan Nara.
Setelah di periksa hasil nya mulai membaik dan membuat perasaan Reza lega.
"Gimana hasil nya Dok? " tanya Reza.
"Syukurlah kondisi nya mulai membaik, luka di tangannya jangan terlalu kena air ya jangan sampai basah dah jangan lupa minum obat dengan sesuai anjuran dokter dan juga resep nya" jawab Dokter tersebut sambil memberikan daftar resep obat.
"Terimakasih dok. "
"Sama - sama , baiklah kalok begitu saya keluar dulu permisi. "
Dokter pun keluar sambil membawa kembali perlengkapan yang di pakai untuk memeriksa Nara sebelum nya.
"Denger kan? Tangannya nggak boleh basah!" tanya Reza ke adik nya.
"Ish apa sih Kak, yaiyalah denger di kira budek apa?!" balas Nara mengerucutkan bibir nya.
"Bibir nya ituloh dek jangan di majuin makin jelek, " ledek Reza semakin menambah adik nya kesal.
"Udah Kak Reza stop deh , sana beliin aku makanan lapar nih jangan lupa dengan cilok yang pedas ya ..!"ujar Nara.
"Tidak boleh makan pedas ntar sakit perut siapa yang repot?!" seru Reza khawatir.
"Yaudah kalok nggak mau aku nggak makan simpel kan?" balas Nara.
"Ye ngancam kamu dek , yaudah - yaudah nih mau nelpon temen kakak dulu suruh beliin sambil bahas kerjaan, " jawab Reza pasrah.
"Gak pakek lama!"
"Iya adek ku yang bawelll. "
Reza segera mendial nomer telpon temannya tak lama telpon tersambung.
"Hallo Al, kamu di mana?" tanya Reza.
"Kamu nanya ???" balas Aldo iseng mengikut trend yang sedang Viral tak lupa suara dua orang yang tak asing sedang tertawa cekikikan mendengar mereka.
"Sialan kamu Al,, aku serius..!" bentak Reza.
"Iya iya nih di mansion mau apa?"
"Adik ku sudah sadar, sembari bahas kerjaan mending kamu kesini ajak ethan sama bima sekalian beli makanan jangan lupa cilok saus pedas..!" kata Reza menjabarkan makanan.
" Dih , kamu kira aku tukang pengantar makanan apa? Seenak jidat kamu suruh, " jawab Aldo.
"Kamu mau aku potong gaji bulanan kamu?" ancam Reza.
"Yah jangan dong Za, main potong gaji aja jangan ya kamu kan bos yang sangat baik .." jawab Aldo cengengesan.
"Ya makaknya buruan,, lelet banget sih kalok ada musuh kamu lelet kayak gini orang dalam bahaya Fu*k..!" umpat Reza kesal.
"Yaudah ya, nih mau berangkat. " telpon pun terputus.
"Tunggu ya dek, bentar lagi makanan nya datang, " ucap Reza.
"Iyaudah deh. "
Sambil menunggu makanan, Reza terus saja menggoda adik nya sehingga menimbulkan rasa hangat bagi Nara . Begitulah adik dan kakak ketika bertemu layak nya musuh kadang akur kadang tidak namun hal seperti itulah yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang untuk kakak dan adik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Reza perhatian ke bik Rumi sampai menyuruh bik Rumi pulang
2023-06-09
1
ᶠⁱᵛᵉɓ.ᶻ
kasian Nara jd trauma, takut jga sampe Kaka Reza ninggalin dia lg
2023-05-23
0
ᔑᗴᖇᗩᕼ しᑌ
mantab jiwa mah dpt kawan kompak gini
2023-05-22
0